Cegah Karhutla, 10 Ton Garam Disemai di Langit Sumsel dan Jambi

Jum'at, 11 Juni 2021 - 19:21 WIB
Direktur APP Sinar Mas Soewarso mengatakan, perusahaannya sangat mendukung upaya TMC ini sebagai salah satu langkah efektif pencegahan karhutla.

“Sebagai perusahaan yang berbisnis di sektor kehutanan tentunya kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk dari ancaman karhutla. TMC ini diharapkan dapat membasahi lahan gambut yang selama ini selalu terbakar saat musim kemarau,” katanya.

Sinar Mas sangat menyambut baik bahwa kegiatan ini melibatkan multipihak dengan mengandeng BPPT sebagai lembaga yang kompeten dalam teknologi TMC.

Pelaksanaan TMC yang diinisiasi oleh KLHK ini diharapkan dapat semakin bermanfaat dan efektif dalam upaya pencegahan karhutla di Sumsel.

Sementara itu, atas peran serta dari kalangan swasta ini, Gubernur Sumsel Herman Deru mengucapkan terima kasih.

“Saat ini menjadi momen yang tepat untuk TMC karena bibit awan masih ada di udara Sumsel terutama di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin dan Banyuasin. Kita semua berdoa semoga Sumsel tahun ini zero karhutla,” Herman Deru.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Indra memperkirakan potensi hujan masih terjadi di Sumsel hingga dua pekan ke depan sehingga TMC ini dimaksimalkan hingga akhir Juni 2021.

“Dua pekan ke depan diperkirakan masih ada potensi hujan dengan jumlah curahnya berkisar 0-0,50 mm/hari,” kata dia.

Sementara Deputi Bidang TPSA BPPT Yudi Anantasena mengatakan, kegiatan TMC merupakan tugas BPPT dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2020.

Menurut Yudi Anantasena, keberhasilan pencegahan Karhutla tentunya sangat bermanfaat untuk pemerintah, masyarakat, termasuk perusahaan hutan tanaman industri dan perkebunan.

“Dengan tidak adanya kebakaran hutan dan lahan maka tidak akan ada asap yang diekspor ke negara tetangga sehingga hubungan regional international dengan negara tetangga akan selalu harmonis,” paparnya.

Kepala BBTMC-BPPT Jon Arifian mengatakan, TMC menjadi solusi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan serta pembasahan lahan gambut. “TMC merupakan upaya intervensi proses pertumbuhan awan dengan memasukkan inti kondensasi ke dalam sistem awan untuk mengoptimalkan kejadian, volume dan durasi hujan,” ujarnya.

Berdasarkan pola curah hujan historis di Sumsel diketahui titik curah hujan terendah terjadi pada Juli. “Saat ini beberapa fenomena yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia dalam kondisi netral. Termasuk wilayah Sumsel tidak ada fenomena global yang berpengaruh. Sehingga pola curah hujan di Sumatera Selatan akan mengikuti pola curah hujan normal harian,” imbuhnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More