KRI Oswald Siahaan 354 Singgah di Pangandaran
A
A
A
PANGANDARAN - Kapal perang berbobot 2.835 GT KRI Oswald Siahaan buatan Belanda dengan dilengkapi senjata berat modern bersama lima kapal KRI lainnya, selama pengamanan Konferensi Asia Afrika (KAA) berada di perairan Pangandaran.
Komandan KRI Oswald Siahaan Letkol Laut Agam Andarasmoro mengatakan, selama pelaksanaan KAA yang digelar di Bandung perairan wilayah Sukabumi dan Pangandaran dijaga ketat. “KRI Oswald Siahaan ini merupakan kapal komando ka wasan armada timur untuk menjalan kan tugas,” kata Agam.
Masih dikatakan Agam, pihaknya berada di bawah komando komandan gugus tempur laut armada barat dalam rangka pengamanan selama pelaksanaan KAA di Bandung, yang sudah dilaksanakan sejak 21 hingga 25 April 2015. “Kami siapkan enam armada KRI, satu pesawat cassa, satu helikopter bell, dan satu helikopter bolcoTNI AL yang dikerahkan untuk mengamankan wilayah laut selama KAA berlangsung hingga para delegasi pulang ke negaranya masingmasing,” tambahnya.
Agam menjelaskan, saat ini ada enam armada laut yang di libat kan untuk pengamanan di wilayah Laut Jawa (utara) dan Laut Hindia (selatan), termasuk perairan Pangandaran masuk dalam penjagaan. “KRI Oswald Siahaan memiliki kru 150 personel yang terdiri dari perwira, bintara, dan tantama. Namun dalam pengamanan KAA, kami hanya 119 personel saja, yang terdiri dari kru kapal, helikopter, dan pasukan katak,” jelasnya.
Kapal ini adalah salah satu dari enam kapal yang dimiliki TNI AL merupakan kapal perang tipe frigate berpeluru kendali yang termasuk ke dalam jenis kapal perusak kawal rudal (PKR) atau FFGH. “KRI Oswald Siahaan ini bernomor lambung 354 dengan panjang 113,42 meter, lebar, 12,506 meter, berat maksimal 2.835 ton, dengan kecepatan 23 knots yang dilengkapi senjata empat peluncur rudal yakhonta antikapal permukaan jarak maksimal 320 km, empat peluncur rudal antipesawat udara mistral dengan kecepatan 2,4 mach,” tambah Agam.
Agam menambahkan, selain itu juga kapal ini dilengkapi meriam utama otomelara 76 mm jarak tembak 16,3 Km, 8 roket chaff antirudal peluncur kiri kanan, bom laut antikapal selam B-1 kaliber 430 mm. Lengkap dengan sensor dan kendali radar udara early warning LW-03, radar surveilance udara dan permukaan, radar navigasi JRC, sonar CWE-610, sonar PDE-700, IFF, optronic director LIOD MK 1.
Syamsul ma’arif
Komandan KRI Oswald Siahaan Letkol Laut Agam Andarasmoro mengatakan, selama pelaksanaan KAA yang digelar di Bandung perairan wilayah Sukabumi dan Pangandaran dijaga ketat. “KRI Oswald Siahaan ini merupakan kapal komando ka wasan armada timur untuk menjalan kan tugas,” kata Agam.
Masih dikatakan Agam, pihaknya berada di bawah komando komandan gugus tempur laut armada barat dalam rangka pengamanan selama pelaksanaan KAA di Bandung, yang sudah dilaksanakan sejak 21 hingga 25 April 2015. “Kami siapkan enam armada KRI, satu pesawat cassa, satu helikopter bell, dan satu helikopter bolcoTNI AL yang dikerahkan untuk mengamankan wilayah laut selama KAA berlangsung hingga para delegasi pulang ke negaranya masingmasing,” tambahnya.
Agam menjelaskan, saat ini ada enam armada laut yang di libat kan untuk pengamanan di wilayah Laut Jawa (utara) dan Laut Hindia (selatan), termasuk perairan Pangandaran masuk dalam penjagaan. “KRI Oswald Siahaan memiliki kru 150 personel yang terdiri dari perwira, bintara, dan tantama. Namun dalam pengamanan KAA, kami hanya 119 personel saja, yang terdiri dari kru kapal, helikopter, dan pasukan katak,” jelasnya.
Kapal ini adalah salah satu dari enam kapal yang dimiliki TNI AL merupakan kapal perang tipe frigate berpeluru kendali yang termasuk ke dalam jenis kapal perusak kawal rudal (PKR) atau FFGH. “KRI Oswald Siahaan ini bernomor lambung 354 dengan panjang 113,42 meter, lebar, 12,506 meter, berat maksimal 2.835 ton, dengan kecepatan 23 knots yang dilengkapi senjata empat peluncur rudal yakhonta antikapal permukaan jarak maksimal 320 km, empat peluncur rudal antipesawat udara mistral dengan kecepatan 2,4 mach,” tambah Agam.
Agam menambahkan, selain itu juga kapal ini dilengkapi meriam utama otomelara 76 mm jarak tembak 16,3 Km, 8 roket chaff antirudal peluncur kiri kanan, bom laut antikapal selam B-1 kaliber 430 mm. Lengkap dengan sensor dan kendali radar udara early warning LW-03, radar surveilance udara dan permukaan, radar navigasi JRC, sonar CWE-610, sonar PDE-700, IFF, optronic director LIOD MK 1.
Syamsul ma’arif
(ftr)