4.719 Kios Ludes, Kerugian Rp376,4 Miliar
A
A
A
SEMARANG - Kebakaran hebat di Pasar Johar, Sabtu malam (9/5), menyisakan kepedihan bagi ribuan pedagang yang barang dagangan dan kiosnya luluh lantak jadi abu. Untuk sementara mereka mulai hari ini ditampung di Pasar Ikan Higienis (PIH) Rejomulyo.
Bara api, kepulan asap, serta puing-puing barang yang terbakar, hingga kemarin masih terlihat di bangunan pasar terbesar di Jawa Tengah ini saat tim pemadam kebakaran beru saha memadamkan titik api. Sementara ratusan pedagang dibantu personel TNI dan Polri berusaha menyelamatkan da gangan mereka yang masih tersisa. Bahkan, beberapa pintu kios di sisi timur pasar terpaksa didobrak personel Basarnas agar api yang menyala di dalam kios bisa dipadamkan.
Hingga kemarin sore, api belum berhasil di padamkan se mua. Di beberapa ba - gian masih ada titik api yang belum terjang kau petugas. “Hingga saat ini api masih ada di beberapa titik. Meskipun hanya api kecil-kecil,” kata Ke pala Sek si Ope ra sional Dinas Pemadam Ke bakaran Kota Semarang, Supri yanto. Sulitnya me dan membuat pe tugas pema dam belum bisa menjang kau lokasi titik-titik api itu.
“Ada beberapa ki os di dalam pa sar yang tertutup sehing ga kami kesulitan memadamkan api itu. Meskipun hanya api kecil atau bara, namun harus dipadamkan karena potensi me nyala masih besar. Untung kami men dapat bantuan dari pemadam keba karan daerah lain seperti Ka bupaten Semarang, Demak, Kendal dan Pati,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) saat meninjau puing-puing kebakaran Pasar Johar menyatakan, barang-barang milik para pedagang yang berhasil diselamat - kan untuk sementara ditampung di PIH Rejomulyo. Lokasi ini dipilih karena letaknya tidak terlalu jauh dari Pasar Johar.
“Sudah kami sediakan tempat bagi pedagang jika ingin menampung barangnya di sana (PIH Rejomulyo). Kami juga sudah siapkan angkutan berupa truk dari Kodim, Polres, Satpol PP, untuk membantu mengangkut barang-barang milik pedagang,” ucapnya, kemarin. Pemkot Semarang bakal mengerahkan ratusan personel dari TNI/Polri, Satpol PP, dan Linmas, untuk menjaga barangbarang milik pedagang.
“Keamanan merupakan prioritas ka mi agar tidak ada upaya-upaya orang tidak bertanggung jawab memanfaatkan peristiwa ini untuk mengambil barang-barang milik pedagang,” katanya. Anggaran untuk mencarikan tempat relokasi sementara telah disiapkan Rp5 miliar. “Relokasi pasti kami lakukan untuk menampung para pedagang Pasar Johar. Namun untuk lokasinya dan kapan relokasi dilakukan, kami belum membahas lebih lanjut. Nanti akan kami undang perwakilan pedagang dan instansi terkait untuk membicarakan masalah relokasi itu,” katanya.
Sementara anggaran untuk penanganan bencana kebakaran Pasar Johar tidak terbatas. Kabag Humas Setda Kota Semarang Achyani menga ta kan, dari hasil inventarisasi se mentara jumlah kerugian akibat kebakaran Pasar Johar total mencapai Rp376,4 miliar. Perinciannya kerugian fisik Rp60,3 miliar, sedangkan kerugian pedagang Rp316 miliar. Sementara total area pasar yang terbakar mencapai 23.935 meter persegi. Dari 6.410 kios di Pasar Johar tercatat ada 4.719 kios terbakar. “Kami sudah mendiri kan posko di dekat Metro Hotel tak ja uh dari lokasi kebakaran. Posko itu sebagai tempat koordinasi menentukan langkah yang harus dikerjakan,” katanya.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sarjoko saat dikonfirmasi enggan memberikan komentar banyak soal dugaan penyebab kebakaran. “Nanti Pak Wali yang memberikan keterangan,” katanya singkat. Meskipun tidak semua pedagang kios terkena kebakaran, namun dampak dari kebakaran ini menyebabkan 6.410 pedagang tidak bisa berjualan. Pedagang Pasar Johar enggan mengatakan penyebab kebakaran yang melanda pasar itu. Saat ditanya ada dugaan pasar sengaja dibakar, para pedagang mengaku tidak mengetahui.
