Masih Tergantung Bahan Baku Impor, UMKM Indonesia Terkendala Persoalan Distribusi

Minggu, 06 Desember 2020 - 14:17 WIB
Ilustrasi/SINDOnews/Dok
BANDUNG - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih terbatas dalam menangani proses distribusi, terutama terkait distribusi yang baku. Padahal banyak pelaku usaha yang mengandalkan bahan baku impor.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan, pelaku UMKM perlu memahami pengelolaan logistik untuk peningkatan daya saing.

Karena, salah satu masalah dalam inbound logistics adalah ketergantungan terhadap bahan baku yang sebagian besar adalah impor dan volumenya yang kecil.



"Sementara, masalah juga muncul pada outbound logistics terutama proses pengiriman produk terutama tujuan ekspor. Pelaku UMKM juga menghadapi masalah pengemasan agar produk dapat sampai dalam kondisi yang baik hingga ke konsumen domestik maupun luar negeri," kata Setijadi.

Menurut dia, para pelaku UMKM mestinya berkolaborasi dalam proses logistiknya agar mencapai ekonomi skala besar. Kebutuhan konsolidasi ini menjadi peluang dan tantangan bagi perusahaan penyedia jasa logistik.

Senior Consultant SCI Widia Erlangga menyebutkan, kontribusi Industri Kecil Menengah (IKM) mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 57% PDB dan berkontribusi dalam ekspor nasional sebanyak 16%.

(Baca juga: HKTI Sebut Jabar Tak Perlu Takut Ancaman Krisis Pangan)

Namun, kebutuhan utama IKM adalah permodalan, bahan baku, alat produksi, dan pasar hasil produksi. "Sebagian besar bahan baku yang dibutuhkan oleh IKM menggunakan bahan baku impor maupun lokal," tutur dia.

UMKM, kata dia, memerlukan konsolidator untuk kebutuhan bahan baku. Mereka memerlukan operator yang kompetitif untuk logistik pengiriman hasil produksinya. Para pelaku dapat bekerja sama dengan perusahaan kurir, perusahaan freight forwarding, dan perusahaan konsolidator laut maupun udara.

(Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Kode 96S, Masyarakat Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan)

Ketua Kadin Kota Bandung Iwa Gartiwa mengatakan pandemi Covid-19 berdampak terhadap masyarakat dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Semantara, UMKM merupakan lapangan kerja bagi lebih dari 90 juta orang atau sekitar 97% tenaga kerja di Indonesia.

"Saat ini entrepreneur menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Suatu penelitian menyebutkan sebuah negara dinilai maju apabila 15% dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur atau wirausaha," imbuh dia.
(boy)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content