Pengangguran di Jawa Timur Didominasi Lulusan SMK
Sabtu, 06 Mei 2023 - 07:21 WIB
SURABAYA - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur (Jatim) pada Februari 2023 sebesar 4,33 persen, turun 0,48 persen dibandingkan dengan Februari 2022. TPT Jatim tersebut lebih rendah dibanding nasional yang sebesar 5,45 persen.
Dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi di antara tingkat pendidikan yang lain. Yaitu sebesar 8,59 persen. Diikuti Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 6,46 persen.
"Hal ini masih menjadi sinyal bahwa titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jatim dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja masih menjadi masalah," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sunaryo dalam rilisnya, Jumat (5/5/2023).
Baca juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Ingatkan Peran Penting Anak Muda dalam Industri Kreatif
Dari jenis kelamin, TPT laki-laki sebesar 4,85 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 3,56 persen. Dibandingkan Februari 2022, TPT laki-laki turun 0,63 persen dan TPT perempuan turun 0,27 persen. "Pada Februari 2023, TPT perkotaan hampir tiga kali lipat TPT di daerah perdesaan," terang Sunaryo.
Di perkotaan, dari setiap 10.000 penduduk angkatan kerjanya, terdapat sekitar 623 orang penganggur. Sementara itu di perdesaan, dari setiap 10.000 penduduk angkatan kerjanya terdapat sekitar 213 diantaranya yang merupakan penduduk pengangguran. Dibandingkan Februari 2022, baik TPT perkotaan maupun TPT perdesaan sama-sama mengalami penurunan.
"Meski demikian, TPT perkotaan selalu lebih tinggi dibanding perdesaan. TPT perkotaan turun 0,46 persen. Penurunan TPT perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan yaitu sebesar 0,58 persen," imbuh Sunaryo.
Data BPS Jatim juga menunjukkan, TPT pada tingkat pendidikan SMA dan SMK menunjukkan penurunan dibandingkan Februari 2022. Sebaliknya, terjadi kenaikan TPT pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD ke bawah dan SMP pada Februari 2023 dibandingkan Februari 2022.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, TPT lulusan SMK di Jatim terus menurun secara siginifikan. Dimana, TPT Jatim pada tahun 2020 sebesar 11,89 persen, menurun menjadi 6,70 persen pada tahun 2022. Bahkan menurut hasil tracer study Kemendikbudristek TPT lulusan SMK tahun 2022 hanya 3,4 persen.
“Ini artinya bahwa link and match antara SMK dengan Dudika (dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja) di Jatim telah terkoneksi dengan baik. Karenanya, menjadi penting untuk bisa mencari tahu bahwa anak-anak ini punya maksimalisasi potensi di bidang apa kemudian dipertemukanlah dengan kebutuhan dudika,” kata Khofifah.
Lihat Juga: Isu Pengangguran hingga Tata Kota Dinilai Bisa Jadi Peluang Atang-Annida Kerek Elektabilitas
Dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi di antara tingkat pendidikan yang lain. Yaitu sebesar 8,59 persen. Diikuti Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 6,46 persen.
"Hal ini masih menjadi sinyal bahwa titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jatim dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja masih menjadi masalah," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sunaryo dalam rilisnya, Jumat (5/5/2023).
Baca juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Ingatkan Peran Penting Anak Muda dalam Industri Kreatif
Dari jenis kelamin, TPT laki-laki sebesar 4,85 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 3,56 persen. Dibandingkan Februari 2022, TPT laki-laki turun 0,63 persen dan TPT perempuan turun 0,27 persen. "Pada Februari 2023, TPT perkotaan hampir tiga kali lipat TPT di daerah perdesaan," terang Sunaryo.
Di perkotaan, dari setiap 10.000 penduduk angkatan kerjanya, terdapat sekitar 623 orang penganggur. Sementara itu di perdesaan, dari setiap 10.000 penduduk angkatan kerjanya terdapat sekitar 213 diantaranya yang merupakan penduduk pengangguran. Dibandingkan Februari 2022, baik TPT perkotaan maupun TPT perdesaan sama-sama mengalami penurunan.
"Meski demikian, TPT perkotaan selalu lebih tinggi dibanding perdesaan. TPT perkotaan turun 0,46 persen. Penurunan TPT perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan yaitu sebesar 0,58 persen," imbuh Sunaryo.
Data BPS Jatim juga menunjukkan, TPT pada tingkat pendidikan SMA dan SMK menunjukkan penurunan dibandingkan Februari 2022. Sebaliknya, terjadi kenaikan TPT pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD ke bawah dan SMP pada Februari 2023 dibandingkan Februari 2022.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, TPT lulusan SMK di Jatim terus menurun secara siginifikan. Dimana, TPT Jatim pada tahun 2020 sebesar 11,89 persen, menurun menjadi 6,70 persen pada tahun 2022. Bahkan menurut hasil tracer study Kemendikbudristek TPT lulusan SMK tahun 2022 hanya 3,4 persen.
“Ini artinya bahwa link and match antara SMK dengan Dudika (dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja) di Jatim telah terkoneksi dengan baik. Karenanya, menjadi penting untuk bisa mencari tahu bahwa anak-anak ini punya maksimalisasi potensi di bidang apa kemudian dipertemukanlah dengan kebutuhan dudika,” kata Khofifah.
Lihat Juga: Isu Pengangguran hingga Tata Kota Dinilai Bisa Jadi Peluang Atang-Annida Kerek Elektabilitas
(msd)
tulis komentar anda