Bayar Sewa Rumah, Gatot Nekat Rampok Tetangga

Jum'at, 24 April 2015 - 21:59 WIB
Bayar Sewa Rumah, Gatot Nekat Rampok Tetangga
Bayar Sewa Rumah, Gatot Nekat Rampok Tetangga
A A A
BLITAR - Aksi perampokan yang dilancarkan Sidang Gatot Subagyo (37) di Kompleks Perumahan Griya Kalimantan Regency (GKR), Kelurahan/Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, tergolong nekat.

Dengan membawa sebilah parang, dia menerobos masuk ke Ismiarsi (55) yang tidak lain tetangga rumahnya sendiri. Parang itu lalu ditempelkan ke leher korban. Setelah korban menyerah, dia mengikat kedua tangan korbannya.

Korban yang telah terikat lalu ditelungkupkan ke atas lantai ruang keluarga. Korban yang mulutnya tidak ditutup pun akhirnya teriak. Namun, pelaku tidak peduli. Dia terus mengobrak abrik rumah, mencari emas di laci kamar.

"Saya butuh uang untuk membayar sewa rumah," katanya, di hadapan polisi, tiga jam setelah kejadian, Jumat (24/4/2015).

Saat kejadian, sekitar pukul 08.00 WIB, korban sedang sendiri di rumah. Suaminya Shodiq (55) sudah berangkat kerja. Gatot menerobos masuk ke rumah korban saat yang bersangkutan sedang mencuci piring di dapur.

Dalam aksinya, Gatot berhasil menggondol perhiasan dua kalung emas, dua liontin, lima cincin, lima gelang, dan sepasang anting. Dia berencana menggunakan hasil kejahatannya untuk membayar sewa rumah yang jatuh tempo dua bulan lagi.

"Sewanya setahun Rp4,5 juta. Dan saya belum memiliki uang untuk itu," terangnya.

Sudah hampir setahun Gatot menyewa rumah milik Muyoto. Dia tinggal bersama istri dan dua anaknya yang masih belia. Gatot bekerja sebagai juru parkir di Kota Blitar. Sedangkan istrinya bekerja sebagai administrasi salah satu hotel.

Saat melancarkan aksinya, dia menutup muka dengan selembar sapu tangan. Gatot juga mengenakan helm full face. Karenanya, Ismiarsi yang terluka pada jari tangan akibat tersayat parang, tidak mengenalinya.

Begitu juga dengan Slamet (50), Ketua RT 02 RW 17 yang tergopoh gopoh datang ke lokasi karena mendengar jeritan suara korban. Slamet yang menjadi saksi utama sempat melihat pelaku keluar rumah menenteng parang yang ternoda darah.

"Saya takut, karena melihat pelaku membawa parang. Karenanya melihat dari depan rumah Bu Ismi (korban), "tuturnya.

Slamet tahu bila pelaku masuk ke dalam rumah yang dihuni Gatot. Namun dia tidak menyangka bila yang bersangkutan adalah pelakunya.

"Sebab saat kita datangi rame-rame dengan warga, yang bersangkutan mengaku sedang mandi dan mendengar ada suara berisik di dalam rumahnya," papar Slamet.

Situasi di lokasi pun gaduh. Ratusan warga berdatangan. Rumah yang diduga menjadi persembunyian pelaku langsung dikepung. Termasuk lingkungan perumahan di belakangnya. Sebab dikhawatirkan pelaku kabur dengan jalan memanjat tembok pembatas.

Dua jam lebih warga bersama aparat kepolisian melakukan perburuan. Dengan senjata laras panjang, sejumlah aparat berteriak teriak agar pelaku segera menyerahkan diri. Beberapa di antaranya bahkan sempat naik ke genting rumah.

Yang menarik, Gatot sempat keluar rumah dan berpura pura ikut mengejar pelaku. Dia juga membuat testimoni sempat melihat dua orang pengendara motor yang kabur. Namun, sandiwaranya terbongkar.

Untuk menghindari amukan massa, petugas membawa pelaku ke mapolres dengan sembunyi-sembunyi. Menurut keterangan Kapolres Kota Blitar AKBP Yossi Rauntuhaku, semua bukti kejahatan pelaku disembunyikan di dalam selokan belakang rumahnya.

Sementara parang yang dia gunakan diletakkan di dapur. "Dari hasil penyelidikan sementara motifnya adalah ekonomi," jelasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5105 seconds (0.1#10.140)