Dampak Covid-19, 30 Anak Yatim dan Dhuafa Terancam Putus Sekolah
Jum'at, 12 Juni 2020 - 15:48 WIB
DELISERDANG - Sedikitnya 30 anak yatim dan dhuafa Panti Darul Aytam Waddhu'afa Tahfidzul Qur'an Al-Umm Smart Center terancam putus sekolah dampak pandemi Covid-19.
Panti Darul Aytam Waddhu'afa Tahfidzul Qur'an Al-Umm Smart Center yang berada di Jalan Beringin Pasar V Gang Mentimun 16 no 8 Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) ini merupakan naungan Yayasan Halimatussa'diah Amaliah. (Baca juga : Pasien Sembuh Covid 19 di Simalungun Diulosi Saat Dipulangkan )
Sejak pandemi Covid-19 mewabah, 30 anak yatim dan dhuafa ini tak lagi mendapat biaya dari para donaturnya. "Ada sebanyak 30 orang yang diasuh. Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun panti asuhan ini, alhamdulillah kami bisa mengelola pendidikannya, sandang pangannya namun akhir-akhir ini karena musibah non alam Covid-19 ini kami mengalami kendala dalam pembiayaan yatim dan dhuafa ini," ungkap Ketua Yayasan Halimatussa'diah Amaliah, Muhammad Alwi Batubara, Jumat (12/6/2020).
Dikatakannya, setiap bulannya untuk satu orang yatim dhuafa, pihaknya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp1,5 juta. Biaya itu untuk sandang pangan, biaya sekolah termasuk biaya pembimbing mereka. Jadi untuk semua yatim dhuafa itu setiap bulannya harus menyediakan sekitar Rp45 juta.
"Selama ini dana Rp45 juta itu kita peroleh dari para donatur dan juga para dermawan yang sifatnya tidak mengikat. Setelah Covid-19 ini banyak donatur itu tidak bisa lagi untuk menyalurkan bantuannya, itu lah kesulitan kami saat ini sementara anak-anak ini begitu bersemangat di dalam belajar dan menghafal Al-Qur'an bahkan sampai-sampai dari 30 anak beberapa anak sudah bisa menghafalkan Al-Qur'an sebanyak 30 juzz. Semangat anak-anak ini tidak akan kita biarkan putus begitu saja, pendidikan mereka terus akan kita perhatikan secara berkesinambungan sampai ke perguruan tinggi," terangnya.
Menurut Alwi, saat ini 3 anak yang mengenyam pendidikan di Panti Asuhan itu akan masuk ke Perguruan Tinggi (PT), sementara donatur sudah tidak menyalurkan lagi bantuan kepada mereka.
"Kita sedang pikirkan bagaimana mereka akan masuk ke perguruan tinggi sementara donatur kita tidak lagi menyalurkan bantuan mereka. Di sinilah kami harapkan bantuan dari para donatur," sebutnya.
Pihaknya mengharapkan agar ada donatur yang terpanggil hatinya untuk ikut serta dalam melindungi dan memberikan perlindungan kasih sayang untuk kebutuhan anak yatim dhuafa ini sehingga pihak yayasan bisa melaksanakan amanah yang diemban ini dapat terus membuat mereka bersekolah, terus sehat dengan panganan yang bergizi.
"Sekali lagi saya bermohon ke semua pihak, instansi swasta, pemerintah untuk turut serta membantu kami di dalam pengelolaan Panti Darul Aytam Waddhu'afa Tahfidzul Qur'an Al-Umm Smart Center," ujarnya. (Baca juga : Pandemi Covid-19, Kementan Keluarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Kurban )
Akibat Covid-19, lanjut Alwi, selain berdampak kepada pendidikan yatim dan dhuafa, dampak lainnya yakni terkendalanya pembangunan gedung sekolah. Padahal, Gedung sekolah Tahfiz ini nantinya agar dapat menampung santri-santri yatim dan dhuafa untuk melanjutkan pendidikan.
Panti Darul Aytam Waddhu'afa Tahfidzul Qur'an Al-Umm Smart Center yang berada di Jalan Beringin Pasar V Gang Mentimun 16 no 8 Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) ini merupakan naungan Yayasan Halimatussa'diah Amaliah. (Baca juga : Pasien Sembuh Covid 19 di Simalungun Diulosi Saat Dipulangkan )
Sejak pandemi Covid-19 mewabah, 30 anak yatim dan dhuafa ini tak lagi mendapat biaya dari para donaturnya. "Ada sebanyak 30 orang yang diasuh. Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun panti asuhan ini, alhamdulillah kami bisa mengelola pendidikannya, sandang pangannya namun akhir-akhir ini karena musibah non alam Covid-19 ini kami mengalami kendala dalam pembiayaan yatim dan dhuafa ini," ungkap Ketua Yayasan Halimatussa'diah Amaliah, Muhammad Alwi Batubara, Jumat (12/6/2020).
Dikatakannya, setiap bulannya untuk satu orang yatim dhuafa, pihaknya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp1,5 juta. Biaya itu untuk sandang pangan, biaya sekolah termasuk biaya pembimbing mereka. Jadi untuk semua yatim dhuafa itu setiap bulannya harus menyediakan sekitar Rp45 juta.
"Selama ini dana Rp45 juta itu kita peroleh dari para donatur dan juga para dermawan yang sifatnya tidak mengikat. Setelah Covid-19 ini banyak donatur itu tidak bisa lagi untuk menyalurkan bantuannya, itu lah kesulitan kami saat ini sementara anak-anak ini begitu bersemangat di dalam belajar dan menghafal Al-Qur'an bahkan sampai-sampai dari 30 anak beberapa anak sudah bisa menghafalkan Al-Qur'an sebanyak 30 juzz. Semangat anak-anak ini tidak akan kita biarkan putus begitu saja, pendidikan mereka terus akan kita perhatikan secara berkesinambungan sampai ke perguruan tinggi," terangnya.
Menurut Alwi, saat ini 3 anak yang mengenyam pendidikan di Panti Asuhan itu akan masuk ke Perguruan Tinggi (PT), sementara donatur sudah tidak menyalurkan lagi bantuan kepada mereka.
"Kita sedang pikirkan bagaimana mereka akan masuk ke perguruan tinggi sementara donatur kita tidak lagi menyalurkan bantuan mereka. Di sinilah kami harapkan bantuan dari para donatur," sebutnya.
Pihaknya mengharapkan agar ada donatur yang terpanggil hatinya untuk ikut serta dalam melindungi dan memberikan perlindungan kasih sayang untuk kebutuhan anak yatim dhuafa ini sehingga pihak yayasan bisa melaksanakan amanah yang diemban ini dapat terus membuat mereka bersekolah, terus sehat dengan panganan yang bergizi.
"Sekali lagi saya bermohon ke semua pihak, instansi swasta, pemerintah untuk turut serta membantu kami di dalam pengelolaan Panti Darul Aytam Waddhu'afa Tahfidzul Qur'an Al-Umm Smart Center," ujarnya. (Baca juga : Pandemi Covid-19, Kementan Keluarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Kurban )
Akibat Covid-19, lanjut Alwi, selain berdampak kepada pendidikan yatim dan dhuafa, dampak lainnya yakni terkendalanya pembangunan gedung sekolah. Padahal, Gedung sekolah Tahfiz ini nantinya agar dapat menampung santri-santri yatim dan dhuafa untuk melanjutkan pendidikan.
(nfl)
tulis komentar anda