15 Pesawat CN 295 Siap Bawa Warga Keliling Medan
A
A
A
MEDAN - Pembukaan Medan Air Show 2015 dihadiri ratusan warga Medan, kemarin. Warga terlihat antusias menyaksikan sejumlah atraksi menarik yang disuguhkan di langit eks Bandara Polonia Medan.
Pembukaan ditandai dengan atraksi penerjun payung yang melakukan terjun bebas dari pesawat dan mendarat tepat di sekitar tempat digelar Medan Air show. Sebagian dari penerjun itu merupakan perempuan. Ada juga atraksi pesawat aero sport yang sangat menghibur. “Kami tidak tahu kapan ini terjadi, tapi sebelum terjadi ya harus diantisipasi,” katanya. Terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Kusnadi mengatakan, Kota Medan saat ini belum mengalami pemanasan global ekstrem.
Namun, apabila Pemerintah Kota (Pemko) Medan membiarkan isu-isu lingkungan, maka tidak tertutup kemungkinan Kota Medan mengalaminya lebih cepat. Artinya, Kota Medan akan benar-benar terasa sangat panas. Solusinya, menurut dia, selain menambah RTH, Pemko Medan harus berani membatasi jumlah kendaraan dan mulai menyediakan transportasi massal. Karena peningkatan volume kendaraan merupakan salah satu pemicu utama meningkatnya polusi udara.
Apalagi sistem transportasi di Medan belum tertata dengan baik. “Solusi yang harus diambil adalah segerakan penyediaan angkutan massal dan batasi kendaraan yang beroperasi di Kota Medan. Kalau tidak, kota ini akan dipenuhi dengan polusi dan kemacetan akan semakin parah. Selain itu, fungsi RTH harus dikembalikan dan ruang untuk publik ditambah,” katanya.
Dia menilai, program Medan Berhias sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi menambah RTH. Namun, program itu harus dibarengi dengan pergerakan nyata melalui penanaman pohon, termasuk membangun prilaku masyarakat yang mendorong meminimalisasi pemanasan global. Sementara pengamat kesehatan, dr Umar Zein menjelaskan, banyak dampak kesehatan akan terjadi jika pemanasan global ekstrem melanda Medan.
Sebab suhu panas tinggi akan menyebabkan kekeringan dan debu-debu yang dihasilkan di jalanan semakin tinggi. Hal ini yang terkena imbas langsung tentu pekerja di jalanan, seperti pengemudi angkutan umum, petugas kebersihan, penarik becak, dan pekerja bangunan.
“Polusi udara yang dihasilkan akibat suhu panas tinggi akan tidak baik. Apabila polusi udara tidak baik, banyak dampak kesehatan mempengaruhi tubuh manusia. Di antaranya iritasi mata dan infeksi saluran pernafasan. Selain itu, kita juga bisa mengalami dehidrasi,” tandasnya.
Eko agustyo fb
Pembukaan ditandai dengan atraksi penerjun payung yang melakukan terjun bebas dari pesawat dan mendarat tepat di sekitar tempat digelar Medan Air show. Sebagian dari penerjun itu merupakan perempuan. Ada juga atraksi pesawat aero sport yang sangat menghibur. “Kami tidak tahu kapan ini terjadi, tapi sebelum terjadi ya harus diantisipasi,” katanya. Terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Kusnadi mengatakan, Kota Medan saat ini belum mengalami pemanasan global ekstrem.
Namun, apabila Pemerintah Kota (Pemko) Medan membiarkan isu-isu lingkungan, maka tidak tertutup kemungkinan Kota Medan mengalaminya lebih cepat. Artinya, Kota Medan akan benar-benar terasa sangat panas. Solusinya, menurut dia, selain menambah RTH, Pemko Medan harus berani membatasi jumlah kendaraan dan mulai menyediakan transportasi massal. Karena peningkatan volume kendaraan merupakan salah satu pemicu utama meningkatnya polusi udara.
Apalagi sistem transportasi di Medan belum tertata dengan baik. “Solusi yang harus diambil adalah segerakan penyediaan angkutan massal dan batasi kendaraan yang beroperasi di Kota Medan. Kalau tidak, kota ini akan dipenuhi dengan polusi dan kemacetan akan semakin parah. Selain itu, fungsi RTH harus dikembalikan dan ruang untuk publik ditambah,” katanya.
Dia menilai, program Medan Berhias sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi menambah RTH. Namun, program itu harus dibarengi dengan pergerakan nyata melalui penanaman pohon, termasuk membangun prilaku masyarakat yang mendorong meminimalisasi pemanasan global. Sementara pengamat kesehatan, dr Umar Zein menjelaskan, banyak dampak kesehatan akan terjadi jika pemanasan global ekstrem melanda Medan.
Sebab suhu panas tinggi akan menyebabkan kekeringan dan debu-debu yang dihasilkan di jalanan semakin tinggi. Hal ini yang terkena imbas langsung tentu pekerja di jalanan, seperti pengemudi angkutan umum, petugas kebersihan, penarik becak, dan pekerja bangunan.
“Polusi udara yang dihasilkan akibat suhu panas tinggi akan tidak baik. Apabila polusi udara tidak baik, banyak dampak kesehatan mempengaruhi tubuh manusia. Di antaranya iritasi mata dan infeksi saluran pernafasan. Selain itu, kita juga bisa mengalami dehidrasi,” tandasnya.
Eko agustyo fb
(ars)