Jelang Take Off, Mesin Lion Air Berdentum
A
A
A
MEDAN - Ratusan penumpang Lion Air JT-303 yang hendak terbang dari Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) menuju Jakarta, dibuat panik akibat mesin pesawat tiba-tiba mengeluarkan suara dentuman cukup keras.
Suara dentuman itu berasal dari mesin penyuplai tenaga listrik pesawat jenis Auxiliary Power Unit (APU) yang diduga mengalami korsleting (arus pendek). General Manager PT Angkasa Pura (AP) II KNIA, Jaya Tahoma Sirait, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, ketika pesawat sudah bersiap-siap terbang (take off) .
Seharusnya, pesawat yang mengangkut 206 penumpang itu berangkat pukul 11.50 WIB. Ketika itu, pesawat akan dijalankan menuju landasan pacu (runway ) untuk diterbangkan. Untuk mengambil posisi yang tepat, pilot berencana memundurkan pesawat (push back) sehingga dapat meluncur ke arah yang diinginkan.
Ketika mesin atau peralatan untuk memundurkan pesawat tersebut dinyalakan, terdengar suara semacam dentuman cukup keras dari bagian belakang pesawat. “Saat mengantre (mengambil posisi take off ) diketahui oleh pilot terdengar suara dentuman dari bagian belakang pesawat, sehingga terpaksa pesawat diberhentikan,” ujar Jaya Tahoma Sirait saat dikonfirmasi.
Mendengar suara dentuman tersebut, Pilot Amarsyah langsung meminta semua penumpang turun melalui pintu depan. Akibat kepanikan luar biasa, sejumlah penumpang nekat membuka paksa pintu darurat yang berada di bagian tengah pesawat tersebut secara manual. Tapi karena saling berebut keluar, ada tiga penumpang yang mengalami cedera parah akibat turunnya tidak mulus. Ketiga penumpang yang mengalami cedera, yakni Pamor Adi Prasetyo,20; Yana Sinuraya,43; dan Sentiana Sinaga, 73.
Pihak pengelola bandara langsung mengevakuasi ketiga penumpang yang cedera tersebut ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berada dalam area Bandara Kualanamu. Mereka kemudian dibawa ke RS Grand Medistra, Lubukpakam, untuk dirawat. “Kopilot M Ferliandi dan lima pramugari yang mendengarkan suara dentuman keras itu, segera menurunkan penumpang. Makanya ada yang menggunakan pintu darurat karena panik,” kata Jaya Tahoma.
Menurut dia, petugas Bandara Kualanamu telah menarik pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan mesin tersebut untuk keperluan investigasi. Investigasi akan dilakukan otoritas bandara bersama KNKT. Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Kualanamu, Nasir Usman mengatakan, akan melaporkan peristiwa itu ke Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara.
"Apa perlu KNKT? Di sana yang akan menentukan. Tapi kalau saya ditanya, belum perlu (KNKT). Sebab pesawat belum hidup mesin. Begitupun keputusan tetap di pusat, saya hanya beri laporan,” katanya. Ia menjelaskan, dari hasil investigasi mereka sementara, peristiwa Lion Air JT 303 dipicu APU yang bermasalah. "Saat APU di starter pilot, entah kenapa hidupnya tak normal. Ada bunyi yang tak normal, seperti meletup. Jadi pesawatnya belum hidup mesin masih didorong menuju tempat parkir di landasan," ujarnya.
Salah seorang penumpang, Siti Hawa Rangkuti,64, warga Jakarta, mengatakan, saat pesawat hendak terbang, terdengar dua kali bunyi suara dentuman. Kontan, seluruh penumpang takut dan panik, sehingga ada yang membuka pintu darurat secara paksa. Malah ada yang tidak sabar menunggu seluncuran evakuasi keluar, dengan langsung lompat kebawah.
“Heboh dan panik jadinya di dalam pesawat. Dorong-dorongan dan desak-desakan. Malah suara teriakan penumpang lainnya menggema di dalam pesawat. Aku bingung juga, sebenarnya aku mau lompat, tapi tetap sabar, makanya memilih meluncur dengan pintu darurat,” ujar Siti Hawa yang kebetulan duduk di dekat pintu darurat dengan nomor seat 34.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Cabang KNIA, dr Maruli, menuturkan, sedikitnya ada 13 penumpang yang mengalami luka ringan, sedangkan tiga penumpang terpaksa harus dirawat ke RS Grand Medistra, Lubukpakam. “Jadi ada 16 penumpang yang mendapat pertolongan. Yang luka ringan tadi sudah diberi perawatan, dan dari segi kesehatan penumpang sudah bisa berangkat lagi,” ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, mengatakan, belum mengetahui pasti kronologis kejadian. Namun, berdasarkan informasi dari anggotanya di Bandara Kualanamu, tidak ada bagian pesawat yang terbakar. Disinggung kompensasi kepada para penumpang, menurutdia, akan diberikan nanti setelah ada hasil investigasi.
“Belum tahu itu insiden atau bukan. Biaya pengobatan penumpang ditanggung Lion Air. penumpang minta diterbangkan dan akan diterbangkan pesawat Lion Air berikutnya. Kewajiban Lion Air tergantung hasil investigasi,” ucapnya.
M andi yusri/ Fakhrur rozi
Suara dentuman itu berasal dari mesin penyuplai tenaga listrik pesawat jenis Auxiliary Power Unit (APU) yang diduga mengalami korsleting (arus pendek). General Manager PT Angkasa Pura (AP) II KNIA, Jaya Tahoma Sirait, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, ketika pesawat sudah bersiap-siap terbang (take off) .
Seharusnya, pesawat yang mengangkut 206 penumpang itu berangkat pukul 11.50 WIB. Ketika itu, pesawat akan dijalankan menuju landasan pacu (runway ) untuk diterbangkan. Untuk mengambil posisi yang tepat, pilot berencana memundurkan pesawat (push back) sehingga dapat meluncur ke arah yang diinginkan.
Ketika mesin atau peralatan untuk memundurkan pesawat tersebut dinyalakan, terdengar suara semacam dentuman cukup keras dari bagian belakang pesawat. “Saat mengantre (mengambil posisi take off ) diketahui oleh pilot terdengar suara dentuman dari bagian belakang pesawat, sehingga terpaksa pesawat diberhentikan,” ujar Jaya Tahoma Sirait saat dikonfirmasi.
Mendengar suara dentuman tersebut, Pilot Amarsyah langsung meminta semua penumpang turun melalui pintu depan. Akibat kepanikan luar biasa, sejumlah penumpang nekat membuka paksa pintu darurat yang berada di bagian tengah pesawat tersebut secara manual. Tapi karena saling berebut keluar, ada tiga penumpang yang mengalami cedera parah akibat turunnya tidak mulus. Ketiga penumpang yang mengalami cedera, yakni Pamor Adi Prasetyo,20; Yana Sinuraya,43; dan Sentiana Sinaga, 73.
Pihak pengelola bandara langsung mengevakuasi ketiga penumpang yang cedera tersebut ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berada dalam area Bandara Kualanamu. Mereka kemudian dibawa ke RS Grand Medistra, Lubukpakam, untuk dirawat. “Kopilot M Ferliandi dan lima pramugari yang mendengarkan suara dentuman keras itu, segera menurunkan penumpang. Makanya ada yang menggunakan pintu darurat karena panik,” kata Jaya Tahoma.
Menurut dia, petugas Bandara Kualanamu telah menarik pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan mesin tersebut untuk keperluan investigasi. Investigasi akan dilakukan otoritas bandara bersama KNKT. Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Kualanamu, Nasir Usman mengatakan, akan melaporkan peristiwa itu ke Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara.
"Apa perlu KNKT? Di sana yang akan menentukan. Tapi kalau saya ditanya, belum perlu (KNKT). Sebab pesawat belum hidup mesin. Begitupun keputusan tetap di pusat, saya hanya beri laporan,” katanya. Ia menjelaskan, dari hasil investigasi mereka sementara, peristiwa Lion Air JT 303 dipicu APU yang bermasalah. "Saat APU di starter pilot, entah kenapa hidupnya tak normal. Ada bunyi yang tak normal, seperti meletup. Jadi pesawatnya belum hidup mesin masih didorong menuju tempat parkir di landasan," ujarnya.
Salah seorang penumpang, Siti Hawa Rangkuti,64, warga Jakarta, mengatakan, saat pesawat hendak terbang, terdengar dua kali bunyi suara dentuman. Kontan, seluruh penumpang takut dan panik, sehingga ada yang membuka pintu darurat secara paksa. Malah ada yang tidak sabar menunggu seluncuran evakuasi keluar, dengan langsung lompat kebawah.
“Heboh dan panik jadinya di dalam pesawat. Dorong-dorongan dan desak-desakan. Malah suara teriakan penumpang lainnya menggema di dalam pesawat. Aku bingung juga, sebenarnya aku mau lompat, tapi tetap sabar, makanya memilih meluncur dengan pintu darurat,” ujar Siti Hawa yang kebetulan duduk di dekat pintu darurat dengan nomor seat 34.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Cabang KNIA, dr Maruli, menuturkan, sedikitnya ada 13 penumpang yang mengalami luka ringan, sedangkan tiga penumpang terpaksa harus dirawat ke RS Grand Medistra, Lubukpakam. “Jadi ada 16 penumpang yang mendapat pertolongan. Yang luka ringan tadi sudah diberi perawatan, dan dari segi kesehatan penumpang sudah bisa berangkat lagi,” ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, mengatakan, belum mengetahui pasti kronologis kejadian. Namun, berdasarkan informasi dari anggotanya di Bandara Kualanamu, tidak ada bagian pesawat yang terbakar. Disinggung kompensasi kepada para penumpang, menurutdia, akan diberikan nanti setelah ada hasil investigasi.
“Belum tahu itu insiden atau bukan. Biaya pengobatan penumpang ditanggung Lion Air. penumpang minta diterbangkan dan akan diterbangkan pesawat Lion Air berikutnya. Kewajiban Lion Air tergantung hasil investigasi,” ucapnya.
M andi yusri/ Fakhrur rozi
(ftr)