Sehari, Dua Warga Gunungkidul Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
Kamis, 10 September 2020 - 17:23 WIB
Dalam sehari ada dua kasus gantung diri di Gunungkidul. FOTO Ilustrasi : IST
GUNUNGKIDUL - Kasus gantung diri di Gunungkidul hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah di akhir pemerintahan Badingah - Immawan Wahyudi. Dalam satu hari dua warga dilaporkan mengakhiri hidup dengan cara tidak wajar di tiang gantungan.
Pagi tadi, Tarmo Rejo, 80,Warga Kalurahan Ngloro Kapanewon Saptosari, ditemukan tewas menggantung di bak penampungan di belakang rumahnya. Diduga kuat mbah Tomo memilih gantung diri karena penyakit hipertensi dan jantung yang dideritanya sejak 2014 silam. "Tidak ada tanda tanda penganiayaan, korban murni bunuh diri," terang Kapolsek Saptosari AKP Awal Mursayanto kepada wartawan Kamis, (10/9/2020).
Dijelaskannya sebelum bunuh diri, pelaku sudah sering mengeluh atas penyakit yang tidak kunjung sembuh kepada anak - anaknya. Mbah Tomo sering mengaku ingin bunuh diri karena penyakitnya tersebut.(Baca juga : Gara-Gara Gamis Terlilit Gir Motor, Welas Tewas Tersungkur )
Sementara itu Kamis siang, satu lagi warga juga dilaporkan gantung diri. Gito, 63 warga Padukuhan Bulurejo, Kalurahan Tambakromo, Kapanewon Ponjong juga ditemukan meninggal dunia dalam posisi menggantung di kamar mandi miliknya.
Kapolsek Ponjong Kompol Sudono mengatakan, Gito sejak pukul 07.00 dicari istrinya untuk sarapan. Namun tidak ditemukan hingga beberapa jam kemudian keluarga curiga dengan kamar mandi yang tertutup rapat. Keluarga korban berusaha mencari ke kamar mandi dan menemukan Gito sudah tidak bernyawa di papan kayu atap kamar mandi tersebut.
"Kami sudah periksa tidak ada tanda penganiayaan korban memiliki riwayat penyakit asam lambung dan hipertensi," katanya. Setelah dilakukan pemeriksaan korban langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.(Baca juga : Usai Cek Cok dengan Istri, Suami Pilih Bunuh Diri Minum Potas )
Pagi tadi, Tarmo Rejo, 80,Warga Kalurahan Ngloro Kapanewon Saptosari, ditemukan tewas menggantung di bak penampungan di belakang rumahnya. Diduga kuat mbah Tomo memilih gantung diri karena penyakit hipertensi dan jantung yang dideritanya sejak 2014 silam. "Tidak ada tanda tanda penganiayaan, korban murni bunuh diri," terang Kapolsek Saptosari AKP Awal Mursayanto kepada wartawan Kamis, (10/9/2020).
Dijelaskannya sebelum bunuh diri, pelaku sudah sering mengeluh atas penyakit yang tidak kunjung sembuh kepada anak - anaknya. Mbah Tomo sering mengaku ingin bunuh diri karena penyakitnya tersebut.(Baca juga : Gara-Gara Gamis Terlilit Gir Motor, Welas Tewas Tersungkur )
Sementara itu Kamis siang, satu lagi warga juga dilaporkan gantung diri. Gito, 63 warga Padukuhan Bulurejo, Kalurahan Tambakromo, Kapanewon Ponjong juga ditemukan meninggal dunia dalam posisi menggantung di kamar mandi miliknya.
Kapolsek Ponjong Kompol Sudono mengatakan, Gito sejak pukul 07.00 dicari istrinya untuk sarapan. Namun tidak ditemukan hingga beberapa jam kemudian keluarga curiga dengan kamar mandi yang tertutup rapat. Keluarga korban berusaha mencari ke kamar mandi dan menemukan Gito sudah tidak bernyawa di papan kayu atap kamar mandi tersebut.
"Kami sudah periksa tidak ada tanda penganiayaan korban memiliki riwayat penyakit asam lambung dan hipertensi," katanya. Setelah dilakukan pemeriksaan korban langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.(Baca juga : Usai Cek Cok dengan Istri, Suami Pilih Bunuh Diri Minum Potas )
(nun)
tulis komentar anda