BMKG Mencatat Sebanyak 28 Kali Gempa Terjadi di Majene
Jum'at, 15 Januari 2021 - 10:58 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan hingga saat ini sebanyak 28 gempa terjadi di Majene Sulawesi Barat dalam dua hari 14 dan 15 Januari 2021.
Dimana dua gempa besar yakni pada hari Kamis 14 Januari 2021 dengan kekuatan 5,9 magnitudo. Dan hari ini Jumat 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28 waktu setempat dengan kekuatan 6,2 magnitudo. Dan gempa susulan sebanyak 26 gempa.
Baca juga: 4 Orang Tewas dan 600 Terluka Akibat Gempa Bumi yang Mengguncang Majene
“Kemudian kami sudah mencatat sejak kejadian yang pertama kemarin itu sudah terjadi 28 kali gempa. Termasuk dua gempa yang pertama yang kemarin jam 1, sekitar jam 1 siang kemudian yang kedua adalah yang dini hari tadi. Dan yang 26 adalah gempa-gempa susulan,” ungkap Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/1/2021).
Dwikorita menjelaskan, rentetan fenomena kegempaan di Majene tanggal 14 Januari 2021. “Kami sudah menyampaikan informasi tentang gempa bumi di Majene, di wilayah Majene dan kemarin sekitar pukul 1 siang kekuatannya adalah 5,9 magnitudo” katanya.
“Namun 12 jam kemudian sekitar pukul 1 dini hari, tepatnya pukul 1 lebih 28 menit, tanggal 15 Januari terjadi lagi gempa dengan kekuatan yang sedikit lebih besar dan lebih mengguncang, lebih merusak yaitu magnitudonya 6,2,” jelas Dwikorita.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,2 Majene, Sejumlah Bangunan Bertingkat Roboh
Dwikoriita mengatakan jika episenternya kurang lebih sama. “Di episenter yang sama yaitu terletak pada jarak kurang lebih 6 KM arah timur laut Majene, Sulawesi Barat. Dan pusat gempa berada pada kedalaman 10 km,” katanya.
“Ini berarti apa gempa dangkal yang tentu karena magnitudonya cukup besar, juga sangat dirasakan di permukaan,” ungkap Dwikorita.
Dwikorita mengungkapkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya atau kedalaman pusat gempanya gempa di Majene ini termasuk gempa dangkal.
“Gempa bumi ini kita kategorikan adalah gempa dangkal sebagai akibat dari aktivitas sesar atau patahan lokal yang ada disana. Nah, hasil analisa kami gempa tersebut merupakan mekanisme pergerakan naik,” ungkapnya
Dimana dua gempa besar yakni pada hari Kamis 14 Januari 2021 dengan kekuatan 5,9 magnitudo. Dan hari ini Jumat 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28 waktu setempat dengan kekuatan 6,2 magnitudo. Dan gempa susulan sebanyak 26 gempa.
Baca juga: 4 Orang Tewas dan 600 Terluka Akibat Gempa Bumi yang Mengguncang Majene
“Kemudian kami sudah mencatat sejak kejadian yang pertama kemarin itu sudah terjadi 28 kali gempa. Termasuk dua gempa yang pertama yang kemarin jam 1, sekitar jam 1 siang kemudian yang kedua adalah yang dini hari tadi. Dan yang 26 adalah gempa-gempa susulan,” ungkap Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/1/2021).
Dwikorita menjelaskan, rentetan fenomena kegempaan di Majene tanggal 14 Januari 2021. “Kami sudah menyampaikan informasi tentang gempa bumi di Majene, di wilayah Majene dan kemarin sekitar pukul 1 siang kekuatannya adalah 5,9 magnitudo” katanya.
“Namun 12 jam kemudian sekitar pukul 1 dini hari, tepatnya pukul 1 lebih 28 menit, tanggal 15 Januari terjadi lagi gempa dengan kekuatan yang sedikit lebih besar dan lebih mengguncang, lebih merusak yaitu magnitudonya 6,2,” jelas Dwikorita.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,2 Majene, Sejumlah Bangunan Bertingkat Roboh
Dwikoriita mengatakan jika episenternya kurang lebih sama. “Di episenter yang sama yaitu terletak pada jarak kurang lebih 6 KM arah timur laut Majene, Sulawesi Barat. Dan pusat gempa berada pada kedalaman 10 km,” katanya.
“Ini berarti apa gempa dangkal yang tentu karena magnitudonya cukup besar, juga sangat dirasakan di permukaan,” ungkap Dwikorita.
Dwikorita mengungkapkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya atau kedalaman pusat gempanya gempa di Majene ini termasuk gempa dangkal.
“Gempa bumi ini kita kategorikan adalah gempa dangkal sebagai akibat dari aktivitas sesar atau patahan lokal yang ada disana. Nah, hasil analisa kami gempa tersebut merupakan mekanisme pergerakan naik,” ungkapnya
(msd)
tulis komentar anda