Seorang Polisi Terluka, Massa Nekat Ambil Paksa Jenazah Probable COVID-19
Jum'at, 05 Maret 2021 - 18:48 WIB
PROBOLINGGO - Puluhan warga Desa Lemah Kembar, Kabupaten Probolinggo , Jatim menjemput paksa jenazah Probable COVID-19 di RSU Wonolangan. Puluhan warga yang naik truk tersebut langsung masuk rumah sakit dan menjemput jenazah berinisial L.
Massa menolak untuk dilakukan prosesi pemakaman standar COVID-19. Petugas gabungan TNI/Polri dan Satpol PP tidak bisa membendung keinginan warga yang marah. Seorang anggota Polres Probolinggo bahkan terluka pada bagian tangan.
Direktur RSU Wonolangan, Mariani Indahri mengatakan pasien tersebut masuk rumah sakit pada Kamis (4/3/2021) mengeluh gangguan pernapasan. Hasil foto paru-paru pasien ada mengalami Pneumonia, sehingga harus dirawat di ruang isolasi .
“Hasil foto (rontgen) pasien ada Pneumonia, sesuai dengan prosedur standar di masa pendemi COVID-19 akhirnya pasien dilakukan perawatan di ruang isolasi,” kata Maria, Jumat (5/3/2021).
Namun pada Jumat (5/3/2021) sekitar 10.15 pasien meninggal dunia. Pihak rumah sakit mengedukasi dan menyarankan keluarga pasien untuk dilakukan pemulasaran jenazah sesuai prosedur COVID-19. “Tak lama kemudian ada kejadian tersebut dan warga membawa pulang jenazah," tambahnya.
Sementara itu, Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan menyebutkan akibat aksi jemput jenazah ini seorang angora terluka di bagian tangan. Petugas akan melakukan tracing dan melakukan penyelidikan.
“Benar ada aksi penjemputan paksa jenazah probalble COVI-19. Anggota yang berjaga sudah memberi imbauan agar tidak mengambil paksa jenazah, namun warga memaksa sehingga ada anggota yang terluka," ujarnya.
Selanjtunya Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo akan melakukan tracing kepada masyarakat atau keluarga yang kontak erat dengan jenazah. "Dari proses penegakan hukum akan terus dilakukan," tegas Ferdy.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang merasa melakukan aksi tersebut untuk melapor ke kepala desa atau menyerahkan diri langsung ke Mapolres guna mempertanggungjawabkan perbuatanya. “Diimbau mereka yang merasa melakukan aksi tadi melapor ke kepala desa atau ke Mapolres untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya. Semoga aksi ini tidak terjadi lagi kepada masyrakat lain di wilayah kita ini," katanya.
Baca Juga
Massa menolak untuk dilakukan prosesi pemakaman standar COVID-19. Petugas gabungan TNI/Polri dan Satpol PP tidak bisa membendung keinginan warga yang marah. Seorang anggota Polres Probolinggo bahkan terluka pada bagian tangan.
Direktur RSU Wonolangan, Mariani Indahri mengatakan pasien tersebut masuk rumah sakit pada Kamis (4/3/2021) mengeluh gangguan pernapasan. Hasil foto paru-paru pasien ada mengalami Pneumonia, sehingga harus dirawat di ruang isolasi .
“Hasil foto (rontgen) pasien ada Pneumonia, sesuai dengan prosedur standar di masa pendemi COVID-19 akhirnya pasien dilakukan perawatan di ruang isolasi,” kata Maria, Jumat (5/3/2021).
Namun pada Jumat (5/3/2021) sekitar 10.15 pasien meninggal dunia. Pihak rumah sakit mengedukasi dan menyarankan keluarga pasien untuk dilakukan pemulasaran jenazah sesuai prosedur COVID-19. “Tak lama kemudian ada kejadian tersebut dan warga membawa pulang jenazah," tambahnya.
Sementara itu, Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan menyebutkan akibat aksi jemput jenazah ini seorang angora terluka di bagian tangan. Petugas akan melakukan tracing dan melakukan penyelidikan.
“Benar ada aksi penjemputan paksa jenazah probalble COVI-19. Anggota yang berjaga sudah memberi imbauan agar tidak mengambil paksa jenazah, namun warga memaksa sehingga ada anggota yang terluka," ujarnya.
Selanjtunya Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo akan melakukan tracing kepada masyarakat atau keluarga yang kontak erat dengan jenazah. "Dari proses penegakan hukum akan terus dilakukan," tegas Ferdy.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang merasa melakukan aksi tersebut untuk melapor ke kepala desa atau menyerahkan diri langsung ke Mapolres guna mempertanggungjawabkan perbuatanya. “Diimbau mereka yang merasa melakukan aksi tadi melapor ke kepala desa atau ke Mapolres untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya. Semoga aksi ini tidak terjadi lagi kepada masyrakat lain di wilayah kita ini," katanya.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda