Baku Tembak, Polisi Tangkap Pembunuh Intel Kodim Aceh Utara
A
A
A
BANDA ACEH - Personel Polda Aceh terlibat baku tembak dengan dua pelaku penculik yang membunuh dua personil Intel Kodim 0103/Aceh Utara, Selasa (5/5/2015) sekitar pukul 01.00 WIB dinihari.
Baku tembak itu terjadi tepat di belakang Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Syekhkuala (Unsyiah), Jalan Kopelma Darussalam, Banda Aceh.
Satu pelaku berinisial PP (44) warga Aceh Utara berhasil ditangkap, sedangkan rekannya berinisial KM berhasil kabur.
“Pelaku ada dua orang, satu berhasil ditangkap tetapi satu lagi berhasil meloloskan diri dengan kondisi luka tembak. Sebab, saat penyergapan itu dilakukan kedua pelaku sempat melakukan perlawanan menggunakan senjata laras panjang jenis AK 47 dan pistol jenis FN milik korban,” katanya.
Menurut dia, meski berhasil meloloskan diri, namun dipastikan pelaku mengalami luka tembak.
Sebab, setelah ditelusuri jejaknya (pelaku) terdapat ceceran darah disepanjang hutan tempat persembunyian pelaku tersebut.
“Setelah baku tembak itu, satu pelaku ditangkap. Tim kemudian menelusuri hutan-hutan tersebut dan ditemukan ceceran darah manusia,” ujarnya.
Dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku berasal dari kelompok bersenjata DM.
“Di Aceh ini ada tiga kelompok bersenjata yang sudah diidentifikasi, yakni DM, AR dan GM,” timpalnya.
Kelompok ini, masih kata dia, diidentifikasi setelah dua bulan lalu pihaknya menciduk 18 orang anggota kelompok bersenjata AR.
“Dari 17 anggota kelompok AR ini disita sejumlah senjata api laras panjang jenis AK 47 dan M 16 serta pistol jenis FN. Sedangkan dari kelompol DM, pelaku yang menembak dua personel Intel TNI itu disita satu pucuk Senpi jenis FN milik korban,” timpal dia.
Namun, tambah dia, para kelompok bersenjata itu melakukan aksinya hanya semata-mata untuk kepentingan ekonomi. “Ini murni aksi kriminal, motifnya ekonomi,” tukasnya.
Ditanya mengenai apakah ada kaitan antara kelompok bersenjata itu dengan penemuan lading ganja dan sejumlah aksi penyelundupan narkoba asal Aceh ke beberapa daerah di Indonesia, Perwira Menengah (Pamen) Polda Aceh ini mengaku masih mendalaminya.
“Memang, beberapa bulan terakhir ini Polri dan TNI gencar melaksanakan operasi pemberantasan narkotika. Tetapi, apakah ada kaitanya dengan kelompok bersenjata ini masih didalami penyidik,” tuturnya.
Dia mengimbau, kepada masyarakat Aceh supaya segera melapor kepada Polisi terdekat apabila pelaku meminta bantuan kepada petugas medis di Klinik, Puskesmas atau Rumah Sakit (RS).
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda Letkol Mahfud mengatakan, penangkapan dan penyergapan terhadap pelaku penculikan dua personil TNI itu hanya dilakukan oleh pihak Kepolisian.
“Ini kan kasusnya kriminal murni, jadi TNI tidak terlibat secara langsung dan murni dilakukan oleh pihak Kepolisian saja,” kata Kapendam.
Ditanya situasi Aceh saat ini apakah kondusif pasca penangkapan itu, Mahfud mengaku aman dan terkendali.
“Situasi aman saja, saya sedang ditepi jalan ini nongkrong. Tetapi, untuk lebih jelasnya silahkan ditanya kepada pihak Kepolisian karena mereka yang menangani perkaranya,” pungkasnya.
Baku tembak itu terjadi tepat di belakang Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Syekhkuala (Unsyiah), Jalan Kopelma Darussalam, Banda Aceh.
Satu pelaku berinisial PP (44) warga Aceh Utara berhasil ditangkap, sedangkan rekannya berinisial KM berhasil kabur.
“Pelaku ada dua orang, satu berhasil ditangkap tetapi satu lagi berhasil meloloskan diri dengan kondisi luka tembak. Sebab, saat penyergapan itu dilakukan kedua pelaku sempat melakukan perlawanan menggunakan senjata laras panjang jenis AK 47 dan pistol jenis FN milik korban,” katanya.
Menurut dia, meski berhasil meloloskan diri, namun dipastikan pelaku mengalami luka tembak.
Sebab, setelah ditelusuri jejaknya (pelaku) terdapat ceceran darah disepanjang hutan tempat persembunyian pelaku tersebut.
“Setelah baku tembak itu, satu pelaku ditangkap. Tim kemudian menelusuri hutan-hutan tersebut dan ditemukan ceceran darah manusia,” ujarnya.
Dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku berasal dari kelompok bersenjata DM.
“Di Aceh ini ada tiga kelompok bersenjata yang sudah diidentifikasi, yakni DM, AR dan GM,” timpalnya.
Kelompok ini, masih kata dia, diidentifikasi setelah dua bulan lalu pihaknya menciduk 18 orang anggota kelompok bersenjata AR.
“Dari 17 anggota kelompok AR ini disita sejumlah senjata api laras panjang jenis AK 47 dan M 16 serta pistol jenis FN. Sedangkan dari kelompol DM, pelaku yang menembak dua personel Intel TNI itu disita satu pucuk Senpi jenis FN milik korban,” timpal dia.
Namun, tambah dia, para kelompok bersenjata itu melakukan aksinya hanya semata-mata untuk kepentingan ekonomi. “Ini murni aksi kriminal, motifnya ekonomi,” tukasnya.
Ditanya mengenai apakah ada kaitan antara kelompok bersenjata itu dengan penemuan lading ganja dan sejumlah aksi penyelundupan narkoba asal Aceh ke beberapa daerah di Indonesia, Perwira Menengah (Pamen) Polda Aceh ini mengaku masih mendalaminya.
“Memang, beberapa bulan terakhir ini Polri dan TNI gencar melaksanakan operasi pemberantasan narkotika. Tetapi, apakah ada kaitanya dengan kelompok bersenjata ini masih didalami penyidik,” tuturnya.
Dia mengimbau, kepada masyarakat Aceh supaya segera melapor kepada Polisi terdekat apabila pelaku meminta bantuan kepada petugas medis di Klinik, Puskesmas atau Rumah Sakit (RS).
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda Letkol Mahfud mengatakan, penangkapan dan penyergapan terhadap pelaku penculikan dua personil TNI itu hanya dilakukan oleh pihak Kepolisian.
“Ini kan kasusnya kriminal murni, jadi TNI tidak terlibat secara langsung dan murni dilakukan oleh pihak Kepolisian saja,” kata Kapendam.
Ditanya situasi Aceh saat ini apakah kondusif pasca penangkapan itu, Mahfud mengaku aman dan terkendali.
“Situasi aman saja, saya sedang ditepi jalan ini nongkrong. Tetapi, untuk lebih jelasnya silahkan ditanya kepada pihak Kepolisian karena mereka yang menangani perkaranya,” pungkasnya.
(sms)