Tokoh Muda Papua Elpius Hugi Kutuk Kerusuhan di Wamena
Sabtu, 04 Maret 2023 - 21:33 WIB
WAMENA - Tokoh Muda Papua Elpius Hugi mengutuk keras kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Dia mendorong agar penyelesaian kasus Wamena berdarah melalui proses hukum adat tidak meniadakan proses hukum positif.
Dia berpendapat, hukum adat wilayah Papua Pegunungan terkait dengan kompensasi berupa 'bayar kepala' kepada para korban yang dibayarkan sesuai dengan permintaan korban tidak berarti proses hukum terhadap pelaku tidak dilakukan.
"Kami mengutuk keras peristiwa ini dan dukacita mendalam kami sampaikan pada keluarga korban baik yang meninggal maupun yang terluka. Kami mendorong agar kasus ini harus diusut tuntas, dan proses hukumnya harus dilakukan baik menurut hukum adat maupun hukum nasional," kata Elpius Hugi kepada wartawan, Sabtu (4/3/2023).
Dia menilai kasus Wamena Berdarah adalah pelanggaran HAM berat yang harus diusut tuntas. "Kami dorong Komnas HAM RI untuk turun lakukan investigasi total, siapa aktor-aktornya harus bertanggung jawab. Dan kami tidak ingin ada anggapan bahwa daerah kami rawan konflik," ujar Elpius.
Dia mengingatkan bahwa pemicu kasus Wamena Berdarah yang bersumber dari isu penculikan anak sebenarnya karena ada trauma masa lalu pada anak-anak Papua yang pada masa Orde Baru banyak diculik dan saat mereka di luar Papua dimasukan dalam pesantren.
"Artinya bicara penculikan anak seakan membangkitkan trauma masa lalu itu. Apalagi beberapa waktu terakhir ada rentetan kejadiannya di Sorong, Jayapura dan kota yang lain. Jadi ini menjadi trauma bagi kami orang Papua," imbuhnya.
Baca: Polisi Amankan 13 Orang Usai Kerusuhan Wamena Papua yang Tewaskan 10 Orang.
Kepala Biro Protokol dan Humas Provinsi Papua tersebut menegaskan pemerintah bisa memfasilitasi atau melakukan mediasi kedua belah pihak yang bertikai dalam bentuk yang lain.
"Dan ingat bahwa urusan kompensasi jangan sampai jadi anggapan terjadi pembiaran kepada para pelaku seenaknya akan melakukan tindakan yang sama di kemudian hari dan pandangan pihak luar bahwa Wamena dipandang daerah rawan konflik," tuturnya.
Apa yang terjadi di Wamena dengan korban meninggal dunia sebanyak 10 orang tersebut adalah luka bagi orang Papua dan jadi sorotan bukan saja nasional tetapi juga nasional.
"Jadi kami harapkan betul ada keseriusan mengusut tuntas kasus ini. Jangan anggap enteng dan siapa pun aktornya harus diungkap seterang-terangnya," pungkas Elpius.
Dia berpendapat, hukum adat wilayah Papua Pegunungan terkait dengan kompensasi berupa 'bayar kepala' kepada para korban yang dibayarkan sesuai dengan permintaan korban tidak berarti proses hukum terhadap pelaku tidak dilakukan.
"Kami mengutuk keras peristiwa ini dan dukacita mendalam kami sampaikan pada keluarga korban baik yang meninggal maupun yang terluka. Kami mendorong agar kasus ini harus diusut tuntas, dan proses hukumnya harus dilakukan baik menurut hukum adat maupun hukum nasional," kata Elpius Hugi kepada wartawan, Sabtu (4/3/2023).
Dia menilai kasus Wamena Berdarah adalah pelanggaran HAM berat yang harus diusut tuntas. "Kami dorong Komnas HAM RI untuk turun lakukan investigasi total, siapa aktor-aktornya harus bertanggung jawab. Dan kami tidak ingin ada anggapan bahwa daerah kami rawan konflik," ujar Elpius.
Dia mengingatkan bahwa pemicu kasus Wamena Berdarah yang bersumber dari isu penculikan anak sebenarnya karena ada trauma masa lalu pada anak-anak Papua yang pada masa Orde Baru banyak diculik dan saat mereka di luar Papua dimasukan dalam pesantren.
"Artinya bicara penculikan anak seakan membangkitkan trauma masa lalu itu. Apalagi beberapa waktu terakhir ada rentetan kejadiannya di Sorong, Jayapura dan kota yang lain. Jadi ini menjadi trauma bagi kami orang Papua," imbuhnya.
Baca: Polisi Amankan 13 Orang Usai Kerusuhan Wamena Papua yang Tewaskan 10 Orang.
Kepala Biro Protokol dan Humas Provinsi Papua tersebut menegaskan pemerintah bisa memfasilitasi atau melakukan mediasi kedua belah pihak yang bertikai dalam bentuk yang lain.
"Dan ingat bahwa urusan kompensasi jangan sampai jadi anggapan terjadi pembiaran kepada para pelaku seenaknya akan melakukan tindakan yang sama di kemudian hari dan pandangan pihak luar bahwa Wamena dipandang daerah rawan konflik," tuturnya.
Apa yang terjadi di Wamena dengan korban meninggal dunia sebanyak 10 orang tersebut adalah luka bagi orang Papua dan jadi sorotan bukan saja nasional tetapi juga nasional.
"Jadi kami harapkan betul ada keseriusan mengusut tuntas kasus ini. Jangan anggap enteng dan siapa pun aktornya harus diungkap seterang-terangnya," pungkas Elpius.
(nag)
tulis komentar anda