Manuk Dadali Iringi Historical Walk

Sabtu, 25 April 2015 - 10:25 WIB
Manuk Dadali Iringi...
Manuk Dadali Iringi Historical Walk
A A A
BANDUNG - “Manuk Dadali, manuk panggagahna Perlambang sakti Indonesia Jaya. Manuk Dadali pangkakoncarana. Resep ngahiji rukun saka beh na”.

Demikian penggalan bait lagu Manuk Dadali yang di bawakan oleh kelompok paduan suara orkestra TNI AD yang di pimpin dirigen Kapten Anton itu membuat suasana pagi itu lebih ber semangat. Manuk Dadali menjadi lagu pengiring acara historical walk (napak tilas) KAA yang dimulai pada pukul 09.30 WIB. Pemilihan lagu karya Sambas Mangundikarta untuk mengiringi prosesi bersejarah tersebut, sangatlah tepat.

Manuk Dadali -sebutan warga Jawa Barat untuk burung garuda yang berkarakter kuat- menggambarkan semangat dan keperkasaan untuk bisa terbang tinggi mengejar cita-cita setinggi langit untuk kesejahteraan masyarakat. Semangat inilah, salah satu, yang ingin dibangun masyarakat Asia-Afrika melalui napak tilas, mengenang hal sama yang dilakukan oleh para pendahulu, seperti Presiden Soekarno, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Naser, dan para pemimpin lainnya pada KAA 1955 atau 60 tahun yang lalu.

Kala itu, para kepala negara dan delegasi berjalan berdampingan dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Mer deka yang berjarak sekitar 50 meter. Pada 1955, delegasi yang ber asal dari 29 negara peserta konferensi berkumpul di Kota Kembang, untuk membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi di tengah-tengah berbagai masalah yang muncul di berbagai belahan dunia.

Momen itulah yang kemudian disebut-sebut sebagai tonggak kebangkitan bangsa-bangsa di dua benua itu. Pantauan KORAN SINDO, puluhan personel TNI yang mengenakan seragam putih mengawali kegiatan tersebut (historical walk). Kemudian, di susul dengan grup drum band dan rombongan yang mengenakan pakaian adat. Di belakangnya, berjalan gemulai 50 mojang geulis Kota Bandung.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, PM Malaysia Na jib Razak, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Myanmar Thein Sein, dan puluhan pemimpin Asia Afrika lainnya, termasuk negara termuda di Asia Afrika, Timor Leste. Mereka menunjukkan keakbrakan dengan berjalan beriringan dari depan Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika Kota Bandung yang berjarak sekitar 50 meter.

Di Gedung Merdeka itulah lahir Dasasila Bandung yang mengejawantahkan sikap bangsa-bangsa Asia-Afrika. Jokowi yang mengenakan jas hitam memberikan senyuman dan lambaian tangan. Semen tara Iriana Widodo berjalan di samping kiri Jokowi, terlihat cantik dengan balutan kebaya merah marun dipadu kain batik cokelat.

Di sebelah kanan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut Presiden Tiongkong Xi Jinping dan istrinya Peng Liyuan yang mengenakan gaun hijau toska. Selain mereka, turut pula keluarga mendiang Ali Sastroamidjojo, para menteri kabinet kerja, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Nampak keakraban dan persaudaraan dari raut wajah sejumlah pemimpin negara-negara di kawasan Asia Afrika.

Namun sayang, tidak semua kepala negara atau kepala pemerintah bisa mengikuti napak tilas. Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemen terian Luar Negeri Esty Andayani mengungkapkan sepuluh pemimpin Asia-Afrika yang tidak hadir di Bandung. Mereka adalah yaitu Raja Jordania, Perdana Menteri Jepang, Perdana Menteri Singapura, Perdana Menteri Thailand, Sultan Brunei Darussalam, Perdana Menteri Bangladesh, Perdana Menteri Mesir, Presiden Iran, Wakil Presiden Seychelles, dan Perdana Menteri Palestina.

Setelah sampai di Gedung Merdeka, para pemimpin dan delegasi negara-negara Asia- Afrika menyaksikan video Perjalanan Sejarah Konferensi Asia-Afrika sejak 1955 hingga 2015 (Journey of the Asia- Africa Conference 1955-2015). Video tersebut menampilkan sejarah perjalanan KAA dan per kembangan kemitraan negara-negara Asia dan Afrika. Sebelumnya mereka sempat melakukan sesi foto dan minute of silence (mengheningkan cipta), serta mendengarkan pembacaan naskah Dasasila Bandung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Peringatan KAA kemarin juga diwarnai dengan upacara penandatanganan simbolik Bandung Message oleh Presiden Joko Widodo sebagai tuan rumah KAA, Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai perwakilan negara Asia, dan Raja Swaziland Mswati II sebagai perwakilan negara Afrika. Sebagai salah satu dokumen utama yang diusung Indonesia dalam peringatan 60 tahun KAA, Bandung Message merupakan pesan visioner hasil rumusan dari negara-negara Asia Afrika.

