Sinergi Dokter, Perawat, Ahli Gizi, Kurangi Risiko Pasien Anak
A
A
A
SOLO - Penanganan pasien kritis anak-anak tidak bisa dilakukan seenaknya. Perlu penanganan khusus untuk meminimalisasi terjadinya infeksi penyakit lain saat masa kritis sehingga pemulihan kesehatan lebih cepat.
Selain itu, juga dibutuhkan sinergi aktif antara dokter, perawat, dan ahli gizi. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI) Fahrudin di sela-sela Pelatihan Nasional Penanganan Critical Ill secara Komprehensif Ditinjau dari Segi Medis, Nutrisi, dan Psikologis pada Pasien Anak di Kota Solo kemarin. Pelatihan yang digelar sejak Kamis hingga Sabtu (23-25/4) kemarin ini diikuti oleh dokter, perawat dan juga ahli gizi.
“Kondisi anak-anak yang kritis itu kan sangat lemah sehingga sangat rentan untuk terkena infeksi atau terkena penyakit lain yang membuat kondisi pasien semakin parah,” katanya kepada KORAN SINDO. Penanganan yang bisa dilakukan bermacam-macam. Di antaranya penanganan medis sesuai dengan penyakit yang diderita, misalnya melalui pemberian obat atau tindakan medis lain, serta pemenuhan gizi untuk sang pasien agar kondisi tubuhnya tidak semakin menurun.
Selama ini banyak pasien anak-anak kondisinya terus menurun karena kurangnya pemenuhan gizi saat memasuki masa kritis. Dalam penanganan penyakit anak perlu adanya sinergi antara dokter, perawat, dan tim ahli gizi di setiap klinik atau rumah sakit. Dengan pelayanan yang tepat serta nutrisi tepat, anak-anak bisa kembali pulih seperti sedia kala. Jika nutrisinya baik, masa kritis pasien bisa diperpendek atau dengan kata lain masa pemulihan juga akan semakin pendek.
Menurut Fahrudin, belum semua rumah sakit atau klinik di Indonesia melakukan hal tersebut, sehingga banyak anakanak tidak tertangani dengan baik dan akhirnya berakibat fatal bagi pasien. “Sinergi itulah yang saat ini terus kita kampanyekan dan kita berikan kepada para dokter, perawat maupun pihak rumah sakit, yang jelas tujuannya adalah memperpendek masa perawatan pasien,” paparnya.
Fahrudin berharap dengan adanya pelatihan tersebut, ke depan kompetensi perawat, dokter, dan rumah sakit akan terus meningkat. Sehingga penanganan sang pasien bisa dilakukan dengan baik dan bisa meminimalisasi risiko yang mungkin bisa muncul. ASDI berkomitmen terus memberikan pelatihan-pelatihan serupa dengan kasus-kasus atau penyakit yang berbeda agar ke depan seluruh penyakit bisa tertangani dengan baik. Petugas Rumah Sakit di Kabupaten Boyolali Andani mengakui sinergi antara dokter, perawat, dan ahli gizi mutlak dilakukan.
Tanpa adanya sinergi itu, penanganan penyakit yang ada pada pasien tidak akan maksimal. Apalagi penyakit yang diderita masing-masing pasien beda-beda sehingga penanganannya pun lain-lain. “Masa kritis itu memang perlu penanganan yang khusus pula, mulai segi makanan hingga obat itu harus disiapkan sebaik mungkin agar pasien cepat sembuh,” ucapnya.
Arief setiadi
Selain itu, juga dibutuhkan sinergi aktif antara dokter, perawat, dan ahli gizi. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI) Fahrudin di sela-sela Pelatihan Nasional Penanganan Critical Ill secara Komprehensif Ditinjau dari Segi Medis, Nutrisi, dan Psikologis pada Pasien Anak di Kota Solo kemarin. Pelatihan yang digelar sejak Kamis hingga Sabtu (23-25/4) kemarin ini diikuti oleh dokter, perawat dan juga ahli gizi.
“Kondisi anak-anak yang kritis itu kan sangat lemah sehingga sangat rentan untuk terkena infeksi atau terkena penyakit lain yang membuat kondisi pasien semakin parah,” katanya kepada KORAN SINDO. Penanganan yang bisa dilakukan bermacam-macam. Di antaranya penanganan medis sesuai dengan penyakit yang diderita, misalnya melalui pemberian obat atau tindakan medis lain, serta pemenuhan gizi untuk sang pasien agar kondisi tubuhnya tidak semakin menurun.
Selama ini banyak pasien anak-anak kondisinya terus menurun karena kurangnya pemenuhan gizi saat memasuki masa kritis. Dalam penanganan penyakit anak perlu adanya sinergi antara dokter, perawat, dan tim ahli gizi di setiap klinik atau rumah sakit. Dengan pelayanan yang tepat serta nutrisi tepat, anak-anak bisa kembali pulih seperti sedia kala. Jika nutrisinya baik, masa kritis pasien bisa diperpendek atau dengan kata lain masa pemulihan juga akan semakin pendek.
Menurut Fahrudin, belum semua rumah sakit atau klinik di Indonesia melakukan hal tersebut, sehingga banyak anakanak tidak tertangani dengan baik dan akhirnya berakibat fatal bagi pasien. “Sinergi itulah yang saat ini terus kita kampanyekan dan kita berikan kepada para dokter, perawat maupun pihak rumah sakit, yang jelas tujuannya adalah memperpendek masa perawatan pasien,” paparnya.
Fahrudin berharap dengan adanya pelatihan tersebut, ke depan kompetensi perawat, dokter, dan rumah sakit akan terus meningkat. Sehingga penanganan sang pasien bisa dilakukan dengan baik dan bisa meminimalisasi risiko yang mungkin bisa muncul. ASDI berkomitmen terus memberikan pelatihan-pelatihan serupa dengan kasus-kasus atau penyakit yang berbeda agar ke depan seluruh penyakit bisa tertangani dengan baik. Petugas Rumah Sakit di Kabupaten Boyolali Andani mengakui sinergi antara dokter, perawat, dan ahli gizi mutlak dilakukan.
Tanpa adanya sinergi itu, penanganan penyakit yang ada pada pasien tidak akan maksimal. Apalagi penyakit yang diderita masing-masing pasien beda-beda sehingga penanganannya pun lain-lain. “Masa kritis itu memang perlu penanganan yang khusus pula, mulai segi makanan hingga obat itu harus disiapkan sebaik mungkin agar pasien cepat sembuh,” ucapnya.
Arief setiadi
(ars)