“Saya tidak tahu, menurut informasi yang beredar itu karena korsleting listrik,” kata Ahmadi,45, salah satu pedagang. Hal senada dikatakan Rabsiah, 52, pedagang lainnya. Me - nurut dia, saat ini pihaknya tidak mau membuat keributan dengan menanggapi isu Pasar Johar sengaja dibakar. “Semoga tidak seperti itu. Yang jelas saya tahu kalau pasar sudah terbakar dan barang semuanya habis. Kalau penyebabnya apa, saya pasrah kepada pemeriksaan pihak kepolisian,” ujarnya.
Ancaman Kebakaran Sudah Lama Terendus
Musibah kebakaran Pasar Johar tersebut tidak hanya merugikan sejumlah pedagang. Namun, Kota Semarang juga mengalami kerugian besar mengingat bangunan pasar terbesar di kota itu adalah salah satu bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.
“Kejadian ini adalah hal menyedihkan bagi Kota Semarang, karena Pasar Johar adalah ikon Kota Semarang yang paling penting. Pasar Johar merupakan bangunan cagar budaya yang menyimpan nilai sejarah dan sosial sangat tinggi,” kata Ketua Pegiat Sejarah (KPS) Kota Semarang, Rukardi. Menurut Rukardi, terlepas dari apapun penyebab keba karan Pasar yang dibangun arsitek Belanda Thomas Karsten itu, Pemkot Semarang sebagai pemangku kepentingan harus bertanggung jawab.
Sebab menurutnya, potensi kebakaran di Pasar Johar sudah terendus sejak bertahun-tahun lalu. “Lihat saja, bangunannya sangat rawan terbakar dengan instalasi listrik semerawut. Kami sudah pernah memberikan pe ringatan ke Pemkot Semarang, namun tidak direspons hingga kejadian kebakaran ini benar-benar terjadi. Dan menurut kami ini adalah kesalahan fatal dari pemerintah,” katanya.
Meski telah terbakar habis, namun Rukardi berharap Pemkot Semarang tetap berupaya menyelamatkan bangunan ca - gar budaya itu. Berbagai tindakan harus dilakukan agar bangunan itu tetap berdiri kokoh dan menjadi bagian dari kota ini. “Walaupun ada penelitian jika beton yang sudah terbakar tidak dapat dipertahankan, namun berbagai upaya harus dilakukan. Kemajuan teknologi harus diterapkan agar bangunan Pasar Johar tetap berdiri. Kalau harapan kami, bangunan Pasar Johar sebisa mungkin tetap dipertahankan,” katanya.
Pemkot Harus Bertindak Cepat
Pemkot Semarang juga harus bertindak cepat menangani dampak kebakaran Pasar Johar. Paling utama adalah membuat para pedagang korban kebakaran bisa segera beraktivitas kembali. Sebab kenyataan di lapangan, pemkot dianggap kurang bekerja keras menanggapi bencana ini. Komisi B DPRD Kota Semarang yang meninjau lokasi kebakaran sore kemarin, menemukan sejumlah titik api masih menyala. Api memang kecil namun dianggap berbahaya untuk proses penanganan setelah kebakaran.
Selain itu, lokasi kebakaran belum dilokalisasi sehingga barang-barang milik pedagang gampang dicuri orang. Ketua Komisi B Muallim mengatakan, pemkot harus bertindak cepat melakukan hal yang diperlukan. Terutama menentukan tempat relokasi bagi para pedagang korban keba karan agar segera berjualan. Kemudian menginventarisasi kerugian yang dialami mereka dan menentukan bantuannya.
“Jangan biarkan pedagang berlarut-larut tanpa kepastian. Ka sihan karena mereka punya ke luarga dan butuh kehidupan,” katanya seusai tinjauan lokasi kebakaran didampingi beberapa anggota Komisi B. Ada beberapa lokasi yang dapat digunakan pedagang untuk berjualan sementara, seperti di samping swalayan Matahari dan lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Dia berharap pedagang diakomodasi dalam menentukan tem pat relokasi sementara. Para pedagang juga diharapkan memahami kondisi yang terjadi sehingga diharapkan tidak merepotkan. Selain itu, pemkot dinilai bisa menggunakan dana taktis atau dana darurat untuk membantu relokasi dan kebutuhan mendesak para pedagang ini. Karena itu, inventarisasi kerugian kebakaran dan kebutuhan darurat pedagang sangat penting segera dilakukan. “Kami sangat mendorong penggunaan dana taktis, asalkan yang penting proses pencairan dan penggunaannya sesuai aturan,” katanya.
Selain melakukan tindakan untuk pemulihan aktivitas pedagang, keamanan barang mi - lik para pedagang yang berhasil diselamatkan dan diamankan di tempat seadanya harus terjamin. Dalam hal ini pihak keamanan Satpol PP, kepolisian, serta TNI harus bekerja sama menjaga situasi tetap kondusif. Ketua DPRD Kota Semarang HA Supriyadi mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membahas khusus dengan Dinas Pasar terkait nasib ribuan pedagang yang menjadi korban kebakaran.
