Jabar Catat Investasi Fenomenal, Bank Indonesia: Jangan Sebatas Komitmen
Rabu, 18 November 2020 - 11:42 WIB
BANDUNG - Meski dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19, West Java Investment Summit (WJIS) 2020 mencatatkan komitmen dan transaksi yang cukup fenomenal.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat Herawanto, WJIS 2020 dapat mendongkrak nilai investasi Jabar sepanjang tahun ini menjadi Rp380 triliun.
Dari total nilai tersebut, sekitar Rp256 triliun datang dari WJIS meski sebagian besar masih dalam status dana yang disiapkan, tapi sudah ada Rp4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi.
"Ini di luar dugaan. Meskipun ada COVID-19 tapi melalui WJIS ada komitmen – komitmen baru. Yang sudah masuk Rp4,1 triliun, kita hitung dua hari ini bisa sampai Rp5-5,5 triliun. Sisanya, ready to offer," ujarnya Herawanto dalam keterangan resminya, Rabu (18/11/2020).
WJIS 2020 merupakan penyelenggaraan kedua yang dilakukan Bank Indonesia bersama Pemprov Jabar. WJIS 2020 digelar selama dua hari berturut-turut, mulai 16-17 November 2020 yang bertujuan mendongkrak investasi di Jabar.
Herawanto menjelaskan, saat pendemi COVID-19, ada empat hal yang perlu dilakukan agar ekonomi tetap hidup, yakni mindset positif atau optimisme, keseimbangan pendekatan kesehatan dan ekonomi, menjaga suplai, dan menjaga demand (permintaan).
WJIS ada pada dimensi suplai di mana dimungkinan untuk mempertemukan barang dan jasa dengan orang.
"Kalau tiga hal ini tidak ada maka tidak akan ada transaksi. Kalau tidak ada transaksi ekonomi tidak jalan. Tapi tentunya ekonomi harus dijalankan dengan protokol kesehata agar tidak setback," jelas Herawanto.
Dia menambahkan, BI Jabar selain berfungsi sebagai bank sentral yang ditempatkan di Jabar, juga memiliki peran memberikan rekomendasi bagi pertumbuhan ekonomi provinsi. "Forum WJIS ini menjadi critical untuk mengangkat turisme dan infrastruktur," katanya.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat Herawanto, WJIS 2020 dapat mendongkrak nilai investasi Jabar sepanjang tahun ini menjadi Rp380 triliun.
Dari total nilai tersebut, sekitar Rp256 triliun datang dari WJIS meski sebagian besar masih dalam status dana yang disiapkan, tapi sudah ada Rp4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi.
"Ini di luar dugaan. Meskipun ada COVID-19 tapi melalui WJIS ada komitmen – komitmen baru. Yang sudah masuk Rp4,1 triliun, kita hitung dua hari ini bisa sampai Rp5-5,5 triliun. Sisanya, ready to offer," ujarnya Herawanto dalam keterangan resminya, Rabu (18/11/2020).
WJIS 2020 merupakan penyelenggaraan kedua yang dilakukan Bank Indonesia bersama Pemprov Jabar. WJIS 2020 digelar selama dua hari berturut-turut, mulai 16-17 November 2020 yang bertujuan mendongkrak investasi di Jabar.
Herawanto menjelaskan, saat pendemi COVID-19, ada empat hal yang perlu dilakukan agar ekonomi tetap hidup, yakni mindset positif atau optimisme, keseimbangan pendekatan kesehatan dan ekonomi, menjaga suplai, dan menjaga demand (permintaan).
WJIS ada pada dimensi suplai di mana dimungkinan untuk mempertemukan barang dan jasa dengan orang.
"Kalau tiga hal ini tidak ada maka tidak akan ada transaksi. Kalau tidak ada transaksi ekonomi tidak jalan. Tapi tentunya ekonomi harus dijalankan dengan protokol kesehata agar tidak setback," jelas Herawanto.
Dia menambahkan, BI Jabar selain berfungsi sebagai bank sentral yang ditempatkan di Jabar, juga memiliki peran memberikan rekomendasi bagi pertumbuhan ekonomi provinsi. "Forum WJIS ini menjadi critical untuk mengangkat turisme dan infrastruktur," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda