Kisah Tunggul Ametung Galau Ditinggal Prajurit Tumapel yang Tak Setia
Selasa, 19 September 2023 - 06:15 WIB
MALANG - Tunggul Ametung sebagai seorang penguasa sempat sedih karena ditinggal prajurit Tumapel di tengah masa kepemimpinannya yang akan segera berakhir. Kegalauan tersebut ia sampaikan kepada istrinya Ken Dedes dan Dalung. Perihal siapa sosok Dalung inilah mungkin tak dijelaskan lebih detail.
Hanya saja ketiga orang ini melakukan pembicaraan di Taman Larangan di kompleks istana akuwu Tumapel. Kala itu Tumapel masih menjadi dari Kerajaan Kediri, di bawah sang raja Kertajaya.
Pada hari itu, Tunggul Ametung tengah pusing memikirkan bagaimana agar akuwu Tumapel yang dipimpinnya tetap kuat. Sayang para prajuritnya mulai habis dan berbalik kanan mendukung Ken Arok. Tunggul Ametung sadar betul bahwa para prajuritnya kini banyak yang tidak setia kepadanya.
Sementara pada saat yang sama, kekuatan Arok semakin bertambah kuat dan besar. Ketika di Taman Larangan itu, Tunggul Ametung meminta arak. Maka Ken Dedes pun langsung mengambilkan sebotol arak. Arak itu langsung ditenggak oleh Tunggul Ametung, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" dari Muhammad Syamsuddin.
Karena kepala semakin pening akibat masalah yang membebani pikirannya ditambah dengan tuak yang ditenggak, Tunggul Ametung pun dibawa ke tempat tidur. Saat berada di tempat tidur itu, pasukan Ken Arok sudah mengepung Tumapel. Sisa-sisa prajurit Tumapel sudah tidak berdaya.
Banyaknya prajurit Ken Arok di luar Pakuwuan itu sempat memunculkan kecurigaan Tunggul Ametung, bahwa bisa jadi Arok akan melakukan pemberontakan dan pengkhianatan. Namun Ken Dedes mampu meyakinkan bahwa Arok hanya menjalankan tugasnya untuk mengamankan Pakuwuan.
Saat itu Dalung mohon pamit untuk keluar dan Tunggul Ametung hanya ditemani oleh Permaisurinya, Ken Dedes. Kepada Dedes, Tunggul Ametung memberi perintah, jangan sampai ada orang yang menginjakkan kakinya ke pendopo Pakuwuan.
Saat bersama dengan Paramesywari-nya dalam hal ini Ken Dedes di kamar tidur itu, Tunggul Ametung menyatakan kepada istrinya itu bahwa selama ini dirinya telah mencium sesuatu yang tak beres di Pakuwuan, sehingga menjadikan sekitar Pakuwuan sendiri dilanda ketidakstabilan.
Hanya saja ketiga orang ini melakukan pembicaraan di Taman Larangan di kompleks istana akuwu Tumapel. Kala itu Tumapel masih menjadi dari Kerajaan Kediri, di bawah sang raja Kertajaya.
Pada hari itu, Tunggul Ametung tengah pusing memikirkan bagaimana agar akuwu Tumapel yang dipimpinnya tetap kuat. Sayang para prajuritnya mulai habis dan berbalik kanan mendukung Ken Arok. Tunggul Ametung sadar betul bahwa para prajuritnya kini banyak yang tidak setia kepadanya.
Sementara pada saat yang sama, kekuatan Arok semakin bertambah kuat dan besar. Ketika di Taman Larangan itu, Tunggul Ametung meminta arak. Maka Ken Dedes pun langsung mengambilkan sebotol arak. Arak itu langsung ditenggak oleh Tunggul Ametung, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" dari Muhammad Syamsuddin.
Karena kepala semakin pening akibat masalah yang membebani pikirannya ditambah dengan tuak yang ditenggak, Tunggul Ametung pun dibawa ke tempat tidur. Saat berada di tempat tidur itu, pasukan Ken Arok sudah mengepung Tumapel. Sisa-sisa prajurit Tumapel sudah tidak berdaya.
Banyaknya prajurit Ken Arok di luar Pakuwuan itu sempat memunculkan kecurigaan Tunggul Ametung, bahwa bisa jadi Arok akan melakukan pemberontakan dan pengkhianatan. Namun Ken Dedes mampu meyakinkan bahwa Arok hanya menjalankan tugasnya untuk mengamankan Pakuwuan.
Saat itu Dalung mohon pamit untuk keluar dan Tunggul Ametung hanya ditemani oleh Permaisurinya, Ken Dedes. Kepada Dedes, Tunggul Ametung memberi perintah, jangan sampai ada orang yang menginjakkan kakinya ke pendopo Pakuwuan.
Saat bersama dengan Paramesywari-nya dalam hal ini Ken Dedes di kamar tidur itu, Tunggul Ametung menyatakan kepada istrinya itu bahwa selama ini dirinya telah mencium sesuatu yang tak beres di Pakuwuan, sehingga menjadikan sekitar Pakuwuan sendiri dilanda ketidakstabilan.
tulis komentar anda