Protes Relaksasi Kredit, Komunitas Transportasi Keliling Alun-alun

Selasa, 19 Mei 2020 - 21:20 WIB
Paguyuban Komunitas Transportasi dan Pariwisata Soloraya saat aksi keliling Alun Alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, Selasa (19/5/2020) petang. Foto: SINDOnews/ Ary Wahyu Wibowo
SOLO - Paguyuban Komunitas Transportasi dan Pariwisata Soloraya melakukan aksi keliling Alun Alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, Selasa (19/5/2020) petang. Aksi sebagai bentuk protes terhadap kebijakan relaksasi kredit terkait wabah corona virus (COVID-19) yang tidak memiliki taji.

Aksi keliling Alun Alun Selatan Keraton Solo diikuti belasan anggota paguyuban transportasi. Mereka berkeliling dua kali alun alun dengan armada transportasi yang dimiliki sembari menyalakan lampu sign.

“Sampai kini kami belum menemukan solusi dari aduan kami ke OJK (otoritas jasa keuangan),” kata Ketua Paguyuban Komunitas Transportasi dan Pariwisata Soloraya, Oky Orlando usai melakukan aksi keliling alun alun Keraton Solo, Selasa (19/5/2020) petang.(Baca juga : Sulit Dapatkan Keringanan Kredit, Silakan Mengadu ke Sini )



Pihak finance dinilai justru memberatkan debitur terkait kebijakan relaksasi kredit yang dikeluarkan pemerintah. Pihaknya sudah dua kali mengadu ke OJK untuk mencari solusi terhadap kesulitan yang dihadapi anggota paguyuban terkait angsuran kredit mobil. Sebab setelah wabah COVID-19 merebak di Indonesia, khususnya Soloraya, bisnis transportasi pariwisata langsung berhenti.

Saat mengadu ke OJK, sejauh ini tidak ada solusi dan kebijakan diserahkan ke finance masing masing. Paguyuban sebenarnya selalu berkomunikasi dengan pihak finance guna mencari jalan tengah terhadap masalah yang dialami anggotanya. Ada kebijakan finane yang bisa meringankan, namun ada banyak finance yang justru memberatkan.

Jika mengikuti relaksasi, beban yang harus ditanggung semakin besar, mulai dari Rp13 juta hingga Rp50 juta.“Sedangkan jika kami tidak bayar satu bulan, hitungannya kena dendanya justru lebih ringan kalau tidak ikut restrukturisasi,” urainya. Diungkapkannya, pelaku travel pariwisata sudah mulai berhenti beroperasi karena tidak ada pekerjaan sejak Februari lalu dengan penghasilan nol rupiah.

Anggota Paguyuban Komunitas Transportasi dan Pariwisata Soloraya yang berjumlah sekitar 170 anggota semuanya menghadapi persoalan yang sama. Setiap anggota rata rata memiliki 5-10 armada.

“Kami berharap selama pandemi COVID-19, kami mendapat keringanan selama 6 bulan tanpa embel embel,” urainya. Jika ada penambahan, hanya sebatas asuransi saja. Selama pandemi, diharapkan finance tidak melakukan penekanan atau penarikan unit.
(nun)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content