Helikopter Militer Bantu Pencarian

Senin, 04 Mei 2015 - 12:25 WIB
Helikopter Militer Bantu Pencarian
Helikopter Militer Bantu Pencarian
A A A
BANDUNG - Tim Asssement Taruna Hiking Club (THC) Bandung bersama tim gabungan dari Kementrian Luar Negeri (Kemlu), TNI AU terus melakukan upaya pencarian terhadap Jeroen Hehu wat, 39, Kadek Andana, 26, dan Alma Parahita,31, yang dikabarkan hilang diNepal pasca gempa dahsyat 7,9 Skala Richter (SR) beberapa waktu lalu.

Tim gabungan ini melakukan pencarian melalui jalur udara dengan menggunakan helikopter milik militer Nepal. Pencarian melalui udara ini juga mulai dilakukan setelah keluarnya izin terbang dari otoritas Nepal. Ketua THC Bandung Grahito Handaru melalui Staf Humas Crisis Center Bobby Irham mengatakan, pencarian tiga pendaki THC Bandung dilakukan disekitar daerah Langtang, Pegunungan Himalaya.

Sebab, berdasarkan informasi Jeroen Hehuwat,39, Kadek Andana,26, dan Alma Parahita,31, ini diketahui terakhir kali beradadi wilayah tersebut. “Salah satu anggota tim Agung yang merupakan anggota Wanadri yang juga anggota THC berhasil mendapatkan izin penerbangan udara. Agung terbang bersama perwakilan kemenlu dan TNI AU. Pagi tadi pukul 06.00 waktu Kathmandu atau pukul 07.15 WIB diberangkatkan lewat udara dengan menggunakan helikopter,”ujar Bobby saat dihubungi KORAN SINDO, kemarin.

Dia mengungkapkan, tim yang bertugas melakukam pencarian melalui jalur udara akan men dokumentasikan situasi dan kondisi di lapangan melalui foto udara. Hasil dokumentasi ini akan menjadi data untuk selanjutnya dilakukan pemetaan. Data inilah yang menjadi dasar terkait tindakan pencarian yang akan dilakukan selanjutnya. “Di hari pertama pencarian lewat udara, tugas nomor satu mereka yakni melakukan foto atau dokumentasi dulu didaerah sekitar Langtang.

Bahkan tim juga akan membuat semacam video bisa diperlihatkan dilapangan sepeti apa. Tim akan mendokumentasikan keadaan dilapangan dari udara, untuk di jadikan sebagai data untuk pemetaan. Jadi untuk memetakan kondisi didarat seperti apa ,”kata Bobby. Menurut dia, jika keadaan memungkinkan helikoper dapat turun untuk melakukan pendaratan disekitar lokasi pencarian.

Untuk itu tindakan ini dapat dilakukan sembari menunggu hasil pemetaan dari foto udara. “ Kita dapat informasi kalo mendarat menggunakan coper gamudah. Kalo memungkinkan pake helikopter bisa turun akan turun. Akses akses penerbangan udara gamudah. Untuk itu kita berkoordimasi terus via militer disama. Tindakan paling jelas yakni melakukan pemetaan dulu,”katanya Bobby menjelaskan, anggota tim yang lainnya yakni Victor dan Gysta masih bergerak menuju Dhunche melalui jalur darat.

Pencarian melalui jalur darat merupakan pertimbangan untuk mengidentifikasi rumah sakit dan lokasi yang menjadi titik terakhir jalur pendakian ketiga rekannya tersebut. “Tim di darat masih berkon sentrasi didaerah Dhunche. Sejauh ini akses masih sulit di akses oleh jalan darat. Selain mencari info kerumah sakit, juga kepos-pos pengungsian,”katanya.

Menurut dia, pencarian jalur darat diputuskan di Dhunche, karena daerah ini berada dia ntara Kathmandu dan lantang. “Ini menjadi titik yang paling strategis. Dari atas turun ke bawah Kyanjin Gompa. Pengungsi yang selamat pasti turun ke bawah via Dhunche,”katanya. Bobby menambahkan, satu ang gota THC kembali dibe rangkatkan keNepal untuk membantu proses pencarian.

Anggota THC bernama Benyamin, kemarin (Sabtu) berangkat bersama rombongan MER-C dan Wanadri dari Bandara Halim Perdana kusumah. “Benyamin berangkat hari kemarin dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta bersama MER-C dan Wanadri.Posisi sekarang sudah sampai,”katanya. Lebih lanjut Iamengatakan, rencananya untuk menambah satu pesawat lagi untuk proses pencarian.

“Jadi ada dua angkutan udara. Masih diusahakan dari Kemenlu atau dari pemerintah setempat, entah sistemnya sewa atau seperti apa. Satu lagi dari militer nepal yang helikopter itu yang saat ini sudah digunakan,”tandasnya.

Dian rosadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5422 seconds (0.1#10.140)