Pesan itu mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata dan revitalisasi penguatan kemitraan Asia-Afrika dalam hal solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial budaya sebagai tiga pilar utama. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pemilihan Tiongkok dan Swaziland sebagai dua negara yang ikut menandatangani Bandung Message di dasari beberapa pertimbangan untuk mewakili Asia dan Afrika.

Tiong kok menjadi wakil Asia karena merupakan negara besar dan telah tumbuh menjadi negara maju. Selain Bandung Message, KAA ke-60 juga akan mendeklarasikan dokumen Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) yang berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Bandung Message.

Dokumen ketiga adalah Deklarasi Palestina yang berisi delapan poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa salut atas perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel. Presiden Jokowi menegaskan, visi dan cita-cita para pendiri KAA sangat jauh ke depan sehingga melebihi pemikiran umum di masa itu.

“Dahulu di ruangan ini hadir para pendahulu kita yang menginspirasi dunia,” kata Presiden. Jokowi juga mengatakan, bahwa semua negara pencetus KAA adalah sebuah perwujudan dari cita-cita. “India adalah cita-cita, Pakistan adalah citacita, Srilanka adalah cita-cita, Myanmar cita-cita, Indonesia adalah sebuah cita-cita tentang kehidupan merdeka adil dan sejahtera cita-cita lahirnya semangat Bandung dari kota ini mereka menggelorakan semangat kemerdekaan dan keadilan bagi bangsa Asia Afrika itu sikap luhur pendahulu kita cita-cita mereka lebih besar dari zamannya,” ujar Presiden.

Perwakilan Afrika, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengatakan, kerja sama Asia dan Afrika harus terus ditingkatkan dan saat ini merupakan waktu yang tepat. Dia pun mengingatkan tantangan yang dihadapi saat ini berbeda, namun tidak boleh menurunkan semangat kerja sama agar semua negara di Asia dan Afrika bisa sejahtera dan maju.

Sementara dari Asia, sambutan diberikan oleh Presiden Myanmar Thein Sein, perwakilan Arab disampaikan pidato oleh Menlu Mesir Ibrahim Mahla, dan Wakil Presiden Venezuela mewakili negara-negara Amerika Selatan.

Hari Ini Karnaval Asia Afrika

Setelah menggelar acara pun cak peringatan ke-60 KAA di Gedung Merdeka kemarin, Pemkot Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dis budpar) Kota Bandung akan menggelar acara karnaval de ngan tema kebudayaan negara-negara di Asia dan Afrika bertajuk Asian African Parade, hari ini.

Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan Asian African Carnival (Karnaval Asia Afrika) yang telah dimulai sejak 21 April lalu. Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Kota Bandung Ken ny Dewi Kaniasari mengatakan, dalam acara karnaval kali ini akan menampilkan parade musik dan kostum dari sejumlah negara di Asia dan Afrika. Acara ini rencananya akan di ikuti sekitar 1.000 orang peserta dari 50 negara dan 20 daerah di Indonesia yang diundang.

“Jadi akan ditampilkan parade kostum sesuai budaya masing-masing negara di sepanjang Jalan Asia Afrika,” kata Kenny kepada KORAN SINDO, kemarin. Dia menuturkan, acara akan diawali dengan helaran budaya dan komunitas yang digagas oleh pengelola Museum KAA. Kegiatan itu akan berlangsung dari pukul 08.00-12.00 WIB. Setelah itu acara dilanjutkan dengan gelaran Asian African Parade akan dimulai pukul 13.00 WIB. Rute yang akan dilalui oleh peserta karnaval dari sepanjang Jalan Asia Afrika.

Selanjutnya bergerak ke Jalan Cikapundung Barat-Naripan-Braga, dan kembali ke Asia Afrika. “Negara yang telah mengonfirmasi akan ikut dalam acara karnaval adalah India, Afganistan, Iran, Myanmar, Sri Lanka, Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang,” ujar dia.

Kenny mengungkapkan, acara tak hanya berhenti disitu, setelah itu acara akan dilan jutkan dengan pertunjukan video mapping di Gedung Merdeka. Rencananya acara akan dimulai pukul 19.00 WIB. Pada keesokan harinya (Minggu 26/4) akan digelar karnaval serupa bertajuk Festival of Nations di sepanjang areacar free day (CFD) Dago.

“Di hari yang sama pada malam harinya, acara akan ditutup dengan pesta kembang api (farewel party) bagi seluruh delegasi peserta Asian African Carnival,” tutur Kenny.

Mochamad solehudin/ Dian rosadi/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0855 seconds (0.1#10.140)