Perang Saudara Terjadi di Mataram Pascawafatnya Panembahan Senopati
Sabtu, 10 September 2022 - 07:05 WIB
Pengangkatan Hanyakrawati sebagai raja Mataram pascawafatnya Panembahan Senopati menimbulkan ketidakpuasan. Salah satu ketidakpuasan yang muncul dari kakak tirinya Pangeran Puger. Padahal secara umum Hanyakrawati lebih muda dibanding dengan Pangeran Puger.
Konon inilah awal mula kecemburuan Pangeran Puger muncul. Dikutip dari buku "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, Puger merasa dirinya lebih layak mewarisi tahta Mataram daripada adiknya. Tetapi takdir memang tak berpihak kepada Pangeran Puger. Ia akhirnya tak bisa menduduki posisi raja.
Sadar akan kekecewaan kakak tirinya menjadikan Hanyakrawati mencoba melakukan pendekatan dan memberikan jabatan kakaknya menjadi Adipati Demak. Puger pun menerima posisi itu, tetapi ia masih tidak puas. Ia memutuskan untuk melakukan pemberontakan suatu ketika.
Bahkan ia berkeinginan agar wilayah Demak melepaskan diri dari kekuasaan Mataram. Alhasil pada 1602 Masehi terjadilah perang saudara antara Demak melawan Mataram. Perang saudara antara Mataram melawan Demak ini berlangsung sekitar tiga tahun.
Pada perang ini, Pangeran Puger didukung oleh Adipati Gending, serta Adipati Panjer. Pangeran Puger menuntut daerah Demak hingga ke Tambak Uwos, Jawa Timur sebagai kerajaan sendiri. Agaknya upaya Pangeran Puger ini dalam rangka untuk mengembalikan kejayaan Demak serta Dinasti Majapahit. Tetapi usahanya tidak tercapai.
Panembahan Hanyakrawati mengakhiri perlawanan pemberontakan oleh kakak tirinya dengan mengirimkan Tumenggung Suranata atau Ki Gede Mestaka, pada 1605 Masehi, untuk memadamkan pemberontakan. Peperangan pun dimenangkan oleh Mataram.
Pada 1605, Pangeran Puger berhasil ditangkap dan diasingkan ke Kudus. Putra Pangeran Puger kemudian diangkat sebagai Adipati Pati, yang bergelar Adipati Pragola. Kelak adipati inilah yang juga melakukan pemberontakan ke Mataram, yang dikenal dengan pemberontakan Pragola II.
Lihat Juga: Apa Saja Usaha yang Dilakukan untuk Menumpas Pemberontakan PRRI Permesta? Ini 6 Operasinya
Konon inilah awal mula kecemburuan Pangeran Puger muncul. Dikutip dari buku "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, Puger merasa dirinya lebih layak mewarisi tahta Mataram daripada adiknya. Tetapi takdir memang tak berpihak kepada Pangeran Puger. Ia akhirnya tak bisa menduduki posisi raja.
Sadar akan kekecewaan kakak tirinya menjadikan Hanyakrawati mencoba melakukan pendekatan dan memberikan jabatan kakaknya menjadi Adipati Demak. Puger pun menerima posisi itu, tetapi ia masih tidak puas. Ia memutuskan untuk melakukan pemberontakan suatu ketika.
Bahkan ia berkeinginan agar wilayah Demak melepaskan diri dari kekuasaan Mataram. Alhasil pada 1602 Masehi terjadilah perang saudara antara Demak melawan Mataram. Perang saudara antara Mataram melawan Demak ini berlangsung sekitar tiga tahun.
Pada perang ini, Pangeran Puger didukung oleh Adipati Gending, serta Adipati Panjer. Pangeran Puger menuntut daerah Demak hingga ke Tambak Uwos, Jawa Timur sebagai kerajaan sendiri. Agaknya upaya Pangeran Puger ini dalam rangka untuk mengembalikan kejayaan Demak serta Dinasti Majapahit. Tetapi usahanya tidak tercapai.
Panembahan Hanyakrawati mengakhiri perlawanan pemberontakan oleh kakak tirinya dengan mengirimkan Tumenggung Suranata atau Ki Gede Mestaka, pada 1605 Masehi, untuk memadamkan pemberontakan. Peperangan pun dimenangkan oleh Mataram.
Baca Juga
Pada 1605, Pangeran Puger berhasil ditangkap dan diasingkan ke Kudus. Putra Pangeran Puger kemudian diangkat sebagai Adipati Pati, yang bergelar Adipati Pragola. Kelak adipati inilah yang juga melakukan pemberontakan ke Mataram, yang dikenal dengan pemberontakan Pragola II.
Lihat Juga: Apa Saja Usaha yang Dilakukan untuk Menumpas Pemberontakan PRRI Permesta? Ini 6 Operasinya
(don)
tulis komentar anda