Pihaknya juga sangat berharap pemkot segera mengambil langkah, termasuk pembangunan kembali kedepannya pasar yang terbakar.
Andika prabowo/ eka setiawan/ m abduh/ andik sismanto
Bara api, kepulan asap, serta puing-puing barang yang terbakar, hingga kemarin masih terlihat di bangunan pasar terbesar di Jawa Tengah ini saat tim pemadam kebakaran beru saha memadamkan titik api. Sementara ratusan pedagang dibantu personel TNI dan Polri berusaha menyelamatkan da gangan mereka yang masih tersisa. Bahkan, beberapa pintu kios di sisi timur pasar terpaksa didobrak personel Basarnas agar api yang menyala di dalam kios bisa dipadamkan.
Hingga kemarin sore, api belum berhasil di padamkan se mua. Di beberapa ba - gian masih ada titik api yang belum terjang kau petugas. “Hingga saat ini api masih ada di beberapa titik. Meskipun hanya api kecil-kecil,” kata Ke pala Sek si Ope ra sional Dinas Pemadam Ke bakaran Kota Semarang, Supri yanto. Sulitnya me dan membuat pe tugas pema dam belum bisa menjang kau lokasi titik-titik api itu.
“Ada beberapa ki os di dalam pa sar yang tertutup sehing ga kami kesulitan memadamkan api itu. Meskipun hanya api kecil atau bara, namun harus dipadamkan karena potensi me nyala masih besar. Untung kami men dapat bantuan dari pemadam keba karan daerah lain seperti Ka bupaten Semarang, Demak, Kendal dan Pati,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) saat meninjau puing-puing kebakaran Pasar Johar menyatakan, barang-barang milik para pedagang yang berhasil diselamat - kan untuk sementara ditampung di PIH Rejomulyo. Lokasi ini dipilih karena letaknya tidak terlalu jauh dari Pasar Johar.
“Sudah kami sediakan tempat bagi pedagang jika ingin menampung barangnya di sana (PIH Rejomulyo). Kami juga sudah siapkan angkutan berupa truk dari Kodim, Polres, Satpol PP, untuk membantu mengangkut barang-barang milik pedagang,” ucapnya, kemarin. Pemkot Semarang bakal mengerahkan ratusan personel dari TNI/Polri, Satpol PP, dan Linmas, untuk menjaga barangbarang milik pedagang.
“Keamanan merupakan prioritas ka mi agar tidak ada upaya-upaya orang tidak bertanggung jawab memanfaatkan peristiwa ini untuk mengambil barang-barang milik pedagang,” katanya. Anggaran untuk mencarikan tempat relokasi sementara telah disiapkan Rp5 miliar. “Relokasi pasti kami lakukan untuk menampung para pedagang Pasar Johar. Namun untuk lokasinya dan kapan relokasi dilakukan, kami belum membahas lebih lanjut. Nanti akan kami undang perwakilan pedagang dan instansi terkait untuk membicarakan masalah relokasi itu,” katanya.
Sementara anggaran untuk penanganan bencana kebakaran Pasar Johar tidak terbatas. Kabag Humas Setda Kota Semarang Achyani menga ta kan, dari hasil inventarisasi se mentara jumlah kerugian akibat kebakaran Pasar Johar total mencapai Rp376,4 miliar. Perinciannya kerugian fisik Rp60,3 miliar, sedangkan kerugian pedagang Rp316 miliar. Sementara total area pasar yang terbakar mencapai 23.935 meter persegi. Dari 6.410 kios di Pasar Johar tercatat ada 4.719 kios terbakar. “Kami sudah mendiri kan posko di dekat Metro Hotel tak ja uh dari lokasi kebakaran. Posko itu sebagai tempat koordinasi menentukan langkah yang harus dikerjakan,” katanya.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sarjoko saat dikonfirmasi enggan memberikan komentar banyak soal dugaan penyebab kebakaran. “Nanti Pak Wali yang memberikan keterangan,” katanya singkat. Meskipun tidak semua pedagang kios terkena kebakaran, namun dampak dari kebakaran ini menyebabkan 6.410 pedagang tidak bisa berjualan. Pedagang Pasar Johar enggan mengatakan penyebab kebakaran yang melanda pasar itu. Saat ditanya ada dugaan pasar sengaja dibakar, para pedagang mengaku tidak mengetahui.
“Saya tidak tahu, menurut informasi yang beredar itu karena korsleting listrik,” kata Ahmadi,45, salah satu pedagang. Hal senada dikatakan Rabsiah, 52, pedagang lainnya. Me - nurut dia, saat ini pihaknya tidak mau membuat keributan dengan menanggapi isu Pasar Johar sengaja dibakar. “Semoga tidak seperti itu. Yang jelas saya tahu kalau pasar sudah terbakar dan barang semuanya habis. Kalau penyebabnya apa, saya pasrah kepada pemeriksaan pihak kepolisian,” ujarnya.
