Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
Sabtu, 16 November 2024 - 14:25 WIB
MALUKU UTARA - Keheningan di Bumi Hibualamo, Maluku Utara berubah menjadi hiruk-pikuk yang penuh hingar-bingar. Puluhan ribu warga dari berbagai penjuru Maluku Utara memenuhi jalan-jalan menuju Rumah Adat Hibualamo, tempat berlangsungnya acara Gebyar Budaya yang digelar Canga Muda yang menghadirkan Sultan Tidore Husain Alting Sjah.
Jalanan yang biasanya tenang berubah menjadi lautan manusia yang penuh pancaran senyuman dan semangat di wajah mereka yang hadir semata-mata untuk menyaksikan perhelatan budaya yang megah dengan kehadiran Sultan Husain, calon pemimpin ideal untuk Maluku Utara.
Sultan Husain Alting Sjah disambut dengan tarian Cakalele, tarian perang khas Maluku Utara yang memancarkan keberanian, kehormatan, dan semangat juang masyarakat Maluku Utara.
Setelah tarian Cakalele, Sultan diarahkan menuju panggung utama dengan iringan Tarian Denge, sebuah tarian adat yang melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada tamu agung.
Kemudian, prosesi Jokokaha atau cuci kaki Sultan dilakukan. Prosesi ini memiliki makna simbolis sebagai ucapan selamat datang kepada Sultan Tidore dan menunjukkan kesucian, penghormatan, serta penerimaan yang hangat dari masyarakat Halmahera Utara.
Air yang digunakan dalam Jokokaha dipersembahkan sebagai simbol doa dan harapan untuk kebersihan hati serta keberkahan dalam setiap langkah Sultan.
Tak berhenti di situ, acara ini semakin membius ribuan pasang mata dengan berbagai penampilan seni dari berbagai daerah di Maluku Utara. Kelompok Yangere Gabungan, Velves Voice membawakan lagu tradisional dengan suara merdu yang menggema dan menciptakan suasana yang hangat. Penampilan mereka berhasil menyatukan generasi tua dan muda dalam alunan melodi yang merdu.
Tidak ketinggalan, tarian adat Bugis KKSS menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gerakan yang lincah, para penari memperlihatkan hubungan erat antara masyarakat Bugis dan Maluku Utara, yang telah terjalin sejak lama.
Jalanan yang biasanya tenang berubah menjadi lautan manusia yang penuh pancaran senyuman dan semangat di wajah mereka yang hadir semata-mata untuk menyaksikan perhelatan budaya yang megah dengan kehadiran Sultan Husain, calon pemimpin ideal untuk Maluku Utara.
Sultan Husain Alting Sjah disambut dengan tarian Cakalele, tarian perang khas Maluku Utara yang memancarkan keberanian, kehormatan, dan semangat juang masyarakat Maluku Utara.
Setelah tarian Cakalele, Sultan diarahkan menuju panggung utama dengan iringan Tarian Denge, sebuah tarian adat yang melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada tamu agung.
Kemudian, prosesi Jokokaha atau cuci kaki Sultan dilakukan. Prosesi ini memiliki makna simbolis sebagai ucapan selamat datang kepada Sultan Tidore dan menunjukkan kesucian, penghormatan, serta penerimaan yang hangat dari masyarakat Halmahera Utara.
Air yang digunakan dalam Jokokaha dipersembahkan sebagai simbol doa dan harapan untuk kebersihan hati serta keberkahan dalam setiap langkah Sultan.
Tak berhenti di situ, acara ini semakin membius ribuan pasang mata dengan berbagai penampilan seni dari berbagai daerah di Maluku Utara. Kelompok Yangere Gabungan, Velves Voice membawakan lagu tradisional dengan suara merdu yang menggema dan menciptakan suasana yang hangat. Penampilan mereka berhasil menyatukan generasi tua dan muda dalam alunan melodi yang merdu.
Tidak ketinggalan, tarian adat Bugis KKSS menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gerakan yang lincah, para penari memperlihatkan hubungan erat antara masyarakat Bugis dan Maluku Utara, yang telah terjalin sejak lama.
tulis komentar anda