Elpiji 3 Kg Diduga Tak Sesuai Takaran

Senin, 04 Mei 2015 - 12:29 WIB
Elpiji 3 Kg Diduga Tak...
Elpiji 3 Kg Diduga Tak Sesuai Takaran
A A A
PANGANDARAN - Berat timbangan elpiji 3 kg diKabupaten Pangandaran diduga tak sesuai dengan ukuran yang tertera. Sehingga banyak warga yang mengeluh atas kondisi tersebut.

Mereka mengaku sering tekor jika menggunakan gas bersubsidi itu. Tidak hanya tekornya isi gas, warga juga mengaku, tabung yang biasa dibeli dari pengecer sering tak dilengkapi dengan seal regulator atau karet pengaman. A’ah, 56, warga Dusun Pa sirkiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi mengatakan, kejadian ini sudah lama terjadi. Namun, semakin lama banyak tetang ganya yang mengeluhkan kondisi elpiji yang dibeli.

“Saya pikir hanya saya saja yang mengeluh hal tersebut. Ternyata banyak juga tetangga saya yang mengeluhkan hal serupa,” kata A’ah. Dulu, lanjut dia, membeli elpiji sesuai dengan berat, serta di lengkapi dengan karet pengaman. Selain itu, begitu regulator disambungkan, meteran menunjukkan gas full. Tapi saat ini elpiji 3 kg terasa ringan, bahkan meteran punmenunjukkan setengahnya.

“Biasanya dulu kalau saya pakai elpiji 3 kilo ukup untuk tiga minggu. Tapi sekarang satu minggu juga sudah habis,” tambah A’ah. A’ah berharap, pihak yang ber wenang dalam hal ini pemerintah daerah, segera meng gelar razia ke beberapa agen dan pengecer, agar dugaan pengurangan takaran itu bisa dihentikan. Karena kondisi seperti itu sangat merugikan masyarakat. Warga lainnya, I’ah, 49, juga mengeluhkan hal yang sama.

Dia menduga, tindakan pengurangan takaran dan tidak adanya karet pengaman merupakan ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, baik itu diagen atau pun pangkalan. “Seharusnya ada kontrol dari pihak yang berwajib agar masyarakat tidak dirugikan,” ujar I’ah. Masih dikatakan dia, apabila elpiji ini program pemerintah, se harusnya didukung semua pihak, termasuk agen dan distributor.

Mereka juga seharusnya ikut mengawasi agar kecurangan seperti ini bisa dihindari. “Kalau gas cepat habis itu jelas karena ukurannya kurang. Paling menjengkelkan jika karet regu latornya tidak ada, sehingga kami kesulitan memasang gas. Apabila tidak ada karet pengamannya bisa-bisa meledak,” pungkas I’ah.

Syamsul ma’arif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0776 seconds (0.1#10.140)