Detik-detik Menegangkan Terbitnya Supersemar, Soeharto Sakit Tenggorokan dan Bung Karno Tinggalkan Rapat Kabinet
Sabtu, 11 Maret 2023 - 12:29 WIB
SURABAYA - Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret 1966 ditandatangani Presiden Soekarno atau Bung Karno di Istana Bogor sekitar pukul 19.30 Wib. Penandatanganan melalui proses yang cukup alot sekaligus menegangkan.
Supersemar memberi mandat kepada Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban pasca meletusnya peristiwa 30 September 1965.
Ada ketegangan situasi politik yang mengiringi terbitnya Supersemar. Di mana-mana muncul aksi massa yang meneriakkan melambungnya harga bahan pokok, serta menuntut pembubaran PKI (Partai Komunis Indonesia).
Tidak terkendalinya harga bahan pokok memperlihatkan betapa ekonomi orde lama telah bangkrut. Inflasi mengamuk hingga 500% dan anggaran belanja negara mengalami defisit sampai 300%.
Pada 11 Maret 1966, itu ribuan massa aksi mengepung rapat kabinet yang dipimpin Bung Karno. Massa menamakan diri Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI), yakni organ afiliasi yang terdiri dari berbagai organ mahasiswa.
Di antaranya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), dan Mapancas (Mahasiswa Pancasila).
KAMI dibentuk pada akhir Oktober 1965, di rumah Brigadir Jenderal Syarif Thayeb. Karenanya dalam gerakan dan isu yang diusung, KAMI mendapat back up penuh dari opsir-opsir penting Angkatan Darat.
Supersemar memberi mandat kepada Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban pasca meletusnya peristiwa 30 September 1965.
Ada ketegangan situasi politik yang mengiringi terbitnya Supersemar. Di mana-mana muncul aksi massa yang meneriakkan melambungnya harga bahan pokok, serta menuntut pembubaran PKI (Partai Komunis Indonesia).
Tidak terkendalinya harga bahan pokok memperlihatkan betapa ekonomi orde lama telah bangkrut. Inflasi mengamuk hingga 500% dan anggaran belanja negara mengalami defisit sampai 300%.
Pada 11 Maret 1966, itu ribuan massa aksi mengepung rapat kabinet yang dipimpin Bung Karno. Massa menamakan diri Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI), yakni organ afiliasi yang terdiri dari berbagai organ mahasiswa.
Di antaranya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), dan Mapancas (Mahasiswa Pancasila).
KAMI dibentuk pada akhir Oktober 1965, di rumah Brigadir Jenderal Syarif Thayeb. Karenanya dalam gerakan dan isu yang diusung, KAMI mendapat back up penuh dari opsir-opsir penting Angkatan Darat.
tulis komentar anda