Potensi Guguran Awan Panas Semeru Masih Ada dengan Jarak Lebih Pendek
Minggu, 12 Desember 2021 - 14:15 WIB
BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM memperkirakan masih ada potensi terjadinya guguran awan panas di Semeru, namun dengan jarak lebih pendek.
Badan Geologi telah melakukan pemeriksaan lapangan untuk mengecek seberapa jauh dan daerah yang terdampak aliran Awan Panas Guguran (APG) dan lahar yang terjadi sejak tanggal 4 Desember 2021.
Baca juga: Mengenakan Jaket Banser, Erick Thohir Temui Korban Erupsi Gunung Semeru
Hasil pemeriksaan menunjukkan landaan awan panas mencapai 11 km serta landaan aliran lahar mencapai jarak 16 km dari puncak Gunung Semeru pada alur Sungai Besuk Kobokan dan mengalami overflow/meluber keluar dari jalur sungai karena material yang telah penuh mengisi Besuk Kobokan.
Menurut Kepala PVMBG Andiani, aktivitas APG masih akan terjadi dengan intensitas dan jarak luncur yang lebih kecil. "Aktivitas APG masih berpotensi terjadi namun diperkirakan dengan intensitas dan jarak luncur yang relatif kecil dibandingkan APG 4 Desember lalu," ujar Andiani dalam keterangan pers terkait update erupsi Gunung Semeru.
Andiani meminta masyarakat agar mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Mataram Berdarah! Rara Oyi Calon Istri Raja Diculik dan Disetubuhi Putra Mahkota
Selain mewaspadai APG dan secondary explosion, potensi bahaya yang saat ini juga perlu diwaspadai menurut Andiani adalah lahar yang dikeluarkan Gunung Semeru.
"Potensi bahaya yang lebih mengancam saat ini adalah lahar karena masuk musim penghujan dan data dari BMKG diperkirakan musim hujan akan berlangsung selama 3 bulan ke depan. Potensi lainnya adalah secondary explosion yang dimungkinkan terjadi saat material panas hasil APG yang terendapkan di sungai kontak dengan air sehingga terjadi perubahan fasa air menjadi fasa uap yang bertekanan cukup tinggi sehingga memunculkan letusan di sepanjang aliran sungai," jelas Andiani.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini tetap Level II (Waspada), karena itu Kepala PVMBG menghimbau masyarakat/pengunjung/wisatawan untuk mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui PVMBG dan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
"Masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang, yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Kementerian/Lembaga, Pemda, dan instansi terkait lainnya," tutup Andiani.
Badan Geologi telah melakukan pemeriksaan lapangan untuk mengecek seberapa jauh dan daerah yang terdampak aliran Awan Panas Guguran (APG) dan lahar yang terjadi sejak tanggal 4 Desember 2021.
Baca juga: Mengenakan Jaket Banser, Erick Thohir Temui Korban Erupsi Gunung Semeru
Hasil pemeriksaan menunjukkan landaan awan panas mencapai 11 km serta landaan aliran lahar mencapai jarak 16 km dari puncak Gunung Semeru pada alur Sungai Besuk Kobokan dan mengalami overflow/meluber keluar dari jalur sungai karena material yang telah penuh mengisi Besuk Kobokan.
Menurut Kepala PVMBG Andiani, aktivitas APG masih akan terjadi dengan intensitas dan jarak luncur yang lebih kecil. "Aktivitas APG masih berpotensi terjadi namun diperkirakan dengan intensitas dan jarak luncur yang relatif kecil dibandingkan APG 4 Desember lalu," ujar Andiani dalam keterangan pers terkait update erupsi Gunung Semeru.
Andiani meminta masyarakat agar mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Mataram Berdarah! Rara Oyi Calon Istri Raja Diculik dan Disetubuhi Putra Mahkota
Selain mewaspadai APG dan secondary explosion, potensi bahaya yang saat ini juga perlu diwaspadai menurut Andiani adalah lahar yang dikeluarkan Gunung Semeru.
"Potensi bahaya yang lebih mengancam saat ini adalah lahar karena masuk musim penghujan dan data dari BMKG diperkirakan musim hujan akan berlangsung selama 3 bulan ke depan. Potensi lainnya adalah secondary explosion yang dimungkinkan terjadi saat material panas hasil APG yang terendapkan di sungai kontak dengan air sehingga terjadi perubahan fasa air menjadi fasa uap yang bertekanan cukup tinggi sehingga memunculkan letusan di sepanjang aliran sungai," jelas Andiani.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini tetap Level II (Waspada), karena itu Kepala PVMBG menghimbau masyarakat/pengunjung/wisatawan untuk mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui PVMBG dan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
"Masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang, yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Kementerian/Lembaga, Pemda, dan instansi terkait lainnya," tutup Andiani.
(msd)
tulis komentar anda