Defisit Neraca Perdagangan Jatim Menurun Tajam, Ini Penyebabnya

Kamis, 16 Juli 2020 - 10:42 WIB
ilustrasi
SURABAYA - Selama semester I 2020, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) defisit sebesar USD385 juta. Angka itu menurun signifikan dibanding semester I 2019 yang defisit sebesar USD1,475 miliar.

Defisit neraca perdagangan pada semeser I 2020 ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas yang surplus sebesar USD1,023 miliar. Akan tetapi selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas justru mengalami defisit sebesar USD1,40 miliar.

Pada semester I 2020, impor Jatim sebesar USD10,03 miliar. Angka itu turun sebesar 11,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019, yakni sebesar USD11,39 miliar. Sementara ekspor, pada semester I 2020 sebesar USD9,64 miliar. Angka itu turun 2,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD9,92 miliar.



(Baca juga: Abaikan Physical Distancing, Kakek di Blitar Positif Covid-19 )

Untuk bulan Juni 2020, neraca perdagangan Jawa Jatim defisit sebesar USD138,30 juta. Defisit ini disebabkan karena adanya selisih nilai perdagangan yang negatif, baik pada sektor migas maupun pada sektor nonmigas. Selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas adalah defisit sebesar USD 43,54 juta.

"Sedangkan pada sektor migas mengalami defisit sebesar USD 94,76 juta," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Kamis (16/7/2020).

(Baca juga: Risma Menangis Histeris Saat Pemakaman Kepala DP5A Surabaya )

Secara kumulatif Januari - Juni 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan dengan kontribusi 5,61 persen atau setara USD562,89 juta. Disusul komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan kontribusi 4,26 persen atau setara USD426,92 juta. Berikutnya adalah komoditas kondensat dengan kontribusi 3,80 persen atau setara USD381,14 juta.

Sedangkan untuk ekspor, selama semester I 2020 emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan yang berkontribusi 11,94 persen atau setara USD1,15 miliar. Disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda dengan kontribusi 6,30 persen atau sebesar USD 607,45 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 5,19 persen atau dengan nilai sebesar USD 500,69 juta.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content