Seorang Petani Mengamuk, Bacok Istri hingga Tewas Mengenaskan
Senin, 01 Juni 2020 - 20:12 WIB
MAMUJU - Seorang petani mengamuk di Desa Bojo, Kecamatan Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Yusuf, petani itu, tega membacok istrinya, Hasnawati (28), berkali-kali hingga tewas.
Tidak hanya itu saja, pelaku juga sempat membabi-buta menyerang para tetangga dan aparat kepolisian saat akan diamankan, hingga satu peluru bersarang di paha pelaku. Belum diketahui pasti motif kejadian ini. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Senin (1/6/2020) pukul 08.00 pagi. Saat itu, salah satu warga bernama Asri melihat Yusuf sedang memegang parang di dalam rumah dan berteriak-teriak.
Asri kemudian membujuk Yusuf untuk menyerahkan parang yang dibawanya itu. Namun, upaya Asri itu gagal. Bahkan, Yusuf semakin tidak terkendali.
Melihat situasi itu, Asri kemudian bergegas ke Mapolres Mamuju Tengah untuk melaporkan kejadian ini. Tidak lama berselang, Asri kembali ke lokasi. ( Baca:Polisi Persilakan Dwi Sasono Ajukan Permohonan Rehabilitasi )
Sesampainya di rumah Yusuf, Asri mendengar suara menjerit Hasnawati. Setelah itu, Asri juga melihat dari atas rumah ada tetesan darah. Selanjutnya, tidak lama berselang, anak korban yang baru berusia 8 tahun juga berlari turun dari rumah.
Asri dan warga lainnya yang sudah berkumpul di depan rumah Yusuf tidak berani mendekat, lantaran Yusuf masih memegang parang. Kemudian pada pukul 09.30, aparat kepolisian pun tiba dan meminta agar Yusuf menyerahkan diri.
Bukannya menyerah, Yusuf justru kian membabi-buta dan berusaha menyerang petugas meski telah dilepaskan tembakan peringatan. Akhirnya, petugas dengan terpaksa melumpuhkan pelaku dengan satu tembakan di bagian paha hingga tersungkur.
Aparat kepolisian dari Mapolres Mamuju Tengah kemudian mengamankan pelaku dan lagsung mengevakuasinya ke rumah sakit. Dari dalam rumah Yusuf, polisi menemukan istrinya yang sudah tidak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan.
Kapolres Mamuju Tengah AKBP Muhammad Zakiy mengatakan, motif kasus pembunuhan sadis ini masih didalami pihak reskrim. “Petugas kepolisian masih mengambil keterangan sejumlah saksi-saksi,” ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, pelaku juga sempat membabi-buta menyerang para tetangga dan aparat kepolisian saat akan diamankan, hingga satu peluru bersarang di paha pelaku. Belum diketahui pasti motif kejadian ini. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Senin (1/6/2020) pukul 08.00 pagi. Saat itu, salah satu warga bernama Asri melihat Yusuf sedang memegang parang di dalam rumah dan berteriak-teriak.
Asri kemudian membujuk Yusuf untuk menyerahkan parang yang dibawanya itu. Namun, upaya Asri itu gagal. Bahkan, Yusuf semakin tidak terkendali.
Melihat situasi itu, Asri kemudian bergegas ke Mapolres Mamuju Tengah untuk melaporkan kejadian ini. Tidak lama berselang, Asri kembali ke lokasi. ( Baca:Polisi Persilakan Dwi Sasono Ajukan Permohonan Rehabilitasi )
Sesampainya di rumah Yusuf, Asri mendengar suara menjerit Hasnawati. Setelah itu, Asri juga melihat dari atas rumah ada tetesan darah. Selanjutnya, tidak lama berselang, anak korban yang baru berusia 8 tahun juga berlari turun dari rumah.
Asri dan warga lainnya yang sudah berkumpul di depan rumah Yusuf tidak berani mendekat, lantaran Yusuf masih memegang parang. Kemudian pada pukul 09.30, aparat kepolisian pun tiba dan meminta agar Yusuf menyerahkan diri.
Bukannya menyerah, Yusuf justru kian membabi-buta dan berusaha menyerang petugas meski telah dilepaskan tembakan peringatan. Akhirnya, petugas dengan terpaksa melumpuhkan pelaku dengan satu tembakan di bagian paha hingga tersungkur.
Aparat kepolisian dari Mapolres Mamuju Tengah kemudian mengamankan pelaku dan lagsung mengevakuasinya ke rumah sakit. Dari dalam rumah Yusuf, polisi menemukan istrinya yang sudah tidak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan.
Kapolres Mamuju Tengah AKBP Muhammad Zakiy mengatakan, motif kasus pembunuhan sadis ini masih didalami pihak reskrim. “Petugas kepolisian masih mengambil keterangan sejumlah saksi-saksi,” ungkapnya.
(ihs)
tulis komentar anda