Gelar Rakor bersama BNPB RI, Gubernur Khofifah Tekankan Mitigasi dan Pemetaan Status Bencana di Jatim
Selasa, 10 Oktober 2023 - 12:03 WIB
SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penanganan Bencana di Wilayah Jawa Timur serta Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2023-2024 yang dipimpin langsung Kepala BNPB RI Letnan Jenderal TNI Suharyanto di Ruang Sasana Wiyata Praja, BPSDM Provinsi Jatim, Senin (9/10/2023).
Pada rakor yang dihadiri langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Bupati, Pj Bupati, Wali Kota, dan Pj Wali Kota ini, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya mitigasi dan pemetaan status kebencanaan di tiap-tiap wilayahnya secara tepat. Ini penting untuk penanganan bencana, termasuk untuk menyalurkan bantuan salah satunya pengeluaran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada saat ditetapkan status tanggap darurat.
Gubernur Khofifah mengatakan, CBP dapat dikeluarkan ke kabupaten/kota jika memang sudah menetapkan Status Tanggap Darurat. Untuk itu, Ia mempersilakan jika ada kepala daerah yang telah memenuhi kualifikasi penetapan tanggap darurat untuk mengeluarkan SK Bupati/ Wali Kota menetapkan status tersebut karena terdampak kekeringan. Diakuinya, kekeringan dampak elnino tahun ini mendapat atensi khusus.
Selain menyoroti kekeringan yang terjadi sekarang ini, Gubernur Khofifah mengingatkan ancaman bencana hidrometorologi yang kerap terjadi di awal tahun. Ia mengajak seluruh kepala daerah bersama OPD terkait untuk melakukan normalisasi atau pengerukan sungai dan pengecekan pompa dan pintu air.
“Ini persoalan relatif sederhana. Tetapi harus cek detail. Ketika pompa air tidak berfungsi dengan baik seperti tersumbat sampah atau barongan (sampah bambu) ini bisa diantisipasi lebih dini,” katanya.
“Saya mohon ini semua bisa menjadi kewaspadaan bersama. Mumpung kita punya kesempatan, sekarang kita fokus agar intervensi kebencanaan bisa masif. Juga pertemuan hari ini menjadi pengingat kita untuk memanggil kembali memori pada penanganan bencana yang sebelumnya. Juga opsi-opsi mitigasi secara manual juga perlu disiapkan," lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah secara khusus menyampaikan terima kasihnya atas support, penguatan dan pendampingan dari BNPB RI dalam penanganan bencana maupun pascabencana di Jatim khususnya saat karhutla seperti saat ini.
“Seperti misalnya pada bencana kebakaran hutan, BNPB RI memberikan support heli untuk.water bombing kepada Jatim. Terima kasih, atas bantuannya Kepala BNPB RI. Dalam semua kerja keras tersebut, kita tetap harus mengiringi dengan doa. Agar memberseiringi seluruh ikhtiar yang telah kita lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNPB RI Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyampaikan, kekeringan di Indonesia akan terjadi hingga awal tahun, kisaran Januari-Februari 2024. Namun ada beberapa daerah yang bakal diguyur hujan pada November 2023.
Pada rakor yang dihadiri langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Bupati, Pj Bupati, Wali Kota, dan Pj Wali Kota ini, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya mitigasi dan pemetaan status kebencanaan di tiap-tiap wilayahnya secara tepat. Ini penting untuk penanganan bencana, termasuk untuk menyalurkan bantuan salah satunya pengeluaran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada saat ditetapkan status tanggap darurat.
Gubernur Khofifah mengatakan, CBP dapat dikeluarkan ke kabupaten/kota jika memang sudah menetapkan Status Tanggap Darurat. Untuk itu, Ia mempersilakan jika ada kepala daerah yang telah memenuhi kualifikasi penetapan tanggap darurat untuk mengeluarkan SK Bupati/ Wali Kota menetapkan status tersebut karena terdampak kekeringan. Diakuinya, kekeringan dampak elnino tahun ini mendapat atensi khusus.
Selain menyoroti kekeringan yang terjadi sekarang ini, Gubernur Khofifah mengingatkan ancaman bencana hidrometorologi yang kerap terjadi di awal tahun. Ia mengajak seluruh kepala daerah bersama OPD terkait untuk melakukan normalisasi atau pengerukan sungai dan pengecekan pompa dan pintu air.
“Ini persoalan relatif sederhana. Tetapi harus cek detail. Ketika pompa air tidak berfungsi dengan baik seperti tersumbat sampah atau barongan (sampah bambu) ini bisa diantisipasi lebih dini,” katanya.
“Saya mohon ini semua bisa menjadi kewaspadaan bersama. Mumpung kita punya kesempatan, sekarang kita fokus agar intervensi kebencanaan bisa masif. Juga pertemuan hari ini menjadi pengingat kita untuk memanggil kembali memori pada penanganan bencana yang sebelumnya. Juga opsi-opsi mitigasi secara manual juga perlu disiapkan," lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah secara khusus menyampaikan terima kasihnya atas support, penguatan dan pendampingan dari BNPB RI dalam penanganan bencana maupun pascabencana di Jatim khususnya saat karhutla seperti saat ini.
“Seperti misalnya pada bencana kebakaran hutan, BNPB RI memberikan support heli untuk.water bombing kepada Jatim. Terima kasih, atas bantuannya Kepala BNPB RI. Dalam semua kerja keras tersebut, kita tetap harus mengiringi dengan doa. Agar memberseiringi seluruh ikhtiar yang telah kita lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNPB RI Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyampaikan, kekeringan di Indonesia akan terjadi hingga awal tahun, kisaran Januari-Februari 2024. Namun ada beberapa daerah yang bakal diguyur hujan pada November 2023.
tulis komentar anda