Genjot Literasi Masyarakat, Khofifah Dorong Perpustakaan Terus Kembangkan Inovasi Digital
Selasa, 16 November 2021 - 05:50 WIB
SIDOARJO - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong perpustakaan untuk terus mengembangkan inovasi terutama berbasis digital. Sebab, peran perpustakaan semakin penting karena tidak hanya membudayakan gemar membaca, tetapi juga meningkatkan literasi masyarakat untuk menghadapi era Society 5.0.
“Di era keberlimpahan informasi saat ini, perpustakaan harus terus berinovasi secara digital, karena di era ini perpustakaan tidak hanya sekedar membudayakan gemar membaca, tapi juga diharapkan meningkatkan literasi digital,” kata Khofifah saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi untuk Kesejahteraan: Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial secara virtual di VVIP Room Bandara Juanda Sidoarjo, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Minta Perlindungan Hukum bagi Partai Demokrat, Emil Dardak Datangi PTTUN
Khofifah mengatakan, perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang bisa mengakses dan mendapatkan informasi dari manapun. Hal ini selain memiliki dampak baik, juga memiliki dampak kurang baik, dimana informasi yang tidak terukur tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Maka, kemampuan literasi yang harus dimiliki masyarakat adalah mampu memilih dan memilah informasi. Kemampuan ini, bisa dilatih dengan kebiasaan membaca. Dan ini menjadi salah satu peran penting perpustakaan," ujarnya.
Saat ini, kata Khofifah, Perpustakaan Jatim telah mengembangkan sejumlah inovasi untuk meningkatkan literasi masyarakat. Diantaranya, menghadirkan layanan peminjaman dan pengembalian dengan konsep drive thrue. Perpustakaan Jatim juga bisa diakses secara digital melalui aplikasi "dJatim" yang dapat diunduh di Playstore.
Baca juga: Polisi Datangkan Tim Ahli ATPM Selidiki Kecelakaan Maut Vanessa Angel
“Saat ini dengan transformasi digital yang bisa diakses oleh kita semua memungkinkan dan memudahkan kita semua untuk bisa melakukan sesuatu lebih efektif, lebih cepat, lebih murah dan bisa lebih mudah diakses oleh siapa saja. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Khofifah juga berharap perpustakaan dapat mengembangkan layanan berbasis inklusi sosial. Disamping itu, juga mampu memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya yang ada, kemauan untuk menerima perubahan, menawarkan kesempatan berusaha, serta melindungi dan memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). "Saya berharap layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan terus dikembangkan," katanya.
Di Jatim saat ini terdapat 27.866 Perpustakaan, terdiri dari 78 Perpustakaan Umum, 3.668 Perpustakaan Desa, 17.862 Perpustakaan Sekolah, 4.378 Perpustakaan Rumah Ibadah, 529 Perpustakaan Dinas, 305 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan 1.046 Perpustakaan Pondok Pesantren.
"Keberadaan perpustakaan ini harus dikembangkan baik kuantitas maupun kualitas. Minimal diselenggarakan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan," pungkas Khofifah.
“Di era keberlimpahan informasi saat ini, perpustakaan harus terus berinovasi secara digital, karena di era ini perpustakaan tidak hanya sekedar membudayakan gemar membaca, tapi juga diharapkan meningkatkan literasi digital,” kata Khofifah saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi untuk Kesejahteraan: Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial secara virtual di VVIP Room Bandara Juanda Sidoarjo, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Minta Perlindungan Hukum bagi Partai Demokrat, Emil Dardak Datangi PTTUN
Khofifah mengatakan, perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang bisa mengakses dan mendapatkan informasi dari manapun. Hal ini selain memiliki dampak baik, juga memiliki dampak kurang baik, dimana informasi yang tidak terukur tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Maka, kemampuan literasi yang harus dimiliki masyarakat adalah mampu memilih dan memilah informasi. Kemampuan ini, bisa dilatih dengan kebiasaan membaca. Dan ini menjadi salah satu peran penting perpustakaan," ujarnya.
Saat ini, kata Khofifah, Perpustakaan Jatim telah mengembangkan sejumlah inovasi untuk meningkatkan literasi masyarakat. Diantaranya, menghadirkan layanan peminjaman dan pengembalian dengan konsep drive thrue. Perpustakaan Jatim juga bisa diakses secara digital melalui aplikasi "dJatim" yang dapat diunduh di Playstore.
Baca juga: Polisi Datangkan Tim Ahli ATPM Selidiki Kecelakaan Maut Vanessa Angel
“Saat ini dengan transformasi digital yang bisa diakses oleh kita semua memungkinkan dan memudahkan kita semua untuk bisa melakukan sesuatu lebih efektif, lebih cepat, lebih murah dan bisa lebih mudah diakses oleh siapa saja. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Khofifah juga berharap perpustakaan dapat mengembangkan layanan berbasis inklusi sosial. Disamping itu, juga mampu memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya yang ada, kemauan untuk menerima perubahan, menawarkan kesempatan berusaha, serta melindungi dan memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). "Saya berharap layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan terus dikembangkan," katanya.
Di Jatim saat ini terdapat 27.866 Perpustakaan, terdiri dari 78 Perpustakaan Umum, 3.668 Perpustakaan Desa, 17.862 Perpustakaan Sekolah, 4.378 Perpustakaan Rumah Ibadah, 529 Perpustakaan Dinas, 305 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan 1.046 Perpustakaan Pondok Pesantren.
"Keberadaan perpustakaan ini harus dikembangkan baik kuantitas maupun kualitas. Minimal diselenggarakan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan," pungkas Khofifah.
(msd)
tulis komentar anda