Begini Sosok S-350 Vityaz, Pertahanan Udara Terakhir Rusia
Selasa, 12 Mei 2020 - 11:45 WIB
MOSKOW - Pertahanan udara Rusia makin rapat. Nehara itu dilaporkan telah mulai memproduksi sitem pertahanan udara S-350 Vityaz. "Adik" dari S-400 Triumf itu dirancang sebagai “benteng terakhir” pertahanan misil Rusia, yang akan mencegat dan menghancurkan pesawat musuh yang berhasil menghindari S-400.
Tak seperti S-400 yang mampu menyerang target pada jarak 100 hingga 400 kilometer, Vityaz diciptakan untuk menjangkau target jarak pendek dan menengah hingga 60 kilometer.
Melansir Russia Beyond The Headline, sistem pertahanan ini memiliki peluncur gerak otomatis dan radar yang mampu menyisir hingga 360 derajat.
“Ini terutama sangat efektif melawan rudal yang terbang rendah dan target udara yang mencoba menggabungkan pola radarnya dengan medan di bawahnya supaya tak terdeteksi,” kata Viktor Murakhovsky, pengamat militer sekaligus pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva.
Ia menjelaskan, S-350 Vityaz dilengkapi dua rudal jarak pendek dan menengah. Rudal jarak pendek mendeteksi dan menghancurkan target dengan suar inframerah, yang satu lagi menggunakan sistem penjejak radar independen.
Satu divisi Vityaz terdiri atas empat peluncur dengan 12 rudal siap tempur dan 24 rudal lainnya sebagai cadangan. Dengan demikian, setiap S-350 memiliki 144 rudal yang bisa digunakan untuk melindungi segala fasilitas dari serangan rudal apa pun, yang berhasil menembus pertahanan S-400.
Menurut Murakhovsky, Vityaz dapat menembak jatuh AGM-86 ALCM, rudal jelajah peluncuran udara atau ARM-158 JASSM, rudal jelajah peluncuran udara minim jejak, serta menangkis serangan skuadron F- 5, F-16, dan F/A Hornet. Namun, pesawat tempur generasi kelima F-22 Raptor dan F-35 Lightning II hanya bisa dihadang oleh S-400.
“Rudal S-350 dapat digunakan untuk mengusir serangan besar-besaran. Inilah perbedaan utama sistem tersebut dari S-400. Sang ‘kakak’ dirancang untuk menghancurkan pesawat dan rudal yang paling sulit dideteksi, tetapi tidak memiliki cukup amunisi untuk target yang lebih sederhana," ujarnya.
Tak seperti S-400 yang mampu menyerang target pada jarak 100 hingga 400 kilometer, Vityaz diciptakan untuk menjangkau target jarak pendek dan menengah hingga 60 kilometer.
Melansir Russia Beyond The Headline, sistem pertahanan ini memiliki peluncur gerak otomatis dan radar yang mampu menyisir hingga 360 derajat.
“Ini terutama sangat efektif melawan rudal yang terbang rendah dan target udara yang mencoba menggabungkan pola radarnya dengan medan di bawahnya supaya tak terdeteksi,” kata Viktor Murakhovsky, pengamat militer sekaligus pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva.
Ia menjelaskan, S-350 Vityaz dilengkapi dua rudal jarak pendek dan menengah. Rudal jarak pendek mendeteksi dan menghancurkan target dengan suar inframerah, yang satu lagi menggunakan sistem penjejak radar independen.
Satu divisi Vityaz terdiri atas empat peluncur dengan 12 rudal siap tempur dan 24 rudal lainnya sebagai cadangan. Dengan demikian, setiap S-350 memiliki 144 rudal yang bisa digunakan untuk melindungi segala fasilitas dari serangan rudal apa pun, yang berhasil menembus pertahanan S-400.
Menurut Murakhovsky, Vityaz dapat menembak jatuh AGM-86 ALCM, rudal jelajah peluncuran udara atau ARM-158 JASSM, rudal jelajah peluncuran udara minim jejak, serta menangkis serangan skuadron F- 5, F-16, dan F/A Hornet. Namun, pesawat tempur generasi kelima F-22 Raptor dan F-35 Lightning II hanya bisa dihadang oleh S-400.
“Rudal S-350 dapat digunakan untuk mengusir serangan besar-besaran. Inilah perbedaan utama sistem tersebut dari S-400. Sang ‘kakak’ dirancang untuk menghancurkan pesawat dan rudal yang paling sulit dideteksi, tetapi tidak memiliki cukup amunisi untuk target yang lebih sederhana," ujarnya.
(nun)
tulis komentar anda