Ini Permintaan Khusus Ayah Bupati Pacitan saat Bertemu Pangeran Diponegoro usai Kalah Perang
Kamis, 18 Mei 2023 - 11:20 WIB
BUPATIPacitan Mas Tumenggung Jogokaryo II menjadi tawanan pasukan Pangeran Diponegoro usai kalah perang di Glesung. Usai kekalahan itu, sang ayah dari Mas Tumenggung Jogokaryo II yakni Mas Tumenggung Jogokaryo mencoba menemui anaknya di Nglorog.
Ia pun mencoba bernegosiasi dengan Pangeran Diponegoro agar melepaskan anaknya dan kembali memerintah di Pacitan. Suatu ketika pertemuan antara Pangeran Diponegoro dengan ayah dari Bupati Pacitan terjadi di Nglorog.
Pertemuan antara ayah dan anak ini diwarnai rasa haru. Pasalnya keduanya sudah lama tak bertemu usai Mas Tumenggung Jogokaryo II di markas pasukan Pangeran Diponegoro .
Di sana pulalah sebagaimana dikisahkan pada "Kisah Brang Wetan: Berdasarkan Babad Alit dan Babade Nagara Patjitan", terjemahan Karsono Hardjoseputro, Mas Tumenggung Jogokaryo II menceritakan keadaan dirinya sejak awal hingga akhir ketika berperang.
Sang ayah lantas mengemukakan pendapat agar anaknya kembali ke Pacitan memerintah masyarakat. Sementara dirinya yang akan menggantikan anaknya di Nglorog, mengabdi ke Pangeran Diponegoro sebagai tawanan perang.
Mas Jogokaryo berujar bila anaknya seharusnya kembali ke Pacitan dan menemui Tuan Van Vlissingen dan meminta kembali kedudukannya kembali. Jika kelak Pangeran Diponegoro dapat menjadi raja, ayahnya dapat membantunya.
Tetapi jika terjadi perang kalah, ia harus melindungi saudara-saudara dari Mas Tumenggung Jogokaryo II. Mas Tumenggung Jogokaryo II sangat setuju pada usulan ayahnya. Tak lama kemudian, Mas Jogokaryo dan anaknya menghadap Pangeran Diponegoro.
Pangeran Diponegoro bertanya pada Mas Tumenggung Jogokaryo II, "Siapa temanmu [yang] menghadap ini?" Mas Tumenggung menjawab, "Ini orangtua hamba Mas Jogokaryo."
Lantas Pangeran Diponegoro mempersilakan Mas Jogokaryo dan bertanya ada maksud apa menghadap. Mas Jogokaryo lantas mengatakan kepada Pangeran Diponegoro perihal dirinya yang akan menggantikan anaknya mengabdi usai ditawan selepas kekalahan perang.
Mas Jogokaryo meminta ke Pangeran Diponegoro agar anaknya Mas Tumenggung Jogokaryo II dilepaskan agar bisa merawat anak-anaknya yang masih kecil. Ia yang akan menggantikan anaknya hingga raganya meninggal untuk mengabadikan diri ke Pangeran Diponegoro.
Mendengar permohonan Mas Jogokaryo, Pangeran Diponegoro berkenan hati dan menyetujui permohonan itu. Lalu katanya, "Pendapatmu bagus, Paman.
Tumenggung Jogokaryo II saya izinkan pulang ke Pacitan." Mas Tumenggung Jogokaryo II kemudian minta izin pulang kepada Pangeran Diponegoro serta kepada ayahnya dan agar segera diizinkan berangkat.
Lihat Juga: Digadang-gadang Jadi Panglima, Mayjen Imam Soedja'i Pilih Berperang pada Pertempuran November 1945
Ia pun mencoba bernegosiasi dengan Pangeran Diponegoro agar melepaskan anaknya dan kembali memerintah di Pacitan. Suatu ketika pertemuan antara Pangeran Diponegoro dengan ayah dari Bupati Pacitan terjadi di Nglorog.
Baca Juga
Pertemuan antara ayah dan anak ini diwarnai rasa haru. Pasalnya keduanya sudah lama tak bertemu usai Mas Tumenggung Jogokaryo II di markas pasukan Pangeran Diponegoro .
Di sana pulalah sebagaimana dikisahkan pada "Kisah Brang Wetan: Berdasarkan Babad Alit dan Babade Nagara Patjitan", terjemahan Karsono Hardjoseputro, Mas Tumenggung Jogokaryo II menceritakan keadaan dirinya sejak awal hingga akhir ketika berperang.
Sang ayah lantas mengemukakan pendapat agar anaknya kembali ke Pacitan memerintah masyarakat. Sementara dirinya yang akan menggantikan anaknya di Nglorog, mengabdi ke Pangeran Diponegoro sebagai tawanan perang.
Mas Jogokaryo berujar bila anaknya seharusnya kembali ke Pacitan dan menemui Tuan Van Vlissingen dan meminta kembali kedudukannya kembali. Jika kelak Pangeran Diponegoro dapat menjadi raja, ayahnya dapat membantunya.
Tetapi jika terjadi perang kalah, ia harus melindungi saudara-saudara dari Mas Tumenggung Jogokaryo II. Mas Tumenggung Jogokaryo II sangat setuju pada usulan ayahnya. Tak lama kemudian, Mas Jogokaryo dan anaknya menghadap Pangeran Diponegoro.
Baca Juga
Pangeran Diponegoro bertanya pada Mas Tumenggung Jogokaryo II, "Siapa temanmu [yang] menghadap ini?" Mas Tumenggung menjawab, "Ini orangtua hamba Mas Jogokaryo."
Lantas Pangeran Diponegoro mempersilakan Mas Jogokaryo dan bertanya ada maksud apa menghadap. Mas Jogokaryo lantas mengatakan kepada Pangeran Diponegoro perihal dirinya yang akan menggantikan anaknya mengabdi usai ditawan selepas kekalahan perang.
Mas Jogokaryo meminta ke Pangeran Diponegoro agar anaknya Mas Tumenggung Jogokaryo II dilepaskan agar bisa merawat anak-anaknya yang masih kecil. Ia yang akan menggantikan anaknya hingga raganya meninggal untuk mengabadikan diri ke Pangeran Diponegoro.
Mendengar permohonan Mas Jogokaryo, Pangeran Diponegoro berkenan hati dan menyetujui permohonan itu. Lalu katanya, "Pendapatmu bagus, Paman.
Tumenggung Jogokaryo II saya izinkan pulang ke Pacitan." Mas Tumenggung Jogokaryo II kemudian minta izin pulang kepada Pangeran Diponegoro serta kepada ayahnya dan agar segera diizinkan berangkat.
Lihat Juga: Digadang-gadang Jadi Panglima, Mayjen Imam Soedja'i Pilih Berperang pada Pertempuran November 1945
(don)
tulis komentar anda