Gempa M5,6 Guncang Nias Selatan, BMKG: Akibat Subduksi Lempeng
Jum'at, 23 Februari 2024 - 16:16 WIB
NIAS SELATAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa dengan kekuatan Magnitudo 5,6 mengguncang Nias Selatan, Jumat 23 Februari 2024 pukul 14.46.30 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5. Episenter gempaterletak pada koordinat 0,67° LS ; 98,50° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 157 km Tenggara Nias Selatan-Sumut pada kedalaman 48 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan dengan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi penunjaman Lempeng Indo Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ),” ujar Daryono dalam keterangan resminya, Jumat (23/2/2024).
Berdasarkan estimasi peta guncangan ( shakemap ), gempa ini menimbulkan guncangan di daerah Teluk Dalam dan Pulau Hibala dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Kemudian Padang II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 15.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
”Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” imbaunya.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5. Episenter gempaterletak pada koordinat 0,67° LS ; 98,50° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 157 km Tenggara Nias Selatan-Sumut pada kedalaman 48 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan dengan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi penunjaman Lempeng Indo Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ),” ujar Daryono dalam keterangan resminya, Jumat (23/2/2024).
Berdasarkan estimasi peta guncangan ( shakemap ), gempa ini menimbulkan guncangan di daerah Teluk Dalam dan Pulau Hibala dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Kemudian Padang II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 15.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
”Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” imbaunya.
(ams)
tulis komentar anda