Kolaborasi Pemprov Jakarta dan BI Catatkan Deflasi di Februari
Selasa, 04 Maret 2025 - 23:30 WIB
Kolaborasi antara Pemprov Jakarta dan Bank Indonesia Perwakilan Jakarta berhasil mencetak deflasi pada Februari 2025. Foto: Ist
JAKARTA - Kolaborasi antara Pemprov Jakarta dan Bank Indonesia Perwakilan Jakarta berhasil mencetak deflasi pada Februari 2025.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jakarta Arlyana Abubakar mengungkapkan meskipun deflasi tidak sedalam bulan sebelumnya, namun penekanan cukup bagus mengingat terjadi menjelang Ramadan.
“Deflasi pada Februari 2025 terutama bersumber dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga serta kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau,” kata Arlyana, Senin (3/3/2025).
Berbanding terbalik, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta kelompok Transportasi mencatatkan inflasi.
Menurut Arlyana, deflasi yang paling terasa di Jakarta disebabkan kebijakan stimulus diskon 50 persen untuk tarif listrik rumah tangga di bawah 2.200 VA yang berlaku hingga Februari 2025.
Sementara untuk harga makanan, deflasi terjadi karena penurunan harga bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit yang didukung ketersediaan pasokan yang melimpah dari beberapa wilayah sentra yang mengalami musim panen dalam waktu hampir bersamaan.
Hal terbalik terjadi pada tekanan inflasi yang bersumber dari penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 Februari 2025 dan peningkatan angkutan udara seiring normalisasi harga pascaberakhirnya pemberlakuan diskon tarif angkutan udara saat periode Nataru 2024-2025 dan menguatnya permintaan jelang Ramadan-Idulfitri tahun 2025.
Terhadap tren baik ini, pihaknya akan bersinergi dengan Pemprov Jakarta serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Dengan berbagai upaya tersebut, inflasi Jakarta pada 2025 diharapkan tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1 persen,” katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jakarta Arlyana Abubakar mengungkapkan meskipun deflasi tidak sedalam bulan sebelumnya, namun penekanan cukup bagus mengingat terjadi menjelang Ramadan.
“Deflasi pada Februari 2025 terutama bersumber dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga serta kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau,” kata Arlyana, Senin (3/3/2025).
Berbanding terbalik, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta kelompok Transportasi mencatatkan inflasi.
Menurut Arlyana, deflasi yang paling terasa di Jakarta disebabkan kebijakan stimulus diskon 50 persen untuk tarif listrik rumah tangga di bawah 2.200 VA yang berlaku hingga Februari 2025.
Sementara untuk harga makanan, deflasi terjadi karena penurunan harga bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit yang didukung ketersediaan pasokan yang melimpah dari beberapa wilayah sentra yang mengalami musim panen dalam waktu hampir bersamaan.
Hal terbalik terjadi pada tekanan inflasi yang bersumber dari penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 Februari 2025 dan peningkatan angkutan udara seiring normalisasi harga pascaberakhirnya pemberlakuan diskon tarif angkutan udara saat periode Nataru 2024-2025 dan menguatnya permintaan jelang Ramadan-Idulfitri tahun 2025.
Terhadap tren baik ini, pihaknya akan bersinergi dengan Pemprov Jakarta serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Dengan berbagai upaya tersebut, inflasi Jakarta pada 2025 diharapkan tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1 persen,” katanya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda