Terendam Banjir, Sekolah di Kulon Progo Diliburkan
A
A
A
KULON PROGO - Hujan deras yang mengguyur Kulon Progo telah merendam ratusan rumah penduduk dan perkantoran. Sejumah sekolah terpaksa meliburkan siswanya, karena ruangan kelas dan halaman kelas yang terendam.
Setidaknya ada tujuh sekolah yang terpaksa meminta siswanya belajar di rumah. Yakni di SMK Temon, SMP 1 Panjatan, SMP PGRI panjatan, SD Kemendung, SD Sungapan 3 Lendah, dan SD Bonosoro.
“Karena ruangan kelas terenda, sekolah kami minta liburkan siswanya,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kulon Progo Nurhadi, disela melakukan pantauan banjir, Jumat (25/4/2015).
Menurutnya, belum tahu sampai kapan akan diliburkan. Namun dia berharap air segera susut agar Senin nanti siswa bisa kembali bersekolah. Meski tidak meliburkan siswanya, ada yang hanya melakukan kerja bakti dan bersih-bersih.
“Semoga sudah tidak hujan lagi, agar KBM bisa dilakukan lagi,” tandasnya.
Kepala SMP 1 Panjatan Supartono mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir terbesar dalam lima tahun terakhir. Sekolah terpaksa meliburkan siswanya, karena tidak memungkinkan untuk belajar. Padahal, siswa Kelas IX sedang fokus pendalaman materi untuk menghadapi ujian nasional.
“Kami masih menunggu, kondisi air menyusur,” jelasnya.
Pengawas Sekolah UPTD Kecamatan Lendah Bejo mengatakan, kebijakan dinas sudah disampaikan kepada sekolah-sekolah yang menjadi langganan banjir. Sehingga, hari ini beberapa skeolah terpaksa meminta siswanya belajar di sekolah.
“Kami juga laporkan ke dinas sekolah mana saja yang terendam,” pungkasnya.
Setidaknya ada tujuh sekolah yang terpaksa meminta siswanya belajar di rumah. Yakni di SMK Temon, SMP 1 Panjatan, SMP PGRI panjatan, SD Kemendung, SD Sungapan 3 Lendah, dan SD Bonosoro.
“Karena ruangan kelas terenda, sekolah kami minta liburkan siswanya,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kulon Progo Nurhadi, disela melakukan pantauan banjir, Jumat (25/4/2015).
Menurutnya, belum tahu sampai kapan akan diliburkan. Namun dia berharap air segera susut agar Senin nanti siswa bisa kembali bersekolah. Meski tidak meliburkan siswanya, ada yang hanya melakukan kerja bakti dan bersih-bersih.
“Semoga sudah tidak hujan lagi, agar KBM bisa dilakukan lagi,” tandasnya.
Kepala SMP 1 Panjatan Supartono mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir terbesar dalam lima tahun terakhir. Sekolah terpaksa meliburkan siswanya, karena tidak memungkinkan untuk belajar. Padahal, siswa Kelas IX sedang fokus pendalaman materi untuk menghadapi ujian nasional.
“Kami masih menunggu, kondisi air menyusur,” jelasnya.
Pengawas Sekolah UPTD Kecamatan Lendah Bejo mengatakan, kebijakan dinas sudah disampaikan kepada sekolah-sekolah yang menjadi langganan banjir. Sehingga, hari ini beberapa skeolah terpaksa meminta siswanya belajar di sekolah.
“Kami juga laporkan ke dinas sekolah mana saja yang terendam,” pungkasnya.
(san)