Kisah Legenda Asal Mula Sungai Kawat Kota Sintang
Jum'at, 20 September 2024 - 17:15 WIB
SINTANG - LEGENDA asal mula Sungai Kawat merupakan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Barat. Sungai Kawat adalah salah satu anak Sungai Kapuas yang berada di Kota Sintang.
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang nelayan miskin yang hendak keluar rumah untuk memancing. Di hari itu, sang nelayan mendayung perahunya menuju sebuah sungai.
Sesampainya di sungai itu, nelayan tersebut langsung menyiapkan alat pancing dan umpannya, dan mengarahkan alat pancingnya ke area sungai yang Ia anggap terdapat banyak ikan.
Sudah menunggu cukup lama, namun sayangnya tidak ada seekor ikan pun yang menghampiri umpannya. Namun sang nelayan masih bersabar, dan tetap menunggu, karena Ia akan pulang dengan tangan kosong.
Ketika sang nelayan mengangkat alat pancingnya, terdapat segulung kawat yang tersangkut, dan ternyata terbuat dari emas.
Kegembiraan langsung menyelimuti hati sang nelayan. Ia pun langsung membayangkan betapa mahalnya gulungan kawat emas itu apabila dia jual.
Karena keinginannya inilah, hawa nafsu kemudian merasuki dirinya. Sang nelayan dengan rakusnya terus menerus menarik kawat dari sungai tersebut, seakan-akan tiada habisnya.
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang nelayan miskin yang hendak keluar rumah untuk memancing. Di hari itu, sang nelayan mendayung perahunya menuju sebuah sungai.
Sesampainya di sungai itu, nelayan tersebut langsung menyiapkan alat pancing dan umpannya, dan mengarahkan alat pancingnya ke area sungai yang Ia anggap terdapat banyak ikan.
Sudah menunggu cukup lama, namun sayangnya tidak ada seekor ikan pun yang menghampiri umpannya. Namun sang nelayan masih bersabar, dan tetap menunggu, karena Ia akan pulang dengan tangan kosong.
Ketika sang nelayan mengangkat alat pancingnya, terdapat segulung kawat yang tersangkut, dan ternyata terbuat dari emas.
Kegembiraan langsung menyelimuti hati sang nelayan. Ia pun langsung membayangkan betapa mahalnya gulungan kawat emas itu apabila dia jual.
Baca Juga
Karena keinginannya inilah, hawa nafsu kemudian merasuki dirinya. Sang nelayan dengan rakusnya terus menerus menarik kawat dari sungai tersebut, seakan-akan tiada habisnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda