Keluarga Kenang AKP Lusiyanto sebagai Sosok yang Baik dan Pekerja Keras
Rabu, 19 Maret 2025 - 16:34 WIB
Kepergian AKP anumerta Lusiyanto (53) meninggalkan kepedihan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Sebab almarhum merupakan sosok yang dikenal baik dan pekerja keras. Foto/SindoNews
LAMPUNG - Kepergian AKP anumerta Lusiyanto (53) meninggalkan kepedihan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Sebab almarhum merupakan sosok yang dikenal baik dan pekerja keras. Tidak hanya itu, dia juga merupakan satu-satunya orang yang berkarier di Polri .
Hal tersebut disampaikan Dasni (71) yang merupakan bibi almarhum Lusiyanto. Dasni mengatakan, Lusiyanto adalah bungsu dari 12 bersaudara. Lusiyanto adalah satu-satunya anak di keluarga yang berkarier sebagai polisi. Kakak Lusiyanto kebanyakan bekerja sebagai guru.
Menurut Dasni, almarhum Lusiyanto selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan pekerja keras. Selama bulan Ramadan, Lusiyanto kerap mengajak anak buahnya berbagi takjil untuk warga.
"Sehari sebelum insiden penembakan terjadi, Lusiyanto sebenarnya baru pulang menengok kakaknya yang ada di Sumatera Selatan. Senin sore itu selepas pulang berdinas, istrinya sempat meminta Lusiyanto untuk beristirahat di rumah agar tidak kelelahan," ungkap Dasni.
Namun saat itu, Lusiyanto bersikukuh ingin mendampingi anak buahnya menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan. Akhirnya almarhum berangkat dari rumahnya di Kabupaten Pringsewu dengan mengendarai mobil. Keluarga tak pernah mengira bahwa hari itu adalah Senin terakhir bagi Lusiyanto menjalankan tugas sebagai anggota kepolisian.
Dasni mengungkapkan, selama ini keluarga besar memaklumi jika Lusiyanto jarang bisa berkumpul dengan keluarga saat hari raya karena kesibukannya bekerja sebagai polisi.
”Saat dia dilantik, keluarga sudah mendapat wejangan jika Lusiyanto ini bukan sepenuhnya milik keluarga karena sudah mengabdi pada negara. Kalau kali ini dia enggak pulang, kami sudah ikhlas,” tutur Dasni saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Lampung.
Selanjutnya Dasni berharap kasus yang menewaskan tiga polisi ini bisa diusut secara tuntas dan transparan agar tidak menimbulkan pertanyaan dibenak keluarga. Siapa pun pelakunya harus ditindak tegas.
Lusiyanto (53) adalah Kepala Polsek Negara Batin yang ikut menjadi korban penembakan saat penggerebekan terjadi. Selain Lusiyanto, anggota Polsek Negara Batin, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto (40), dan anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Way Kanan, Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta (23), juga tewas tertembak.
Hal tersebut disampaikan Dasni (71) yang merupakan bibi almarhum Lusiyanto. Dasni mengatakan, Lusiyanto adalah bungsu dari 12 bersaudara. Lusiyanto adalah satu-satunya anak di keluarga yang berkarier sebagai polisi. Kakak Lusiyanto kebanyakan bekerja sebagai guru.
Menurut Dasni, almarhum Lusiyanto selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan pekerja keras. Selama bulan Ramadan, Lusiyanto kerap mengajak anak buahnya berbagi takjil untuk warga.
"Sehari sebelum insiden penembakan terjadi, Lusiyanto sebenarnya baru pulang menengok kakaknya yang ada di Sumatera Selatan. Senin sore itu selepas pulang berdinas, istrinya sempat meminta Lusiyanto untuk beristirahat di rumah agar tidak kelelahan," ungkap Dasni.
Namun saat itu, Lusiyanto bersikukuh ingin mendampingi anak buahnya menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan. Akhirnya almarhum berangkat dari rumahnya di Kabupaten Pringsewu dengan mengendarai mobil. Keluarga tak pernah mengira bahwa hari itu adalah Senin terakhir bagi Lusiyanto menjalankan tugas sebagai anggota kepolisian.
Dasni mengungkapkan, selama ini keluarga besar memaklumi jika Lusiyanto jarang bisa berkumpul dengan keluarga saat hari raya karena kesibukannya bekerja sebagai polisi.
”Saat dia dilantik, keluarga sudah mendapat wejangan jika Lusiyanto ini bukan sepenuhnya milik keluarga karena sudah mengabdi pada negara. Kalau kali ini dia enggak pulang, kami sudah ikhlas,” tutur Dasni saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Lampung.
Selanjutnya Dasni berharap kasus yang menewaskan tiga polisi ini bisa diusut secara tuntas dan transparan agar tidak menimbulkan pertanyaan dibenak keluarga. Siapa pun pelakunya harus ditindak tegas.
Lusiyanto (53) adalah Kepala Polsek Negara Batin yang ikut menjadi korban penembakan saat penggerebekan terjadi. Selain Lusiyanto, anggota Polsek Negara Batin, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto (40), dan anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Way Kanan, Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta (23), juga tewas tertembak.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda