Ditemukan Sianida di Tubuh 12 Korban Pembunuhan Berantai Mbah Slamet
Kamis, 06 April 2023 - 20:02 WIB
SOLO - Racun sianida ditemukan di dalam tubuh 12 korban tewas dalam pembunuhan berantai yang dilakukan Slamet Tohari (43), dan Budi Santoso (46). Adanya sianida di dalam tubuh para korban pembunuhan dukun pengganda uang tersebut, diketahui dari hasil uji laboratorium.
Kabid Labfor, Kombes Pol. Slamet Iswanto mengatakan, mulai melakukan identifikasi jenazah tersebut di Polres Banjarnegara, pada Selasa (4/4/2023). Hasilnya ditemukan, dua butir serbuk (apotas) dan dua butir tablet. "Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan, dua butir tablet mengandung klonidin," ujarnya di Polresta Solo, Kamis (6/4/2023).
Sianida adalah senyawa beracun dapat menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tertelan. Sedangkan, klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral.
Slamet menjelaskan, potasium sianida mampu merusak efek merusak sel-sel di dalam tubuh dalam rentang waktu sekitar 1-5 menit. Jika ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit. "Sebanyak 12 korban itu positif mengandung sianida. Jadi bisa diambil kesimpulan korban meninggal karena sianida," tegasnya.
Dalam praktiknya, lanjut Slamet, kedua pelaku menggunakan dua zat tersebut sebagai syarat dalam ritual penggandaan uang. Pelaku diminta untuk menelan dua zat tersebut. "Penggunaan dua jenis pil itu merupakan modus dari pelaku," bebernya.
Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi menambahkan, ritual penggandaan uang dilakukan pelaku di sebuah kebun. Pelaku kemudian melakukan tes kepada korbannya untuk menelan tablet yang mengandung klonidin sebelum meminum cairan sianida. "Korban dites pakai klonidin. Kalau tidak mengantuk berhasil, dan kemudian diberi sianida itu. Itu bisa dikuatkan dengan keterangan ahli," tutupnya.
Baca Juga
Kabid Labfor, Kombes Pol. Slamet Iswanto mengatakan, mulai melakukan identifikasi jenazah tersebut di Polres Banjarnegara, pada Selasa (4/4/2023). Hasilnya ditemukan, dua butir serbuk (apotas) dan dua butir tablet. "Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan, dua butir tablet mengandung klonidin," ujarnya di Polresta Solo, Kamis (6/4/2023).
Sianida adalah senyawa beracun dapat menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tertelan. Sedangkan, klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral.
Slamet menjelaskan, potasium sianida mampu merusak efek merusak sel-sel di dalam tubuh dalam rentang waktu sekitar 1-5 menit. Jika ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit. "Sebanyak 12 korban itu positif mengandung sianida. Jadi bisa diambil kesimpulan korban meninggal karena sianida," tegasnya.
Dalam praktiknya, lanjut Slamet, kedua pelaku menggunakan dua zat tersebut sebagai syarat dalam ritual penggandaan uang. Pelaku diminta untuk menelan dua zat tersebut. "Penggunaan dua jenis pil itu merupakan modus dari pelaku," bebernya.
Baca Juga
Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi menambahkan, ritual penggandaan uang dilakukan pelaku di sebuah kebun. Pelaku kemudian melakukan tes kepada korbannya untuk menelan tablet yang mengandung klonidin sebelum meminum cairan sianida. "Korban dites pakai klonidin. Kalau tidak mengantuk berhasil, dan kemudian diberi sianida itu. Itu bisa dikuatkan dengan keterangan ahli," tutupnya.
(eyt)
tulis komentar anda