Miris! Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur Tewas Terserang ISPA
Sabtu, 27 Januari 2024 - 08:17 WIB
FLORES TIMUR - Seorang lansia pengungsi asal Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia akibat penyakit ISPA akut saat berada di pengungsian erupsi Gunung Lewotobi.
Korban Maria Peni Hayon (69) wafat setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Santo Gabriel Maumere akibat gangguan pernapasan akut. Almarhum dilarikan ke Rumah Sakit Santo Gabriel Maumere setelah kondisinya memburuk.
Korban mengungsi selama dua pekan di pengungsian Desa Konga, Kecamatan Titehena. Anak korban, Pilipus Wato Pukan menyatakan bahwa ibunya terserang ISPA akut karena kondisi pengungsian yang tidak sehat, dan para lansia terpaksa beralaskan tikar saja.
Pilipus Wato Pukan menambahkan bahwa almarhumah memiliki riwayat penyakit ISPA, dan kondisinya semakin memburuk saat berada di pengungsian. Sebelum dirujuk ke Maumere, korban sempat diungsikan ke rumah kerabat.
Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah korban hendak dimakamkan di lokasi pemakaman umum Desa Nobo. Keluarga meminta pemerintah untuk memperhatikan kesehatan para pengungsi agar kasus serupa tak kembali terulang.
Sementara itu, data dari posko informasi hingga hari ke-26 pasca erupsi Gunung Lewotobi mencatat bahwa jumlah kasus ISPA yang menyerang para pengungsi terus meningkat, mencapai 2.306 kasus.
Gunung Lewotobi masih berstatus awas dan terus mengeluarkan lava pijar serta guguran awan panas sejauh 4 km ke arah utara laut. Situasi ini menambah tantangan bagi para pengungsi yang harus menghadapi kondisi pengungsian yang tidak memadai.
Korban Maria Peni Hayon (69) wafat setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Santo Gabriel Maumere akibat gangguan pernapasan akut. Almarhum dilarikan ke Rumah Sakit Santo Gabriel Maumere setelah kondisinya memburuk.
Korban mengungsi selama dua pekan di pengungsian Desa Konga, Kecamatan Titehena. Anak korban, Pilipus Wato Pukan menyatakan bahwa ibunya terserang ISPA akut karena kondisi pengungsian yang tidak sehat, dan para lansia terpaksa beralaskan tikar saja.
Pilipus Wato Pukan menambahkan bahwa almarhumah memiliki riwayat penyakit ISPA, dan kondisinya semakin memburuk saat berada di pengungsian. Sebelum dirujuk ke Maumere, korban sempat diungsikan ke rumah kerabat.
Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah korban hendak dimakamkan di lokasi pemakaman umum Desa Nobo. Keluarga meminta pemerintah untuk memperhatikan kesehatan para pengungsi agar kasus serupa tak kembali terulang.
Sementara itu, data dari posko informasi hingga hari ke-26 pasca erupsi Gunung Lewotobi mencatat bahwa jumlah kasus ISPA yang menyerang para pengungsi terus meningkat, mencapai 2.306 kasus.
Gunung Lewotobi masih berstatus awas dan terus mengeluarkan lava pijar serta guguran awan panas sejauh 4 km ke arah utara laut. Situasi ini menambah tantangan bagi para pengungsi yang harus menghadapi kondisi pengungsian yang tidak memadai.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda