Warga KBB Buru Minyak Goreng Curah, Keberadaannya di Pasar Jadi Barang Langka
Kamis, 24 Maret 2022 - 20:45 WIB
BANDUNG BARAT - Keberadaan minyak goreng curah di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bandung Barat (KBB), sulit didapatkan. Hal itu dikarenakan tingginya permintaan masyarakat sementara stok barangnya minim akibat tidak ada pengiriman.
Terjadinya kenaikan permintaan minyak goreng curah ini, mulai terjadi pascanaiknya harga minyak goreng kemasan setelah pemerintah mencabut subsidi minyak goreng satu harga. Akibatnya minyak goreng kemasan yang awalnya Rp14.000/liter, kini menjadi Rp48.000/dua liter.
Hal itu yang membuat masyarakat menjerit sehingga banyak yang akhirnya beralih ke minyak goreng curah yang oleh pemerintah Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp14.000/liter sampai Rp14.500/liter. Namun akibat tingginya permintaan harga minyak jenis ini sekarang dijual Rp18.000/liter.
"Sekarang masyarakat banyak yang nyari minyak goreng curah, makanya harganya juga jadi naik karena pembeli banyak tapi stoknya sedikit," kata salah seorang pedagang di Pasar Panorama Lembang, Samsi (27), Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi dalam seminggu terakhir setelah harga minyak goreng kemasan naik drastis. Namun saat ini ketersediaannya menipis lantaran tidak adanya pasokan dari distributor maupun agen. Sehingga kondisi saat ini kebalikan dari saat minyak goreng kemasan murah.
Dikatakannya, rata-rata pedagang di Pasar Panorama, Lembang, kini hanya menerima stok 50 kilogram minyak curah. Sebaliknya, minyak goreng kemasan cukup melimpah di pasar tetapi harganya lebih mahal sehingga hanya kalangan tertentu saja yang beli. Sementara untuk pedagang gorengan kebanyakan memilih minyak curah.
"Kasian ke pedagang kecil seperti pedagang makanan dan penjual goreng, karena kalau beli minyak goreng kemasan keuntungan mereka gak ada, kecuali kalau berani naikin harga, tapi pasti konsumen keberatan," tuturnya.
Baca: Pria Bitung Ini Diringkus Polisi karena Cabuli Anak Tiri.
Dirinya sempat mendapat informasi dari Disperindag bahwa akan ada minyak curah dari Kementerian Perdagangan yang dijual ke pedagang di pasar tradisional. Tapi sampai sekarang rencana tersebut belum juga terlaksana, padahal sebentar lagi mau puasa sehingga pasti banyak masyarakat yang nyari. Baca Juga: Didesak Menikah, Pria Beristri Bunuh Selingkuhan dan Buang Mayat ke Kebun Sawit.
"Semoga saja menjelang bulan suci Ramadan nanti harga-harga kembali normal, khususnya minyak goreng yang sudah beberapa bulan ini harganya sangat memberatkan," pungkasnya.
Terjadinya kenaikan permintaan minyak goreng curah ini, mulai terjadi pascanaiknya harga minyak goreng kemasan setelah pemerintah mencabut subsidi minyak goreng satu harga. Akibatnya minyak goreng kemasan yang awalnya Rp14.000/liter, kini menjadi Rp48.000/dua liter.
Hal itu yang membuat masyarakat menjerit sehingga banyak yang akhirnya beralih ke minyak goreng curah yang oleh pemerintah Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp14.000/liter sampai Rp14.500/liter. Namun akibat tingginya permintaan harga minyak jenis ini sekarang dijual Rp18.000/liter.
"Sekarang masyarakat banyak yang nyari minyak goreng curah, makanya harganya juga jadi naik karena pembeli banyak tapi stoknya sedikit," kata salah seorang pedagang di Pasar Panorama Lembang, Samsi (27), Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi dalam seminggu terakhir setelah harga minyak goreng kemasan naik drastis. Namun saat ini ketersediaannya menipis lantaran tidak adanya pasokan dari distributor maupun agen. Sehingga kondisi saat ini kebalikan dari saat minyak goreng kemasan murah.
Dikatakannya, rata-rata pedagang di Pasar Panorama, Lembang, kini hanya menerima stok 50 kilogram minyak curah. Sebaliknya, minyak goreng kemasan cukup melimpah di pasar tetapi harganya lebih mahal sehingga hanya kalangan tertentu saja yang beli. Sementara untuk pedagang gorengan kebanyakan memilih minyak curah.
"Kasian ke pedagang kecil seperti pedagang makanan dan penjual goreng, karena kalau beli minyak goreng kemasan keuntungan mereka gak ada, kecuali kalau berani naikin harga, tapi pasti konsumen keberatan," tuturnya.
Baca: Pria Bitung Ini Diringkus Polisi karena Cabuli Anak Tiri.
Dirinya sempat mendapat informasi dari Disperindag bahwa akan ada minyak curah dari Kementerian Perdagangan yang dijual ke pedagang di pasar tradisional. Tapi sampai sekarang rencana tersebut belum juga terlaksana, padahal sebentar lagi mau puasa sehingga pasti banyak masyarakat yang nyari. Baca Juga: Didesak Menikah, Pria Beristri Bunuh Selingkuhan dan Buang Mayat ke Kebun Sawit.
"Semoga saja menjelang bulan suci Ramadan nanti harga-harga kembali normal, khususnya minyak goreng yang sudah beberapa bulan ini harganya sangat memberatkan," pungkasnya.
(nag)
Lihat Juga :
tulis komentar anda