Raden Sungging, Bangkit dari Kubur Setelah Dibunuh Belanda dan Makamnya Dijaga Sepekan
Minggu, 03 April 2022 - 07:17 WIB
BANDUNG - Raden Sungging merupakan tokoh kharismatik masyarakat di sekitar Citayam dan Depok yang melawan kolonial Belanda.
Dia digambarkan sebagai sosok ulama berperawakan kecil, janggut panjang, dengan sorban hijau yang selalu tampil membakar semangat rakyat untuk melakukan perlawanan.
Berdasarkan cerita turun-temurun, Raden Sungging yang berasal dari Mataram (ada yang menyebut dari Demak) memiliki karomah dan ilmu kedigjayaan tinggi.
Bersenjatakan sebilah keris dia memimpin rakyat melawan penjajah sampai ke Jatinegara dan Bekasi. Namun, Raden Sungging tertangkap dan dijatuhi hukuman mati sehingga pasukannya kembali ke Citayam dan Depok.
Sebelum dieksekusi, Raden Sungging mengajukan permintaan terakhir untuk disediakan makanan, minuman, dan rokok kesukaannya. Ketika selesai menyantap semua hidangan, sebelum dieksekusi, mendadak Raden Sungging meninggal hingga semua pejabat Belanda kaget.
Pasukan Belanda menguburkan dan menjaga makam Raden Sungging selama satu pekan. Setelah sepekan, para prajurit Belanda meninggalkan makam tersebut dan timbul keanehan.
Konon menurut cerita yang percaya warga sekitar secara turun-temurun, Raden Sungging bangkit dari kuburnya dan berjalan menuju Citayam. Dia kembali memimpin rakyat dan memperingatkan penjajah Belanda tidak berbuat semena-mena terhadap rakyat.
Dan menurut cerita, ancamannya kali ini ternyata membuat takut Belanda. Kejadian ini membuat gembira rakyat dan menyerukan kata-kata “Ratu Jaya..Ratu Jaya..” Sampai akhirnya Raden Sungging wafat dan dimakamkan di daerah Pondok Terong, Pancoran Mas, Depok.
Sekarang Citayam sudah menjadi daerah yang ramai penduduk dan permukiman yang padat. Seiring banyaknya pendatang dari luar daerah, pembangunan permukiman pun begitu pesat. Baca: Kisah Mbah Ma'shum Lasem, Santri Pengembara yang Tahu Waktu Kematiannya.
Dia digambarkan sebagai sosok ulama berperawakan kecil, janggut panjang, dengan sorban hijau yang selalu tampil membakar semangat rakyat untuk melakukan perlawanan.
Berdasarkan cerita turun-temurun, Raden Sungging yang berasal dari Mataram (ada yang menyebut dari Demak) memiliki karomah dan ilmu kedigjayaan tinggi.
Bersenjatakan sebilah keris dia memimpin rakyat melawan penjajah sampai ke Jatinegara dan Bekasi. Namun, Raden Sungging tertangkap dan dijatuhi hukuman mati sehingga pasukannya kembali ke Citayam dan Depok.
Sebelum dieksekusi, Raden Sungging mengajukan permintaan terakhir untuk disediakan makanan, minuman, dan rokok kesukaannya. Ketika selesai menyantap semua hidangan, sebelum dieksekusi, mendadak Raden Sungging meninggal hingga semua pejabat Belanda kaget.
Pasukan Belanda menguburkan dan menjaga makam Raden Sungging selama satu pekan. Setelah sepekan, para prajurit Belanda meninggalkan makam tersebut dan timbul keanehan.
Konon menurut cerita yang percaya warga sekitar secara turun-temurun, Raden Sungging bangkit dari kuburnya dan berjalan menuju Citayam. Dia kembali memimpin rakyat dan memperingatkan penjajah Belanda tidak berbuat semena-mena terhadap rakyat.
Dan menurut cerita, ancamannya kali ini ternyata membuat takut Belanda. Kejadian ini membuat gembira rakyat dan menyerukan kata-kata “Ratu Jaya..Ratu Jaya..” Sampai akhirnya Raden Sungging wafat dan dimakamkan di daerah Pondok Terong, Pancoran Mas, Depok.
Sekarang Citayam sudah menjadi daerah yang ramai penduduk dan permukiman yang padat. Seiring banyaknya pendatang dari luar daerah, pembangunan permukiman pun begitu pesat. Baca: Kisah Mbah Ma'shum Lasem, Santri Pengembara yang Tahu Waktu Kematiannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda