Dyah Dharanindra, Raja Mataram Sakti Pelindung Jagad Sumatera dan Kamboja

Selasa, 02 Juli 2024 - 07:13 WIB
Ilustrasi Raja Mataram Kuno perintah wilayah Jawa, Sumatera hingga Kamboja. Foto/Istimewa/Quora
Dyah Dharanindra Raja Mataram Kuno masih asing di kalangan masyarakat awam. Masyarakat Jawa lebih mengenal nama-nama raja seperti Airlangga, Jayabaya, Ken Arok Kertanagara, hingga Hayam Wuruk, jika itu berbicara mengenai sejarah kerajaan masa Hindu Buddha.

Tak salah memang, raja-raja yang disebutkan tadi memiliki kegemilangan masing-masing di era kerajaan Hindu Buddha. Tapi berbicara siapa sosok yang pertama kali yang melakukan serangan ke Pulau Sumatera adalah Dyah Dharanindra dikenal Rakai Panunggalan.

”Keberhasilan penaklukkan wilayah Sriwijaya di Pulau Sumatera tergambarkan dalam Prasasti Ligor B,” demikian dikutip dari buku “Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa: Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita”.





Memang terdapat prasasti yang sama yakni Prasasti Ligor A yang juga diterbitkan di masa pasca Rakai Panangkaran bertahta itu. Tapi sejarawan Prof. Slamet Muljana menafsirkan kedua Prasasti itu tak sama. Prof. Slamet Muljana lantas memadukan dengan berita pada Prasasti Po Ngar.

Prasasti tersebut menyebutkan bahwa Jawa pernah menjajah Kamboja yang kala itu masih bernama Chen-la sampai tahun 802. Selain itu, Jawa juga pernah menyerang Campa pada tahun 787.

Dengan demikian, Slamet Muljana menyimpulkan bahwa Dyah Dharanindra sebagai raja Jawa yang berhasil menaklukkan Sriwijaya, termasuk daerah bawahannya yakni Semenanjung Malaya (Ligor).



Pada Prasasti Ligor B pula ditafsirkan oleh Slamet Muljana sebagai pertanda bahwa Wangsa Sailendra menguasai Sriwijaya.Prasasti tersebut pula berisi puji-pujian untuk Dharanindra sebagai penjelmaan Wisnu.

Oleh Dharanindra, Daerah Ligor dijadikan sebagai pangkalan militer untuk menyerang Campa (787) serta Kamboja. Penaklukan terhadap Sriwijaya, Ligor, Campa, dan Kamboja selaras dengan julukan Dharanindra sebagai "Penumpas Musuh-Musuh Perwira".

Dari penjelasan Slamet Muljana tersebut bisa disimpulkan bahwa raja Wisnu yang disebut oleh sebagian sejarawan sebagai raja Sriwijaya adalah Dyah Dharanindra. Mengingat arti nama Wisnu dan Dharanindra menurutnya sama-sama bermakna sebagai "Pelindung Jagad".
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content