H-7 Lebaran 2024, Gunung Merapi Muntahkan Wedus Gembel Sejauh 1.700 Meter

Rabu, 03 April 2024 - 10:00 WIB
Gunung Merapi kembali muntahkan awan pnasa sejauh 1.700 meter. Foto/BPPTKG
SLEMAN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut terjadi Awan Panas Guguran di Gunung Merapi, Rabu (3/4/2024) pagi. Awan Panas Guguran tersebut terjadi pada pukul 06.26 WIB.

BPPTKG mencatat awan panas guguran tersebut memiliki Amplitudo max 48 mm, berdurasi 171.32 detik dengan estimasi jarak luncur maksimal 1700 meter ke Barat Daya, arah angin ke Barat. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan.

BPPTKG mencatat selama 6 jam terakhir terjadi gempa 43 kali Guguran dengan Amplitudo 2-15 mm berdurasi 29.56-169.7 detik, 6 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan Amplitudo 2-11 mm, S-P: 0.4-0.7 detik.







Durasi : 5.4-9.04 detik, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan Amplitudo 62 mm, Durasi 9.48 detik. Dan 1 gempa Tektonik Jauh dengan Amplitudo 2 mm, S-P 19.82 detik durasi 85.08 detik).

”Teramati 15 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1500 meter,” tulis BPPTKG, Rabu (3/4/2024).

BPPTKG menyebut status Gunung Merapi Level III atau Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya. ”Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya,” tambahnya.

Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
(ams)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content