Ancaman Kebakaran Sudah Lama Terendus
Musibah kebakaran Pasar Johar tersebut tidak hanya merugikan sejumlah pedagang. Namun, Kota Semarang juga mengalami kerugian besar mengingat bangunan pasar terbesar di kota itu adalah salah satu bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.
“Kejadian ini adalah hal menyedihkan bagi Kota Semarang, karena Pasar Johar adalah ikon Kota Semarang yang paling penting. Pasar Johar merupakan bangunan cagar budaya yang menyimpan nilai sejarah dan sosial sangat tinggi,” kata Ketua Pegiat Sejarah (KPS) Kota Semarang, Rukardi. Menurut Rukardi, terlepas dari apapun penyebab keba karan Pasar yang dibangun arsitek Belanda Thomas Karsten itu, Pemkot Semarang sebagai pemangku kepentingan harus bertanggung jawab.
Sebab menurutnya, potensi kebakaran di Pasar Johar sudah terendus sejak bertahun-tahun lalu. “Lihat saja, bangunannya sangat rawan terbakar dengan instalasi listrik semerawut. Kami sudah pernah memberikan pe ringatan ke Pemkot Semarang, namun tidak direspons hingga kejadian kebakaran ini benar-benar terjadi. Dan menurut kami ini adalah kesalahan fatal dari pemerintah,” katanya.
Meski telah terbakar habis, namun Rukardi berharap Pemkot Semarang tetap berupaya menyelamatkan bangunan ca - gar budaya itu. Berbagai tindakan harus dilakukan agar bangunan itu tetap berdiri kokoh dan menjadi bagian dari kota ini. “Walaupun ada penelitian jika beton yang sudah terbakar tidak dapat dipertahankan, namun berbagai upaya harus dilakukan. Kemajuan teknologi harus diterapkan agar bangunan Pasar Johar tetap berdiri. Kalau harapan kami, bangunan Pasar Johar sebisa mungkin tetap dipertahankan,” katanya.
Pemkot Harus Bertindak Cepat
Pemkot Semarang juga harus bertindak cepat menangani dampak kebakaran Pasar Johar. Paling utama adalah membuat para pedagang korban kebakaran bisa segera beraktivitas kembali. Sebab kenyataan di lapangan, pemkot dianggap kurang bekerja keras menanggapi bencana ini. Komisi B DPRD Kota Semarang yang meninjau lokasi kebakaran sore kemarin, menemukan sejumlah titik api masih menyala. Api memang kecil namun dianggap berbahaya untuk proses penanganan setelah kebakaran.
Selain itu, lokasi kebakaran belum dilokalisasi sehingga barang-barang milik pedagang gampang dicuri orang. Ketua Komisi B Muallim mengatakan, pemkot harus bertindak cepat melakukan hal yang diperlukan. Terutama menentukan tempat relokasi bagi para pedagang korban keba karan agar segera berjualan. Kemudian menginventarisasi kerugian yang dialami mereka dan menentukan bantuannya.
“Jangan biarkan pedagang berlarut-larut tanpa kepastian. Ka sihan karena mereka punya ke luarga dan butuh kehidupan,” katanya seusai tinjauan lokasi kebakaran didampingi beberapa anggota Komisi B. Ada beberapa lokasi yang dapat digunakan pedagang untuk berjualan sementara, seperti di samping swalayan Matahari dan lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Dia berharap pedagang diakomodasi dalam menentukan tem pat relokasi sementara. Para pedagang juga diharapkan memahami kondisi yang terjadi sehingga diharapkan tidak merepotkan. Selain itu, pemkot dinilai bisa menggunakan dana taktis atau dana darurat untuk membantu relokasi dan kebutuhan mendesak para pedagang ini. Karena itu, inventarisasi kerugian kebakaran dan kebutuhan darurat pedagang sangat penting segera dilakukan. “Kami sangat mendorong penggunaan dana taktis, asalkan yang penting proses pencairan dan penggunaannya sesuai aturan,” katanya.
Selain melakukan tindakan untuk pemulihan aktivitas pedagang, keamanan barang mi - lik para pedagang yang berhasil diselamatkan dan diamankan di tempat seadanya harus terjamin. Dalam hal ini pihak keamanan Satpol PP, kepolisian, serta TNI harus bekerja sama menjaga situasi tetap kondusif. Ketua DPRD Kota Semarang HA Supriyadi mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membahas khusus dengan Dinas Pasar terkait nasib ribuan pedagang yang menjadi korban kebakaran.
Pihaknya juga sangat berharap pemkot segera mengambil langkah, termasuk pembangunan kembali kedepannya pasar yang terbakar.
Andika prabowo/ eka setiawan/ m abduh/ andik sismanto
(ars)