Kisah Perjuangan Soegiarin, Penyebar Pertama Kabar Proklamasi Kemerdekaan RI

Selasa, 10 November 2020 - 07:10 WIB
Soegiarno saat berziarah di makam kakaknya, Soegiarin di TPU Bergota Semarang, Senin (9/11/2020). FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
SEMARANG - Nama Soegiarin memang tak setenar dengan pahlawan -pahlawan lainnya dalam catatan sejarah bangsa Indonesia. Namun sosok dan kiprah Soegiarin telah berjasa dalam mengabarkan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke seluruh penjuru dunia.

Ya, dialah penyebar pertama kabar Proklamasi Kemerdekaan RI setelah pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta di Jakarta. Ia menyampaikan berita melalui mesin komunikasi sandi morse mengabarkan bahwa Indonesia sudah merdeka ke berbagai negara.(Baca juga: Perjuangan Heroik Mbah Min, Dapat Tugas Mengintai Kekuatan Militer Belanda )

Saat itu, pria kelahiran Grobogan 13 Juli 1918 adalah wartawan Kantor Berita Domei di bawah pimpinan Adam Malik. Atas perintah Adam Malik lah, Soegiarin memberitakan kabar kemerdekaan Indonesia melalui mesin komunikasi sandi morse.

“Mas Rin (Soegiarin) waktu itu menjadi wartawan Kantor Berita Domei di bawah pimpinan Adam Malik. Atas perintahnya, Mas Rin memberitakan kabar kemerdekaan Indonesia melalui mesin komunikasi sandi morse,” kata Soegiarno (91) adik kandung Soegiarin.





Ia mengatakan bahwa Soegiarin yang berlatar belakang sekolah pelayaran Belanda mampu mempelajari komunikasi morse sejak sekolah di Surabaya. Begitu pula pengalaman jurnalistiknya diperoleh saat bergabung dengan media cetak berbahasa belanda di Surabaya.(Baca juga: 812 Warga Magelang Mengungsi di 9 Tempat Evakuasi Akhir )

Soegiarno yang kini tinggal di sebuah rumah di depan Makam Belanda Kalibanteng Semarang menceritakan bahwa kakaknya sebelum wafat di Jakarta pada 2 November 1987 telah berwasiat agar dimakamkan di makam keluarga Bergota Semarang.

"Selama hidup, Mas Rin hidupnya tercurah untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Dia terjun di dunia kewartawanan dan untuk mendukung penyiaran berita-berita perjuangan sampai mendirikan zonder (stasiun pemancar) di wilayah yang sekarang jadi kampus Universitas Indonesia yang dikenal dengan nama Voice of Indonesia, " ujar Soegiarno.

Nama Soegiarin memang tak setenar pahlawan-pahlawan lainnya. Hingga kini tak ada yang mengangkat nama Soegiarin sebagai pahlawan atau orang yang diberi penghargaan atas jasa besarnya. Sebab tanpa campur tangannya, tak mungkin kabar kemerdekaan Indonesia didengar seluruh dunia yang pada akhirnya menentukan dukungan.(Baca juga: Diduga Larang Karyawan Salat Jumat dan Ibadah Minggu, Ini Penjelasan PT Honglu )
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More