Waspadai Guguran Lava dan Wedus Gembel Gunung Merapi
Sabtu, 28 Januari 2023 - 12:56 WIB
JOGJA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi. Aktivitas saat ini berupa erupsi efusif ditetapkan dalam tingkat status Siaga.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa menyatakan aktivitas Gunung Merapi memang fluktuatif tinggi. Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 14 kali ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter.
"Suara guguran terdengar dari Pos Babadan sebanyak 7 kali dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus Budi Santosa, Sabtu (28/1/2023).
Pada kubah tengah teramati adanya penurunan tinggi kubah, sedangkan pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan yang signifikan. Berdasarkan foto udara pada 13 Januari 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 1.598.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.267.400 meter kubik.
Dalam minggu ini intensitas kegempaan Gunung Merapi masih cukup tinggi, tercatat 766 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 12 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 53 kali gempa fase banyak (MP), 277 kali gempa guguran (RF), 6 kali gempa hembusan (DG), dan 7 kali gempa tektonik (TT).
"Deformasi Gunung Merapi pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan," ungkapnya.
Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 70 mm/jam selama 240 menit di Pos Babadan pada tanggal 25 Januari 2023, dan dilaporkan adanya penambahan aliran di Kali Boyong.
Oleh karenanya, Agus mengatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," tambahnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa menyatakan aktivitas Gunung Merapi memang fluktuatif tinggi. Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 14 kali ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter.
"Suara guguran terdengar dari Pos Babadan sebanyak 7 kali dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus Budi Santosa, Sabtu (28/1/2023).
Pada kubah tengah teramati adanya penurunan tinggi kubah, sedangkan pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan yang signifikan. Berdasarkan foto udara pada 13 Januari 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 1.598.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.267.400 meter kubik.
Dalam minggu ini intensitas kegempaan Gunung Merapi masih cukup tinggi, tercatat 766 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 12 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 53 kali gempa fase banyak (MP), 277 kali gempa guguran (RF), 6 kali gempa hembusan (DG), dan 7 kali gempa tektonik (TT).
"Deformasi Gunung Merapi pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan," ungkapnya.
Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 70 mm/jam selama 240 menit di Pos Babadan pada tanggal 25 Januari 2023, dan dilaporkan adanya penambahan aliran di Kali Boyong.
Oleh karenanya, Agus mengatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," tambahnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
(shf)
tulis komentar anda