Kapasitas TPS di Cimahi Belum Ideal, Sampah Kerap Meluber ke Jalan
Jum'at, 12 Juni 2020 - 20:21 WIB
CIMAHI - Jumlah tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di Kota Cimahi dinilai belum cukup untuk menampung sampah sebelum akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Kendala itu persoalan lahan terbatas dan sulit dicari mengingat tidak setiap kawasan bersedia di tempat mereka dibuatkan TPS Sampah. (BACA JUGA: Bandung, Subang, Cimahi Naik ke Zona Biru, Garut Turun Kelas Jadi Kuning )
"Kalau bicara TPS sampah jelas masih belum ideal, karena kami terkendala dengan lahan. Makanya kadang sampah yang ditampung di TPS seringkali meluber," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Mochammad Ronny, Jumat (12/6/2020). (BACA JUGA: Pemkot Cimahi Siapkan Skema PSBB Parsial dan New Normal Berdampingan )
Saat ini, kata Ronny, jumlah TPS sampah permanen yang dikelola DLH Kota Cimahi baru ada 16 titik yang tersebar di 15 kelurahan. Keberadaan TPS itu ditopang dengan 8 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). Sementara idealnya di setiap kawasan atau di maksimal 6 RW ada 1 TPS, sehingga volume buangan sampah warga masih bisa tertampung. (BACA JUGA: Angka Bumil Tinggi di Masa Pandemi, Pasutri Cimahi Diminta Tunda Punya Anak )
Menurutnya, salah satu alternatif dalam mengatasi persoalan tersebut pihaknya sering menyimpan bak truk sampah agar tidak terjadi tumpukan sampah. Salah satunya seperti di pinggir Jalan Mahar Martanegara karena di sana kan belum ada TPS. Ke depan, dirinya ingin menamba TPS dengan mengedepankan pengelolaan sampah sejak dari sumber melalui program zero waste.
"Program ini sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Yakni, sampah dipilah sejak dari sumber untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat. Kemudian nantinya sampah yang dibuang ke TPA hanya residunya saja atau sampah yang tidak bisa didaur ulang," tuturnya.
Rencana awal, pihaknya akan menerapkan program tersebut di Kelurahan Cibabat dan Pasirkaliki dengan anggaran Rp1,7 miliar. Tapi dikarenakan ada COVID-19 anggaran tersebut di-refocusing.
Data DLH Kota Cimahi, menyebutkan timbulan sampah tahun 2019 mencapai 270,399 ton/hari. Komposisi sampahnya meliputi sampah organik 50,6%, kertas 8,6%, plastik 15,6%, logam 3,1%, kain 5,3%, gelas kaca 3,0%, B3RT 1,4% dan sampah lainnya 12,5%.
"Yang bisa tertangani hanya 259,757 ton (96,06%)/hari, dan yang tidak tertangani 10,642 ton (3,94%). Yang tertangani itu ada yang tereduksi dari sumber sebesar 37,077 ton ata 3,71%/hari dan yang diangkut ke TPA sebanyak 222,68 ton/hari atau 82,35%," sebutnya.
Lihat Juga: Tak Perlu Retribusi Sampah, Suswono: Kita Harap Mesin Modern Pengelolaan Sampah di Tiap RW
Kendala itu persoalan lahan terbatas dan sulit dicari mengingat tidak setiap kawasan bersedia di tempat mereka dibuatkan TPS Sampah. (BACA JUGA: Bandung, Subang, Cimahi Naik ke Zona Biru, Garut Turun Kelas Jadi Kuning )
"Kalau bicara TPS sampah jelas masih belum ideal, karena kami terkendala dengan lahan. Makanya kadang sampah yang ditampung di TPS seringkali meluber," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Mochammad Ronny, Jumat (12/6/2020). (BACA JUGA: Pemkot Cimahi Siapkan Skema PSBB Parsial dan New Normal Berdampingan )
Saat ini, kata Ronny, jumlah TPS sampah permanen yang dikelola DLH Kota Cimahi baru ada 16 titik yang tersebar di 15 kelurahan. Keberadaan TPS itu ditopang dengan 8 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). Sementara idealnya di setiap kawasan atau di maksimal 6 RW ada 1 TPS, sehingga volume buangan sampah warga masih bisa tertampung. (BACA JUGA: Angka Bumil Tinggi di Masa Pandemi, Pasutri Cimahi Diminta Tunda Punya Anak )
Menurutnya, salah satu alternatif dalam mengatasi persoalan tersebut pihaknya sering menyimpan bak truk sampah agar tidak terjadi tumpukan sampah. Salah satunya seperti di pinggir Jalan Mahar Martanegara karena di sana kan belum ada TPS. Ke depan, dirinya ingin menamba TPS dengan mengedepankan pengelolaan sampah sejak dari sumber melalui program zero waste.
"Program ini sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Yakni, sampah dipilah sejak dari sumber untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat. Kemudian nantinya sampah yang dibuang ke TPA hanya residunya saja atau sampah yang tidak bisa didaur ulang," tuturnya.
Rencana awal, pihaknya akan menerapkan program tersebut di Kelurahan Cibabat dan Pasirkaliki dengan anggaran Rp1,7 miliar. Tapi dikarenakan ada COVID-19 anggaran tersebut di-refocusing.
Data DLH Kota Cimahi, menyebutkan timbulan sampah tahun 2019 mencapai 270,399 ton/hari. Komposisi sampahnya meliputi sampah organik 50,6%, kertas 8,6%, plastik 15,6%, logam 3,1%, kain 5,3%, gelas kaca 3,0%, B3RT 1,4% dan sampah lainnya 12,5%.
"Yang bisa tertangani hanya 259,757 ton (96,06%)/hari, dan yang tidak tertangani 10,642 ton (3,94%). Yang tertangani itu ada yang tereduksi dari sumber sebesar 37,077 ton ata 3,71%/hari dan yang diangkut ke TPA sebanyak 222,68 ton/hari atau 82,35%," sebutnya.
Lihat Juga: Tak Perlu Retribusi Sampah, Suswono: Kita Harap Mesin Modern Pengelolaan Sampah di Tiap RW
(awd)
tulis komentar anda