Dua Kali Terjadi Luncuran Lava Pijar Disertai Awan Panas, Status Semeru Dievaluasi

Rabu, 02 Desember 2020 - 10:44 WIB
Material vulkanik dari guguran lava pijar dan awan panas Gunung Semeru, memenuhi Besuk Kobokan, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
LUMAJANG - Guguran lava pijar disertai awan panas dari kawah Jonggring Saloko, membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berencana mengevaluasi status Gunung Semeru.

(Baca juga: Ada guguran Lava Pijar Disertai Awan Panas, Pendakian Semeru Ditutup Total )

Hingga saat ini, gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, statusnya masih waspada atau level II. Guguran lava pijar terjadi pada Sabtu (28/11/2020) dini hari, dan Selasa (1/12/2020) dini hari.



Pada guguran lava pijar pertama, material vulkanik meluncur hingga sejauh 1 km dari kawah. Namun, pada guguran kedua, menurut petugas Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofyan material vulkanik meluncur hingga sejauh 11 km, masuk ke Besuk Kobokan.



"Material vulkanik pada guguran lava pijar kedua bisa mencapai sejauh 11 km, karena pada saat bersamaan terjadinya guguran lava pijar, juga terjadi awan panas letusan," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Dia juga menjelaskan, guguran lava pijar yang terjadi dari kawah Jonggring Saloko, dipicu oleh adanya desakan magma dari dalam kawah dan kondisi lidah lava atau kubah lava yang labil.

(Baca juga: Pengguna Tol Gempol-Pandaan Heboh, Kobaran Api Lalap Ambulans Pengangkut Jenazah )

Namun aktivitas vulkanik tersebut terjadi fluktuatif. Setelah terjadi guguran lava pijar pada Senin (1/12/2020) dini hari, hingga pukul 05.30 WIB, menurut Sofyan kondisinya kembali tenang.
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content