Hasil Survei Ungkap 53% Warga Bersedia Divaksin AstraZeneca
Selasa, 30 Maret 2021 - 09:44 WIB
JAKARTA - Sebanyak 53% warga siap divaksin Covid-19 merek AstraZeneca Oxford. Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil survei lembaga riset nasional Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC ) tentang kesiapan masyarakat untuk divaksin AstraZeneca .
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan ada sekitar 38% warga secara nasional yang tahu Vaksin AstraZeneca -Oxford. Dari yang tahu, lanjutnya, 55% pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan.
Dari yang pernah mendengar pernyataan MUI tersebut, sekitar 53% bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford, 34% tidak bersedia, dan 14% tidak menjawab. "Mereka mendengar Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan, menyatakan bersedia menggunakan vaksin tersebut," ujar Deni melalui keterangannya kepada MNC Portal, Senin (29/3/2021).
Adpaun survei itu dilakukan pada tanggal 23 hingga 26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/-2.7%.
Meski demikian, menurut Deni, minat warga untuk melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca-Oxford ini (53%) relatif rendah, di bawah target minimal 70%. Khusus pada warga Muslim, lanjutnya, survei menunjukkan ada sekitar 36% dari warga Muslim yang tahu Vaksin AstraZeneca-Oxford.
Dari yang tahu, 53% pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan. "Dan dari yang pernah mendengar MUI menyatakan haram, yang bersedia divaksin dengan AstraZeneca -Oxford 52%, 40% tidak bersedia, dan 8% tidak menjawab," pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Dekarbonisasi, AstraZeneca Luncurkan 500 Kendaraan Listrik untuk Sektor Kesehatan
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan ada sekitar 38% warga secara nasional yang tahu Vaksin AstraZeneca -Oxford. Dari yang tahu, lanjutnya, 55% pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan.
Dari yang pernah mendengar pernyataan MUI tersebut, sekitar 53% bersedia divaksin dengan AstraZeneca-Oxford, 34% tidak bersedia, dan 14% tidak menjawab. "Mereka mendengar Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan, menyatakan bersedia menggunakan vaksin tersebut," ujar Deni melalui keterangannya kepada MNC Portal, Senin (29/3/2021).
Adpaun survei itu dilakukan pada tanggal 23 hingga 26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/-2.7%.
Meski demikian, menurut Deni, minat warga untuk melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca-Oxford ini (53%) relatif rendah, di bawah target minimal 70%. Khusus pada warga Muslim, lanjutnya, survei menunjukkan ada sekitar 36% dari warga Muslim yang tahu Vaksin AstraZeneca-Oxford.
Dari yang tahu, 53% pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan. "Dan dari yang pernah mendengar MUI menyatakan haram, yang bersedia divaksin dengan AstraZeneca -Oxford 52%, 40% tidak bersedia, dan 8% tidak menjawab," pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Dekarbonisasi, AstraZeneca Luncurkan 500 Kendaraan Listrik untuk Sektor Kesehatan
(agn)
tulis komentar anda