Dorong Masjid Bertransformasi, LTMNU Siapkan Aplikasi SIMASNU
Sabtu, 07 September 2024 - 21:17 WIB
JAKARTA - Mengusung tema ‘Merawat Masjid Membangun Peradaban’, Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nakhdlatul Ulama (LTM PBNU) menginisiasi silaturahmi nasional dan pelatihan bagi takmir masjid di Jabodetabek sebagai bagian dari penyiapan 1.000 takmir masjid se-Indonesia sampai dengan akhir tahun ini.
LTM PBNU mentoring dengan mendorong digitalisasi masjid dan optimalisasi Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) di masjid-masjid agar masjid lebih mandiri secara keuangan dan program-program masjid lebih variatif menyentuh persoalan umat.
LTM PBNU mengadakan pelatihan selama tiga hari pada 7-9 September 2024 yang melibatkan lebih dari 400 takmir masjid se Jabotabek bertujuan untuk meningkatkan kompetensi takmir masjid dengan memperkuat pemahaman dan praktek beragama yang tawasuth, tawazun dan moderat dengan penekanan utama pada penggunaan teknologi dan kepatuhan regulasi pengelolaan ZIS agar masjid masjid semakin makmur dan berdaya.
Suasana pembukaan silaturahmi nasional dan pelatihan bagi takmir masjid.
Ketua LTM PBNU Mokhamad Mahdum menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi takmir masjid khususnya takmir majid di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek). Mahdum juga memimpikan terdapat integrasi informasi antar masjid-masjid khsususnya antar masjid NU.
“LTM PBNU sedang mengembangkan aplikasi IT sebut saja namanya Sistem Informasi Masjid NU (SIMASNU) sebagai implementasi pelaksanaan arahan PBNU agar semua elemen NU melakukan transformasi digital. Aplikasi ini bersifat integratif per masjid per Lokasi (by name, by address) yang memotret semua pelayanan masjid, bukan hanya tentang waktu sholat, jadwal pengajian dan penceramah. Namun juga tentang informasi keuangan masjid, aset wakaf masjid dan program program layanan kepada jamaah sehingga terjadi optimalisasi dan sinergi atas setiap kegiatan di masjid,.” tutur Mahdum.
Menurutnya, SIMASNU akan menjadi salah satu pilar terpenting dalam ekosistem kemasjidan. Karena aplikasi ini akan menguatkan pesan bahwa masjid bukan hanya sebagai tempat sholat namun sebagai pusat peradaban.
“Aplikasi ini akan memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentang aktivitas masjid dan akuntabilitas pengelolaannya di masjid sekitar rumah tinggalnya atau di tempat kerja sehari hari karena aplikasi ini dirancang bukan hanya untuk masjid di komplek perumahan namun juga untuk masjid di perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaaan dan tempat-tempat lainnya,” papar Mahdum.
Dengan demikian Mahdum berharap masjid-masjid akan ramai bukan hanya pada waktu-waktu sholat karena masjid dapat menjadi rumah kedua bagi masyarakat dalam beribadah pada Allah.
Kementerian Agama RI melalui Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim Ruhana, mengapresiasi lengkah-langkah LTM PBNU dan berterima kasih telah membantu Kementerian Agama meneguhkan kembali dakwah masjid yang benar-benar rahmatan lil alamin, dakwah yang benar benar profesional, moderat dan berdaya.
“Karena dakwah semacam ini jati diri masjid akan semakin kelihatan dan masjd akan kembali dijadikan rujukan utama kegiatan masyarakat,” katanya.
LTM PBNU mentoring dengan mendorong digitalisasi masjid dan optimalisasi Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) di masjid-masjid agar masjid lebih mandiri secara keuangan dan program-program masjid lebih variatif menyentuh persoalan umat.
LTM PBNU mengadakan pelatihan selama tiga hari pada 7-9 September 2024 yang melibatkan lebih dari 400 takmir masjid se Jabotabek bertujuan untuk meningkatkan kompetensi takmir masjid dengan memperkuat pemahaman dan praktek beragama yang tawasuth, tawazun dan moderat dengan penekanan utama pada penggunaan teknologi dan kepatuhan regulasi pengelolaan ZIS agar masjid masjid semakin makmur dan berdaya.
Suasana pembukaan silaturahmi nasional dan pelatihan bagi takmir masjid.
Ketua LTM PBNU Mokhamad Mahdum menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi takmir masjid khususnya takmir majid di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek). Mahdum juga memimpikan terdapat integrasi informasi antar masjid-masjid khsususnya antar masjid NU.
“LTM PBNU sedang mengembangkan aplikasi IT sebut saja namanya Sistem Informasi Masjid NU (SIMASNU) sebagai implementasi pelaksanaan arahan PBNU agar semua elemen NU melakukan transformasi digital. Aplikasi ini bersifat integratif per masjid per Lokasi (by name, by address) yang memotret semua pelayanan masjid, bukan hanya tentang waktu sholat, jadwal pengajian dan penceramah. Namun juga tentang informasi keuangan masjid, aset wakaf masjid dan program program layanan kepada jamaah sehingga terjadi optimalisasi dan sinergi atas setiap kegiatan di masjid,.” tutur Mahdum.
Menurutnya, SIMASNU akan menjadi salah satu pilar terpenting dalam ekosistem kemasjidan. Karena aplikasi ini akan menguatkan pesan bahwa masjid bukan hanya sebagai tempat sholat namun sebagai pusat peradaban.
“Aplikasi ini akan memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentang aktivitas masjid dan akuntabilitas pengelolaannya di masjid sekitar rumah tinggalnya atau di tempat kerja sehari hari karena aplikasi ini dirancang bukan hanya untuk masjid di komplek perumahan namun juga untuk masjid di perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaaan dan tempat-tempat lainnya,” papar Mahdum.
Dengan demikian Mahdum berharap masjid-masjid akan ramai bukan hanya pada waktu-waktu sholat karena masjid dapat menjadi rumah kedua bagi masyarakat dalam beribadah pada Allah.
Kementerian Agama RI melalui Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim Ruhana, mengapresiasi lengkah-langkah LTM PBNU dan berterima kasih telah membantu Kementerian Agama meneguhkan kembali dakwah masjid yang benar-benar rahmatan lil alamin, dakwah yang benar benar profesional, moderat dan berdaya.
“Karena dakwah semacam ini jati diri masjid akan semakin kelihatan dan masjd akan kembali dijadikan rujukan utama kegiatan masyarakat,” katanya.
(ars)
Lihat Juga :
tulis komentar anda