Majene Diguncang Gempa, Warga dan Pedangang di Pasar Sentral Panik Berhamburan
Kamis, 14 Januari 2021 - 15:55 WIB
MAJENE - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,9 SR mengguncang Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) , sekira pukul 14.35 Wita, Kamis (14/1/2021). Akibatnya, warga dan para pedagang di Pasar Sentral Majene panik dan berhamburan ke jalan.
“Keras guncangannya, maka para pedang langsung panik dan berlarian keluar gedung pasar, kami takut kalau gempa susulan dan bisa merobohkan bangunan,” kata salah seorang pedangang campuran di Pasar Sentral, Majene, Halma kepada SINDOnews.
Dia pun bersama para pedangang lain memilih di jalan menunggu situasi aman dan imbauan dari pemerintah terkait kondisi cuaca pascagempa. “Terpaksa kita (para pedangang) menunggu perkembangan cuaca di jalan sebelum kembali masuk dalam pasar,” ujarnya.
Benar saja, sejam berselang, gempa susulan kembali mengguncang namun kekuatannya sedikit lebih kecil dari yang pertaman yakni, M=4,9 SR.
Salah seorang warga Banggae, Majene, Siding juga mengaku panic saat mendengar atap rumah dan barang-barang yang digantung bergoyang. Dia baru sadar setelah warga berhamburan keluar rumah, ternyata terjadi gempa bumi. Saat gempa terjadi pihaknya dan keluarga berada dalam rumah.
“Saya, istri dan anak-anak langsung keluar rumah setelah mengetahui terjadi gempa, atap rumah goyang. Bahkan tiang listrik depan rumah juga goyang, untung tidak tumbang. Alhamdulillah semua baik-baik saja,” katanya kepada SINDONews, saat dihubungi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam rilis resminya mengemukakan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M=5,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah BaratLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km. Hasil monitoring BMKG menunjukkan 2 aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo maksimum M=4,9.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. “Pastikan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” demikian imbauannya.
“Keras guncangannya, maka para pedang langsung panik dan berlarian keluar gedung pasar, kami takut kalau gempa susulan dan bisa merobohkan bangunan,” kata salah seorang pedangang campuran di Pasar Sentral, Majene, Halma kepada SINDOnews.
Dia pun bersama para pedangang lain memilih di jalan menunggu situasi aman dan imbauan dari pemerintah terkait kondisi cuaca pascagempa. “Terpaksa kita (para pedangang) menunggu perkembangan cuaca di jalan sebelum kembali masuk dalam pasar,” ujarnya.
Benar saja, sejam berselang, gempa susulan kembali mengguncang namun kekuatannya sedikit lebih kecil dari yang pertaman yakni, M=4,9 SR.
Salah seorang warga Banggae, Majene, Siding juga mengaku panic saat mendengar atap rumah dan barang-barang yang digantung bergoyang. Dia baru sadar setelah warga berhamburan keluar rumah, ternyata terjadi gempa bumi. Saat gempa terjadi pihaknya dan keluarga berada dalam rumah.
“Saya, istri dan anak-anak langsung keluar rumah setelah mengetahui terjadi gempa, atap rumah goyang. Bahkan tiang listrik depan rumah juga goyang, untung tidak tumbang. Alhamdulillah semua baik-baik saja,” katanya kepada SINDONews, saat dihubungi.
Baca Juga
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam rilis resminya mengemukakan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M=5,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah BaratLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km. Hasil monitoring BMKG menunjukkan 2 aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo maksimum M=4,9.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. “Pastikan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” demikian imbauannya.
(nic)
tulis komentar anda