Kisah Tragis Dibalik Nama Desa Matamu di Gresik yang Berganti Jadi Tulung
Selasa, 14 Desember 2021 - 21:58 WIB
GRESIK - Pemberian nama-nama desa sering kali identik dengan situasi yang berkembang di awal desa itu ada. Namanya pun banyak yang unik, termasuk desa-desa yang ada di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Gresik.
Ada tiga desa di Kecamatan Kademangan yang memiliki nama sangat unik, dan memiliki cerita tersendiri dalam penamaannya. Tidak banyak anak zaman sekarang yang tahu dari mana nama desa mereka berasal. Yang pasti, nama-nama desa ini sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Di Kecamatan Kedamean ada nama Desa Tulung, Desa Lampah, dan Dusun Gorekan. Ketiganya memiliki sejarah yang panjang tentang pemberian namanya. Desa Tulung, Kecamatan Kedamean, misalnya. Tidak banyak yang mengetahui jika nama desa ini terdahulunya adalah Desa Matamu.
Seiring waktu, karena konotasi "matamu" mengandung makna makian, maka digantilah dengan nama yang lebih baik. Namun pemberian nama baru tersebut, juga masih terkait dengan nama sebelumnya.
Hal itu seperti disampaikan Mbah Supi warga Desa Tulung, yang tertuang dalam buku "Sang Gresik Bercerita Lagi" karangan Kris Adji dan kawan-kawan. Disebutkan, dahulu kala ada sepasang pengembara yang sedang berpetualang ke Pulau Jawa. Pengembara tersebut telah sampai di Jawa Timur.
"Pengembara tersebut tersesat di sebuah desa, dan dia tidak tahu kemana akan melanjutkan perjalanan. Begitu dia sampai di tepi desa di melihat seorang yang berada di tengah sawah," tulisnya.
Ada tiga desa di Kecamatan Kademangan yang memiliki nama sangat unik, dan memiliki cerita tersendiri dalam penamaannya. Tidak banyak anak zaman sekarang yang tahu dari mana nama desa mereka berasal. Yang pasti, nama-nama desa ini sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Di Kecamatan Kedamean ada nama Desa Tulung, Desa Lampah, dan Dusun Gorekan. Ketiganya memiliki sejarah yang panjang tentang pemberian namanya. Desa Tulung, Kecamatan Kedamean, misalnya. Tidak banyak yang mengetahui jika nama desa ini terdahulunya adalah Desa Matamu.
Baca Juga
Seiring waktu, karena konotasi "matamu" mengandung makna makian, maka digantilah dengan nama yang lebih baik. Namun pemberian nama baru tersebut, juga masih terkait dengan nama sebelumnya.
Hal itu seperti disampaikan Mbah Supi warga Desa Tulung, yang tertuang dalam buku "Sang Gresik Bercerita Lagi" karangan Kris Adji dan kawan-kawan. Disebutkan, dahulu kala ada sepasang pengembara yang sedang berpetualang ke Pulau Jawa. Pengembara tersebut telah sampai di Jawa Timur.
"Pengembara tersebut tersesat di sebuah desa, dan dia tidak tahu kemana akan melanjutkan perjalanan. Begitu dia sampai di tepi desa di melihat seorang yang berada di tengah sawah," tulisnya.
Baca Juga
tulis komentar anda